Analisis Kerapatan dan Luas Ekosistem Mangrove Analisis penyerapan Nitrogen oleh Ekosistem Mangrove

Dalam analisis kebutuhan dilakukan inventarisasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam sistem. Inventarisasi ini dilakukan dengan wawancara secara terbatas. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, maka dihasilkan analisis kebutuhan pelaku stakeholders yang terlibat seperti disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Analisis kebutuhan stakeholders dalam pengelolaan beban nitrogen dan ekosistem mangrove di perairan pesisir Tanjungpinang No. Stakeholders Kebutuhan 1. Masyarakat Lokal 1.1 kebersihan dan kelestarian perairan terjaga 1.2 Penyediaan lapangan kerja 1.3 Pendapatan meningkat 1.4 Keberadaan hutan mangrove dipertahankan 1.5 Hasil tangkapan masyarakat tidak menurun 2. Pemerintah 2.1 Peningkatan PAD 2.2 Penyediaan lapangan kerja 2.3 Kebersihan dan kelestarian perairan terjaga 2.4 Peningkatan perekonomian masyarakat 2.5 Kualitas perairan pesisir terpelihara 3. Akademisi 3.1 Biodiversity perairan pesisir tetap terjaga 3.2 Fungsi ekologis ekosistem mangrove terjaga 4. LSM 4.1 Kelestarian dan kebersihan perairan terjamin 4.2 Keberadaan ekosistem mangrove terpelihara 4.3 Pendapatan masyarakat meningkat

3.5.8.2 Formulasi Permasalahan Sistem

Formulasi masalah dilakukan atas dasar penentuan informasi yang akan dilakukan melalui identifikasi sistem yang dilakuakan secara bertahap Eriyatno, 1999. Menurut Hartrisari 2007 formulasi masalah merupakan identifikasi dari kebutuhan stakeholders yang kontradiktif, yang dapat menyebabkan konflik pada pencapaian tujuan. Rumusan permasalahan dapat diartikan sebagai gugus kriteria kelakuan sistem untuk selanjutnya dievaluasi. Permasalahan sistem pada dasarnya adalah terdapatnya gap antara kebutuhan pelaku dengan kondisi yang ada reel. Pada kondisi nyata di lapangan, permasalahan sistem ditunjukan oleh adanya isu yang berkembang sehubungan dengan terjadinya pencemaran di perairan danau. Formulasi sistem di sini adalah merupakan aktivitas merumuskan permasalahan dalam pengendalian pencemaran di perairan danau yang berkaitan dengan adanya perbedaan antara kebutuhan pelaku dengan kondisi yang ada. Berdasarkan pada analisis kebutuhan para pelaku stakeholder yang terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir dan kondisi yang dijumpai pada perairan pesisir saat ini, maka permasalahan pengelolaan perairan pesisir pulau-pulau kecil dalam persfektif pengendalian pencemaran limbah nitrogen anorganik di perairan pesisir dapat diformulasikan sebagai berikut: 1. Tidak diperhatikannya limbah dari aktivitas masyarakat urban di daratan ditunjukkan dengan tidak adanya pemahaman mengenai dampak dari limbah domestuk perkotaan terhadap peningkatan beban limbah di perairan pesisir, dalam hal ini beban limbah nitrogen anorganik. 2. Tidak tersedianya sistem pengolahan limbah penduduk, menyebabkan buangan limbah dari permukiman penduduk langsung dibuang ke lingkungan perairan sungai, dan selanjutnya akan bermuara ke perairan pesisir, sehingga kualitas perairan pesisir menjadi turun. 3. Tidak diperhatikannya pemanfaatan tata guna lahan di kawasan pesisir yaitu banyaknya pengembangan permukiman, hotel, restoran, dan home stay yang tercermin dari tingginya pembukaan konversi lahan mangrove. 4. Tidak diperhatikannya persepsi masyarakat yang bermukim di sekitar perairan pesisir dalam upaya pengendalian masukan limbah domestik yang terjadi di perairan pesisir.