KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 86 Sub Model Sistem Usahatani Sub Model Konsepsi dan Riset Iptek Pertanian Sub Model Pembiayaan Riset Iptek Pertanian Sub Model Adopsi Iptek Pertanian Sub Model Permintaan Produk Pertanian Industri Sumber: Hasil olahan penulis 2012 Gambar 5. Desain Rekayasa Struktur Model Sistem Inovasi Sektor Pertanian Perubahan struktur secara makro juga terjadi pada sub model pembiayaan riset iptek pertanian. Pada kenyatannya, sub model ini tidak memiliki keterkaitan dengan sub model sistem usahatani. Penganggaran biaya untuk keperluan riset di lembaga pemerintah maupun perguruan tinggi masih dibatasi oleh kecukupan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah. Semakin tinggi kecukupan anggaran biaya untuk riset, maka konsepsi iptek yang dihasilkan akan semakin banyak pula. Bahkan untuk pembiayaan riset idealnya tidak hanya berhenti sampai pada fase konsepsi, tetapi juga dianggarkan sampai pada tahap adopsi berupa sosialisasi dan diseminasi. 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1. Kesimpulan 1. Peran lembaga riset dalam sistem inovasi frugal sektor pertanian adalah sebagai akselerator konsepsi dan adopsi iptek pertanian yang efisien dan inovatif. Lembaga riset dengan cara yang ilmiah mampu melakukan konsepsi iptek secara lebih efisien dan inovatif dibandingkan cara konvensional, sehingga “biaya pembelajaran petani” tidak menjadi beban bagi petani. 2. Pola konsepsi dan adopsi iptek pertanian menentukan bagaimana suatu teknologi diterapkan dalam sistem usahatani. Konsepsi iptek yang berasal dari pengalaman petani akan lebih mudah untuk diadopsi oleh mereka, tetapi memerlukan waktu yang lama dalam prosesnya. Sementara itu, konsepsi iptek yang berasal dari lembaga riset, dalam proses adopsinya memerlukan waktu yang lama untuk proses internalisasi terlebih dahulu guna mengurangi resistensi di kalangan petani, tetapi dari aspek biaya akan lebih efisien dibandingkan dengan kerugian materi yang dialami oleh petani. 3. Frekuensi kegiatan sosialisasi dan diseminasi hasil riset iptek pertanian adalah indikator sistem yang apabila diintervensi akan memberikan dampak besar kepada proses adopsi teknologi dan produktivitas. Banyaknya konsepsi iptek yang dihasilkan oleh lembaga riset akan menentukan tingkat frekuensi kegiatan sosialisasi dan diseminasi hasil riset. 4. Frekuensi interaksi antara pelaku usaha tani dan industri pasar dengan lembaga riset dan pemerintah akan membentuk suatu jejaring sistem inovasi yang menghasilkan banyak konsepsi iptek untuk kemudian dapat dengan mudah diadopsi oleh pelaku usaha tani karena iptek yang dihasilkan relatif sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dimiliki oleh pelaku usahatani. Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 87 5. Riset dan konsepsi iptek pertanian baik secara konvensional pengalaman usahatani maupun riset akan lebih menjadi lebih inovatif apabila didasarkan pada keberhasilan usahatani dibandingkan dengan riset dan konsepsi iptek yang didasarkan pada kegagalan atau persoalan kualitas produk pertanian.

4.2. Rekomendasi