183
Indramayu adalah energi angin. Energi angin akan sangat bernilai pada lokasi minim sumber energi primer atau tiada deposit energi mineral fosil. Sebagaimana diketahui bahwa
sebagian besar penduduk miskin Indonesia berada di desa-desa nelayan yang justru berada di daerah yang kaya energi angin. Berbeda dengan sumber energi lainnya, sumber energi
yang satu ini tidak banyak menimbulkan gangguan karena tidak mengeluarkan gas buang atau semacamnya yang dapat menimbulkan polusi. Akan tetapi, sumber energi angin ini juga
memiliki kelemahan yaitu investasi awalnya yang cukup mahal dan juga dipengaruhi oleh pola hembusan angin. Dan sebagian besar wilayah Kabupaten Indramayu ada di daerah
pesisir pantai utara Pulau Jawa, yang tentunya potensi angin akan lebih besar. Tujuan penulisan makalah ini yaitu pemaparan berapa potensi angin di Kabupaten
Indramayu serta pemanfaatan potensi angin tersebut untuk dapat dimanfaatkan di bidang pertanian serta bidang lainnya. Sistem Konversi Energi Angin merupakan salah satu sistem
teknologi yang dapat diterapkan untuk merancang kincir angin yang dapat menghasilkan energi. Sistem Konversi Energi Angin di Kabupaten Indramayu ini dirancang untuk dapat
menggerakkan pompa untuk pengairan persawahan.
2. METODOLOGI
Metode yang digunakan yaitu mengumpulkan data sekunder dan primer. Data primer dikumpulkan dari kegiatan observasi melalui survey lapangan. Pengukuran kecepatan angin
dilakukan di areal persawahan menggunakan alat ukur kecepatan angin Anemometer dengan ketinggian tiang 10 m selama 13 jamhari dari pukul 06.00 WIB
– 19.00 WIB selama tiga hari berturut-turut.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran objek studi, sehingga lokasi studi dan lingkup wilayah yang akan diobservasi dapat
diperkirakan. Pengumpulan data sekunder meliputi pengumpulan data angin dari Badan Metereologi dan Geofisika di Wilayah Provinsi Jawa Barat kabupaten Indramayu, data
kondisi geografis dan wilayah serta data –data referensi Sistem Konversi Energi Angin.
Pengambilan data kecepatan angin dilakukan lokasi yang berada di daerah Pantai Utara Jawa Pantura Kabupaten Indramayu di desa Sukamelang, Kecamatan Kroya.
Sumber: Dokumentasi pribadi 2012
Gambar 1. Pemasangan Alat Ukur Kecepatan Angin di Areal Persawahan Desa Sukamelang, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kecepatan Angin Harian
Kabupaten Indramayu terletak pada 107°51 - 108°36 Bujur Timur, dan 6°15 - 6°40 Lintang Selatan, dengan ketinggian 0 - 100 m diatas permukaan laut
www.indramayukab.go.id. Pengukuran dilakukan menggunakan cup anemometer dengan
184
tinggi tiang 10 m. Pada saat pengukuran, suhu lingkungan sebesar 30
o
C. Dari Grafik pada Gambar 2 diketahui bahwa kecepatan angin rata-rata hasil pengukuran adalah 11.63 ms,
kecepatan maksimum 18.13 ms dan kecepatan angin yang paling sering muncul adalah 10 ms.
Tabel 1. Data Pengukuran Kecepatan Angin Kabupaten Indramayu
Waktu 14 -9- 2006
15-9-2006 16-9- 2006
Kecepatan angin ms
Kecepatan angin ms
Kecepatan angin ms
6.00 7.93
6.43 7.00
10.99 6.47
8.00 12.54
8.69 9.00
12.91 8.63
10.00 10.25
7.68 11.00
9.56 8.75
12.00 12.16
15.85 13.00
13.37 15.84
14.00 12.24
15.97 15.00
12.22 16.6
18.13 16.00
13.66 17.29
16.26 17.00
11.77 10.94
9.94 18.00
9.7 9.82
8.83 19.00
8.11 16.29
8.1
Sumber: Hasil pengamatan 2012
Data Kecepatan Angin Indramayu
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
6 7
8 9
10 11 12 13 14
15 16 17 18 19
Waktu K
e c
e pa
ta n
A ng
in m
s
14-Sep 15-Sep
16-Sep
Sumber: Hasil pengamatan 2012
Gambar 2. Distribusi Waktu Pengukuran Kecepatan Angin Kabupaten Indramayu Setelah kecepatan rata-rata angin harian diketahui, langkah selanjutnya adalah
menghitung estimasi kecepatan rencana pemasangan kincir angin menggunakan persamaan 1 dan estimasi daya angin lokasi menggunakan persamaan Bruce, 1997:
185
ln ln
Z Z
Z Z
x Z
V Z
V
anem hub
anem hub
1
2
3
FPE Vz
P
2
di mana: VZ
hub
= kecepatan angin pada ketinggian rencana ms, VZ
Anem
= kecepatan angin pada titik pengukuran ms, Z
hub
= ketinggian rencana kincir angin m, Z
Anem
= ketinggian pengukuran kecepatan angin m, Z
o
= Tinggi kekasaran permukaan, dari tabel m, P = Daya angin rata-rata Wm
2
, ρ = Kerapatan udara di lokasi, dari tabel kgm
3
, Vz = Kecepatan angin lokasi pada ketinggian tertentu ms, dan
FPE = Faktor pola energi dari tabel. Hasil perhitungan kecepatan rencana pemasangan kincir angin dan estimasi daya angin
di Kabupaten Indramayu VZ
anem
rata-rata =12.44 ms, Z
anem =
10 m
,
Z
hub =
12 m
,
Z
0=
0.1m, VZ
hub
=12.93 ms, ρ=1.116, FPE 1.4, P=1689.70 Wm
2
. Jadi potensi energi angin di Kabupaten Indramayu berdasarkan analisis ini sebesar
1689,7 Wm
2
Dari perhitungan daya angin rata-rata, daya dan kecepatan angin rencana dapat dihitung. Dari nilai-nilai tersebut maka kapasitas sistem dapat ditentukan. Kecepatan
angin rata-rata pada saat pengukuran berkisar antara 6,22 ms sampai 12,44 ms. Dengan mempertimbangkan data kecepatan angin rata-rata yang bersumber dari Badan Meteorologi
dan Geofisika Jawa Barat, maka untuk perancangan sistem SKEA, kecepatan angin yang digunakan adalah 3 ms sampai 5 ms.
3.2. Perancangan Sistem Konversi Energi Angin untuk Pemompaan Air