4.6.4.2 Peternakan
Peternakan yang terdapat di Kota Tanjungpinang terdiri dari ternak besar dan ternak unggas. Ternak besar yang ada meliputi ternak sapi, kerbau, kambing
dan sapi. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan populasi ternak besar dibandingkan dengan tahun 2010, kecuali untuk ternak kerbau. Pada tahun 2010 populasi ternak
besar yang dipelihara terdiri dari 106 ekor sapi, 3 ekor kerbau,180 ekor kambing, dan 167 ekor babi, meningkat menjadi 152 ekor sapi, 302 ekor kambing dan 600
ekor babi pada tahun 2011. Populasi ternak unggas di Kota Tanjungpinang tahun 2011 mengalami
peningkatan dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010 populasi ternak unggas di Kota Tanjungpinang terdiri dari 17.700 ekor ayam ras pedaging, 44.536 ekor
ayam ras petelur, 4.625 ekor ayam kampong dan 599 ekor itik, meningkat menjadi 24.000 ekor ayam ras pedaging, 59.500 ekor ayam ras petelur, 38.041 ekor ayam
kampong, dan 873 ekor itik.
4.6.4.3 Perikanan
Sub sektor perikanan yang paling dominan di wilayah Kota Tanjungpinang adalah sub sektor perikanan tangkap di perairan laut dan sangat prospektif untuk
dikembangkan bagi karakteristik wilayah kepulauan. Produksi hasil tangkapan perikanan laut tahun 2011 berjumlah sebanyak 3.514,470 ton, mengalami
peningkatan dibandingkan dengan jumlah hasil tangkapan tahun 2010 yaitu 2.184,601 ton, yang diikuti juga dengan peningkatan nilai produksinya.
4.6.4.4 Perindustrian
Jenis industri yang terdapat di Kota Tanjungpinang adalah industri rumah tangga, kecil dan menengah. Industri Rumah tangga merupakan komoditas utama
yang cukup potensial dan memiliki pasar yang baik di Kota Tanjungpinang. Adapun produksi hasil industri kecil dan rumah tangga yang potensial dan sudah
banyak dipasarkan baik lokal maupun antar daerah, adalah pembuatan makanan yang berasal dari ikan dan hasil kerajinan laut. Sedangkan industri menengah
yang sudah berkembang dan mendapat pasar adalah industri konveksi dan industri pengolahan hasil perikanan. Dari hasil pendataan oleh BPS tahun 2011 terdapat
47 perusahaan industri kecil dan sedang di Kota Tanjungpinang yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.290 orang. Tidak ada penambahan jumlah
industri dibandingkan dengan tahun 2010.
4.6.4.5 Perdagangan
Kegiatan perdagangan di Kota Tanjungpinang meliputi perdagangan lokal, perdagangan antar pulau dan ekspor. Kegiatan perdagangan lokal terlihat pada
aktivitas yang terjadi pada pusat-pusat perdagangan di Kota Tanjungpinang. Perkembangan kegiatan perdagangan di Kota Tanjungpinang yang cukup pesat,
disamping dipengaruhi oleh fungsi kotanya yang juga berstatus sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Riau, juga lokasinya yang berdekatan dengan Kota Batam.
Untuk mendukung kegiatan perdagangan ini, di Kota Tanjungpinang saat ini terdapat 5 pasar yang tersebar di setiap kecamatan, serta fasilitas perdagangan
lainnya, seperti mini market, money changer, dan lain-lain. Perdagangan luar negeri juga menunjukkan perkembangan yang cukup
pesat, hal ini ditandai dengan besarnya volume eksport barang. Berdasarkan hasil pengolahan BPS, volume ekspor di Kota Tanjungpinang pada tahun 2011 sebesar
5.373.742.718 ton. Dibandingkan dengan volume impor 15.527.716 ton maka masih terdapat surplus ekspor sebesar 5.358.485.002 ton.
4.6.4.6 Pariwisata
Kota Tanjungpinang merupakan wilayah yang dikelililingi oleh lautan, sehingga sektor pawisata yang potensial dikembangkan adalah wisata bahari. Pada
saat ini objek wisata yang ada di Kota Tanjungpinang, diantaranya merupakan
wisata sejarah dan agama, hal ini dikarenakan Kota Tanjungpinang menurut sejarah dulunya merupakan pusat Kerajaan Riau Lingga. Peninggalan sejarah ini
bisa dilihat di Kelurahan Penyengat Kecamatan Tanjungpinang Kota. Pada tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Tanjungpinang yang datang melalui Pelabuhan Tanjungpinang berjumlah sebanyak 114.320 wisatawan. Dilihat dari komposisi wisatawan yang berkunjung
ke Tanjungpinang berdasarkan kewarganegaraan terbanyak berasal dari Singapura yang mencapai 73,67 atau sekitar 84.202 wisatawan. Malaysia berada di posisi
kedua yang mencapai 14,33 atau sekitar 15.941 wisatawan. Sarana penunjang pariwisata yang terdapat di Kota Tanjungpinang terdiri
dari hotel, penginapan dan money changer. Pada tahun 2011 jumlah sarana penunjang pariwisata adalah 48 unit hotel, 13 unit diantaranya adalah hotel
berbintang dan sisanya merupakan hotel melati.