Kondisi Sungai dan Estuari Tanjungpinang

di tengah sekitar 15 cm. Untuk kecepatan angin 7,4 mdetik tinggi gelombang di dekat pantai 54 cm sedang di tengah teluk 76 cm. Pergerakan air dalam bentuk gelombang dan arus, merupakan faktor yang penting sebab gelombang dan arus memegang peranan penting dalam mempengaruhi transport senyawa nitrogen anorganit terlarut, menghindari adanya fluktuasi temperatur, pH, salinitas, oksigen terlarut dan lain-lain.

4.5.4 Kecepatan Arus

Arus yang terjadi di perairan pesisir Tanjungpinang umumnya merupakan arus permukaan yang pergerakan massa air secara horisontal di permukaan akibat tiupan angin dan arus pasang surut yaitu bergeraknya massa air secara horizontal akibat gerak vertikal permukaan air laut karena proses pasang surut sebagai hasil interaksinya dengan batas-batas perairan pantai, tebing dan dasar laut. Arus laut erat kaitannya dengan sirkulasi massa air disuatu kawasan perairan. Pengetahuan tentang sirkulasi massa air di perairan yang diamati sangat berguna dalam perkiraaan arah, lama dan sebaran dari materi yang terbawa oleh massa air tersebut. Arus di suatu perairan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti angin, pasang surut, gradien tekanan. Besarnya kontribusi masing-masing faktor terhadap kekuatan dan arah arus yang ditimbulkannya tergantung pada tipe perairan pantai atau laut lepas dan keadaan geografisnya. Arus pasang surut tide induced current di perairan pesisir Tanjungpinang terjadi sesuai dengan tipe pasang surutnya yaitu arus menuju laut pada saat pasang dan arus menjauhi pantai pada saat air laut surut. Kecepatan arus pasang surut ini akan mencapai maksimum pada saat permukaan laut berada pada posisi duduk tengah mean sea level dan semakin melemah pada waktu mendekati pasang tertinggi maupun surut terendah. Kecepatan arus saat surut menuju pasang umumnya lebih kecil daripada kecepatan arus pasang menuju surut. Kecepatan arus di perairan pesisir Kota Tanjungpinang dapat di lihat pada Gambar 19. 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 1 2 3 4 5 6 Sungai Pesisir Gambar 19. Kecepatan arus rata-rata di perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang pengukuran pada saat surut n = 32 ; Bar = Standar Deviasi Gambar 19. Memperlihatkan bahwa kecepatan arus di perairan pesisir lebih tinggi dibandingkan kecepatan arus di perairan sungai. Kecepatan arus disekitar perairan pesisir umumnya berkisar antara 0,16 - 0,27 mdt, sedangkan di perairan sungai rata-rata kecepatan arus berkisar antara 0,06 - 0,18 mdt. Pengaruh parameter kecepatan arus terhadap penyebaran senyawa nitrogen anorganik terlarut yang berkaitan dengan proses pertukaran dan pengangkutan unsur hara lain, pertukaran oksigen, transport TSS atau sedimen dan pengrusakan struktur komunitas perairan.

4.5.5 Kedalaman Perairan

Kedalaman atau bathrimeti perairan memberikan gambaran tentang topografi dari dasar laut yang ditentukan oleh perubahan kedalaman laut. Pengetahuan tentang batrimetri sangat diperlukan untuk mengelola ekosistem perairan pantai dan laut karena proses fisik, kimiawi dan biologi yang terjadi di dalamnya yang dipengaruhi oleh kedalaman perairan. Garis-garis kontur kedalaman atau model batimetri perairan Tanjungpinnag diperoleh dengan menginterpolasikan titik-titik kedalaman yang tersebar pada lokasi dengan teknik triangulasi menggunakan interpolasi linear berdasarkan Peta Lingkungan Laut Nasional, Bakosurtanal 1992. Kedalaman maksimum perairan Tanjungpinang menurut Peta Lingkungan Laut Nasional mencapai 24 m. Secara umum, kondisi batimetri perairan laut di wilayah Kota Tanjungpinang relatif landai dan dangkal. Menurut Wibisono 2005 relief dasar laut mempengaruhi kedalaman suatu perairan. Model batimetri perairan Tanjungpinang tidak memiliki pola keteraturan kedalaman dengan bentuk dasar perairan mempunyai banyak cekungan berlubang yang berpotensi sebagai jerapan atau bertumpuknya limbah organik. Hal ini disebabkan karena di wilayah perairan Tanjungpinang terdapat banyak pulau-pulau kecil. Secara spasial model batimetri perairan Tanjungpinang disajikan pada Gambar 20. a b Gambar 20. a Topografi dasar perairan pesisir wilayah Tanjungpinang b Topografi dasar perairan bagian dalam Teluk Tanjungpinang

4.6 Kondisi Sosial Masyarakat

4.6.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Menurut data BPS Kota Tanjungpinang tahun 2012 tercatat jumlah penduduk Kota Tanjungpinang pada tahun 2011 sebesar 230.380 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan 4,39 persen. Berdasarkan Sub DAS yang terdapat di wilayah Kota Tanjungpinang jumlah penduduk terbesar di temukan di Daerah Aliran Sungai Tanjung unggat adalah sebesar 61.493 jiwa dan terkecil ditemukan di kawasan daerah aliran sungai Dompak yaitu sebesar 12.760 jiwa. Lebih lanjut jumlah penduduk Kota Tanjungpinang berdasarkan daerah aliran sungai dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Jumlah Penduduk Tanjungpinang berdasarkan Daerah Aliran Sungai No. Daerah Aliran Sungai DAS Jumlah Penduduk jiwa 1. Daerah Aliran Sungai Ular 23.635 2. Daerah Aliran Sungai Ladi 32.580 3. Daerah Aliran Sungai Carang 48.872 4. Daerah Aliran sungai Tanjung unggat 61.493 5. Daerah Aliran Sungai Jang 51.040 6. Daerah Aliran Sungai Dompak 12.760 Jumlah Penduduk 230.380 Sumber : diolah dari Data BPS Kota Tanjungpinang, Tahun 2012 Menurut distribusi atau penyebaran penduduk pada masing-daerah aliran sungai yang terdapat di wilayah Kota Tanjungpinang, pemusatan penduduk pada daerah aliran sungai Tanjung unggat terlihat sangat padat yaitu sebesar 27. Kepadatan penduduk terpadat ke dua berada di daerah aliran sungai Jang yaitu sebesar 22, penduduk terpadat ke tiga terdapat di daerah aliran sungai Carang dengan persentase sebesar 21. Selanjutnya diikuti oleh daerah aliran sungai Ladi dan Sungai Ular dengan persentase masing-masing sebesar 14 dan 10. Sedangkan persentasekepadatan penduudk terendah ditemukan pada daerah aliran sungai Dompak yaitu hanya sebesar 6. Lebih lanjut persentase nilai kepadatan penduduk wilayah Kota Tanjungpinang menurut daerah aliran sungai dapat di lihat pada Gambar 21.