111
masyarakat inovator mengembangkan produk mereka, bahkan memunculkan inovator baru.
3. Kesempatan dan dukungan dari Pemerintah Kota Magelang berbentuk fasilitas tempat, bantuan dana untuk pengembangan produk inovatif. Dukungan fasilitas misalnya
diberikan dalam bentuk penyediaan tempat Sosialisasi Sentra Magelang Hak Kekayaan Intelektual dan Seminar Nasional HAKI yang bekerjasama dengan Kemenristek serta
Universitas Muhammadiyah Magelang. 4. Dukungan dana berupa bantuan modal pengembangan sebesar Rp 15.000.000 kepada
masyarakat paling inovatif dalam program Krenova Kota Magelang. Akses informasi yang terbuka luas telah diberikan oleh Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang dan dapat
diakses oleh masyarakat umum baik secara online, melalui media massa, radio, pengumuman, maupun datang langsung ke kantor litbang.
Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan SIN Sistem Inovasi Nasional di Indonesia perlu dibangun melalui kerangka
kebijakan inovasi innovation policy framework yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur serta komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran
pembangunan nasional maupun daerah sebagai platform bersama Taufik, 2012. Aplikasi konsep ini, sebagaimana dukungan penuh dari Walikota Magelang terhadap produk-produk
kreatif-inovatif di Kota Magelang, terus ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan salah satu misi
Walikota Magelang yaitu memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian
kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung oleh kemandirian masyarakat Bappeda Kota Malang, 2012. Meskipun demikian, Pemkot Magelang yang
diwakili oleh Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang memberi kebebasan kepada masyarakat inovator terhadap produk-produknya untuk disosialisasikan, didesiminasikan,
dan diaplikasikan di mana saja yang mereka mau. Hal ini agar produk-produk tersebut dapat berkembang lebih maju tidak hanya di wilayah Kota Magelang dan sekitarnya, akan tetapi
juga di wilayah Indonesia bahkan lintas negara.
5.2.4. Tahap Keempat Pelaksanaan
Di sesi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu paparan peserta Krenova dan peninjauan lapangan terhadap temuan peserta Krenova. Beberapa bagian di tahap keempat ini sudah
dilakukan secara informal pula saat tahap penjaringan. Pada bagian pertama, pihak Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang memberikan kesempatan langsung dan terbuka kepada
peserta yang lolos dalam penjaringan program Krenova dengan memaparkan hasil temuannya kepada tim panitia dan tim penilai baik di kantor litbang atau di tempat lain yang
ditunjuk. Pemberian kesempatan ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat Kota Magelang dalam program Krenova. Menguatkan hal ini, partisipasi tidak hanya menjadi
cermin konkrit peluang ekspresi aspirasi dan jalan memperjuangkannya, tetapi yang lebih penting lagi bahwa partisipasi menjadi semacam garansi tidak akan diabaikannya
kepentingan masyarakat Juliantara dalam Purnamasari, 2008. Selanjutnya di bagian kedua, tim panitia dan tim penilai akan membuktikan secara
langsung hasil pemaparan produk unggulan milik peserta ke tempatlapangan di mana para inovator tersebut mengkreasikan dan menciptakan produk kreatif-inovatif yang mereka
ciptakan . Cara ini merupakan suatu bentuk “pembuktian” oleh tim penilai bahwa produk-
produk inovatif yang dihasilkan tersebut benar-benar hasil karya mereka, khususnya produk- produk yang belum ada di wilayah lain di Indonesia dan bahkan dunia. Upaya kantor litbang
Kota Magelang ini merupakan salah satu ciri upaya pemerintah di negara maju dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Edes 2000 menguatkan hal ini bahwa di
negara-negara Eropa, pihak pemerintah telah memberikan informasi kepada publik secara langsung serta melakukan riset dan penilaian terhadap opini dan kegiatan masyarakat.
112
5.2.5. Tahap Kelima Hasil
Tahap ini ialah seleksi produk inovatif sekaligus penentuan, pengumuman, dan penyerahan nominasi Krenova setelah paparan, peninjauan ke lapangan langsung, dan
sidang penilai. Tim penilai akan menentukan bobot penilaian terhadap produk-produk unggulan yang telah ditemukan oleh penemu di Kota Magelang berdasarkan panduan
Krenova yang telah ditetapkan oleh Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang seperti spesifikasi produk, potensi produk, manfaat produk, kualitas produk, dan biaya produksi.
Produk-produk yang dinilai adalah yang kreatif-inovatif dan aplikatif dengan biaya kompetitif info
lanjut unsur
penilaian produk
Krenova dapat
di lihat
di www.litbang.magelangkota.go.id. Setelah memenuhi unsur penilaianpembobotan oleh tim
penilai, tim panitia selanjutnya akan menyusun nominasi produk-produk apa saja yang tergolong inovatif. Produk-produk yang masuk nominasi akan diumumkan secara langsung
baik melalui surat resmi, website, maupun media pengumuman lain. Bagi produk yang telah masuk penilaian Krenova, pihak Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang akan
memfasilitasi produk tersebut untuk diajukan melalui fasilitas Sentra MAHAKI untuk mendapat pengakuan Hak Kekayaan Intelektual dari Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan
Intelektual di Kementerian Hukum dan HAM RI serta untuk mendapatkan penghargaan
Anugerah Ristek Labdhakretya dari Kemenristek.
Upaya Pemerintah Kota Magelang ini merupakan kewajiban pemerintah dalam mendorong munculnya inovasi dengan memberikan dukungan kepada hasil temuan tersebut
serta berupaya untuk mempertahankannya agar tidak diklaim oleh orangpihak lain. Mendukung hal ini, Romadoni 2011 mengungkapkan bahwa peran pemerintah pada tahap
inovasi ini adalah dengan menstimulasi pihak industrientitas usaha untuk tergerak menyambut hasil-hasil penemuan, menetapkan kebijakan pengadaan barang dan jasa oleh
pemerintah yang mendorong pemanfaatan produk inovasi dalam negeri, menerapkan produk perpajakan yang dapat mendorong tumbuhnya industri berbasis invensi, menjamin
penegakan HAKI jika terjadi pelanggaran HAKI terhadap produk inovasi, menyelenggarakan birokrasi perizinan usaha dan investasi yang efisien, dan lain-lain. Apa yang dikemukakan
oleh Romadoni dan upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Magelang merupakan keharusan bagi suatu pemerintah untuk menumbuhkan suatu inovasi melalui kebijakannya
innovation policy Taufik, 2005; World Bank, 2010.
6. PENUTUP 6.1. Kesimpulan