Kontribusi yang paling penting dari hutan mangrove dalam kaitannya dengan ekosistem pantai adalah serasah daunnya. Diperkirakan hutan mangrove
mampu menghasilkan bahan organik dari serasah daun sebanyak 7-8 tonhatahun. Tingginya produktivitas ini disebabkan karena hanya 7 dari dedaunan yang
dihasilkan dikonsumsi langsung oleh hewan di dalamnya, sedangkan sisanya oleh makroorganisme terutama kepiting dan organisme pengurai diubah sebagai
detritus atau bahan organik mati dan memasuki sistem energi.
2.5 Beban Pencemar dan Kapasitas Asimilasi Perairan
Kapasitas asimilasi adalah kemampuan air atau sumber air dalam menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Sementara itu konsentrasi dari partikel polutan yang masuk ke perairan akan melalui tiga macam fenomena, yaitu
pengenceran dilution, penyebaran dispersi dan reaksi penguraian decay of reaction
Quano 1993. Pengenceran terjadi pada arah vertikal ketika air limbah sampai di permukaan air. Peristiwa penguraian merupakan pengenceran pada air
ketika limbah tercampur karena gelombang.
Kapasitas asimilasi perairan adalah kemampuan perairan dalam memulihkan diri akibat masuknya limbah tanpa menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya Quano 1993. Kemampuan asimilasi sangat dipengaruhi oleh adanya proses pengenceran
maupun perombakan bahan pencemar yang masuk ke perairan. Metode untuk melihat kapasitas asimilasi dapat dilakukan dengan ada
beberapa metode yang biasa digunakan untuk menentukan nilai kapasitas asimilasi di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Metode Pendekatan Hubungan Antara Kualitas Air dan Beban Limbahnya Dengan metode ini, nilai kapasitas asimilasi ditentukan dengan cara
memplotkan nilai-nilai kualitas air suatu perairan pada kurun waktu tertentu
dengan beban limbah yang dikandungnya ke dalam suatu grafik, yang selanjutnya direferensikan dengan nilai baku mutu air yang diperuntukkan
bagi biota dan budidaya berdasarkan Kep.Men KLH No. 51 tahun 2004, dari titik potong yang diperoleh melalui grafik ini kemudian diketahui waktu
tahun terjadinya dan selanjutnya dilihat nilai beban limbahnya. Nilai beban limbah inilah yang dimaksud dengan nilai kapasitas asimilasi Dahuri 2004.
Metode ini memiliki kelemahan karena tidak memperhatikan berbagai dinamika diperairan tersebut yang sangat mempengaruhi kapasitas asimilasi
suatu perairan. Perhitungan kapasitas asimilasi spesifik untuk setiap lokasi, evaluasi kapasitas asimilasi memerlukan model matematika yang sesuai
untuk mendeterminasi konsentrasi parameter kunci yang merupakan hasil dari tingkat beban limbah.
b. Metode penghitungan Nilai pengurangan Limbah awal, Dispersi dan Penguraian.
Metode ini dapat ditentukan nilai kapasitas asimilasi melalui penggabungan nilai pengurangan limbah awal, nilai dispersi limbah dan nilai pengurangan
limbah. Limbah awal dapat ditentukan dengan beberapa faktor antara lain: kecepatan percampuran antara limbah dan air, kedalaman air limbah yang
mengalir di badan air, lebar penyebaran limbah, dan debit air limbah. Untuk dispersi limbah nilainya ditentukan dari faktor jarak sepanjang garis
aliran limbah, kecepatan percampuran dan lebar dari sistem penyebaran limbah. Nilai untuk penguraian limbah perlu hitung waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai nilai 90 bakteri mati, kecepatan percampuran dan jarak aliran limbah.
Kelebihan dari metode ini adalah penghitungan lebih ditekankan pada faktor- faktor fisik sehingga ketepatan perhitungannya tinggi. Adapun kelemahan
metode ini kurang memperhitungkan faktor-faktir kimia, artinya perbedaan jenis limbah yang masuk ke sungai tidak diperhatikan.