Potensi Penyerapan Nitrogen Anorganik oleh Mangrove

199 Gambar 67. Sebaran tingkat pendidikan responden

5.9.1.3 Pekerjaan

Hasil wawancara dengan kuesioner memperlihatkan bahwa pekerjaan responden sebagian besar adalah buruh 47, wiraswasta 28, pegawai swasta atau karyawan 12, Pegawai Negeri Sipil 9 dan lainnya sebanyak 4. Data ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang tingga di sekitar perairan kurang berkaitan kehidupannya dengan perairan pesisir, dimana masyarakat yang sekarang hanya bermukim dipesisir tetapi tidak langsung bersentuhan dengan perairan pesisir. Dalam keseharian aktivitas masyarakat yang pada umumnya bekerja sebagai buruh pada setiap unit kegiatan usaha dilakukan pada siang hari, sehingga mempengaruhi partisipasinya pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden 54 35 11 Rendah Sedang Tinggi 200 Gambar 68. Distribusi pekerjaan responden

5.9.1.4 Tingkat Pendapatan

Pendapatan responden perbulan dibagi dalam 3 tiga kategori yaitu rendah Rp.950.000, sedang Rp.950.000-Rp.1.500.000, dan tinggi Rp.1.500.000. Hasil pengamatan diketahui bahwa tingkat pendapatan responden di lokasi penelitian umumnya berkisar antara Rp.950.000 -Rp.1.500.000 kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendapatan masyarakat yang bermukim di sekitar perairan pesisir masuk kategori sedang. Keterangan lebih lanjut tentang pekerjaan responden dan tingkat penghasilan responden ditampilkan pada Gambar 69. Gambar 69. Sebaran tingkat pendapatan responden 47 28 12 9 4 Buruh Karyawan wiraswasta PNS Lainnya 32 57 11 Rendah Sedang Tinggi 201 Tingkat pendapatan masyarakat yang bermukim di sekitar perairan pesisir Tanjungpinang, berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sebagian besar bekerja sebagai buruh, baik itu buruh bangunan, buruh pelabuhan maupun buruh di kegiatan tambang. Akibat pendapatan ekonomi penghasilan yang masih rata-rata secara finansial dilihat dari pendapatan yang masih pas-pasan untuk biaya hidup, menyebabkan masyarakat masih terbatas untuk menyediakan tempat pembuangan sampah, MCK dan fasilitas sanitasi lainnya secara layak. Keadaan ini berdampak pada pencemaran perairan pesisir di tempat mereka tinggal.

5.9.2 Persepsi Masyarakat Tentang Pengendalian Pencemaran Perairan

Persepsi masyarakat terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan pesisir merupakan faktor penting untuk menentukan peran dan partisipasi masyarakat selanjutnya. Hasil analisis data kuesioner menunjukkan bahwa secara umum, masyarakat yang bermukim di sekitar perairan pesisir memiliki persepsi yang tinggi terhadap pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan pesisir di wilayah Tanjungpinang, namun hal tersebut tidak sejalan dengan kondisi perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang yang masih dijadikan sebanagn tempat pembuangan akhir limbah cair domestik. Secara umum mengenai persepsi masyarakat yang bermukim di sekitar perairan pesisir Tanjungpinang dapat dilihat pada Gambar 70. 202 Gambar 70. Persentase persepsi masyarakat tentang pencegahan dan penaggulangan pencemaran perairan pesisir Gambar 70 memperlihatkan responden masyarakat yang bermukim disekitar perairan pesisir sebagain besar memiliki persepsi yang cukup tinggi tentang perlunya pencegahan pencemaran ke perairan 70,11, sementara masyarakat yang memiliki persepsi yang sedang adalah sebanyak 22,32, dan persepsi rendah terhadap pencegahan sebanyak 7,57. Demikian juga persepsi masyarat untuk upaya penanggulangan pencemaran perairan pesisir cukup tinggi yaitu sebanyak 85,63, dan yang berprsepsi sedang sebanyak 10,25, sedangkan masyarakat yang memiliki persepsi rendah terhadap upaya penanggulangan pencemaran perairan pesisir adalah sebanyak 4,12. Menurut hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa masyarakat pesisir Tanjungpinang secara umum telah memiliki persepsi yang tinggi terhadap pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan pesisir, namun tidak sejalan dengan kondisi perairan yang masih tetap mengalami pencemaran. Hal ini disebabkan tidak adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai seperti tidak tersedianya tempat pembuangan sementara TPS dan sarana mandi cuci kakus di sekitar pantai. Kondisi ini menyebabkan masyarakat terpaksa membuang 7,57 4,12 22,32 10,25 70,11 85,63 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Rendah Sedang Tinggi Pencegahan Penanggulangan 203 limbah di sembarang tempat. Menurut Harianto 2001, ada tiga faktor yang menyebabkan perilaku individu tidak sesuai dengan sikap dan tindakannya, yaitu: motivasi, pandangan mengenai perilaku panutan, dan pandangan mengenai konsekuensi dari perilaku tertentu terhadap lingkungan. 5.9.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan dan penanggulangan Pencemaran Perairan Pesisir Tanjungpinang Partisipasi participation adalah suatu tindak mengambil bagian atau memberi sumbangan pada aktivitas atau peristiwa. Partisipasi masyarakat dalam adalah keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pencegahan dan penanggulangan pencemaran. Dalam hal ini, Penentuan tingkat partisipasi masyarakat pesisir terhadap upaya pencegahan pencemaran perairan pesisir Tanjungpinang didasarkan pada perannya dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran pantai. Hasil analisis yang diperoleh dari data kuesioner responden dapat di lihat Gambar 71. Gambar 71. Persentase partisipasi masyarakat tentang pengendalian pencemaran perairan pesisir Tanjungpinang Gambar 71 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan pesisir cukup tinggi 15,35 28,27 56,38 10 20 30 40 50 60 Rendah Sedang Tinggi Tingkat Partisipasi Masyarakat