RUANG LINGKUP DAN METODE

169 pupuk kandang pukan, masih memerlukan penambahan pupuk anorganik, misalnya pupuk P superfosfat, nitrogen urea, amonium sulfat dan K KCl. Jagung manis Zea mays saccharata sebagai salah satu varietas jagung, jeraminya beserta klobot dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia. Jerami jagung manis masih hijau segar, karena umur panen lebih awal yaitu 70 hari dibanding jenis jagung lainnya. Defisiensi unsur hara P dan N pada media tanam jagung, selama ini masing-masing diatasi dengan pemupukan SP-36 dan urea atau amonium sulfat Lukiwati, 2002; Kasno et al., 2006. Pupuk SP-36 mudah larut dalam air dan cepat tersedia bagi akar tanaman. Namun ketika harga pupuk SP sangat mahal, bahkan langka ketika dibutuhkan, diperlukan solusi penggantinya yaitu dengan pemanfaatan pupuk fosfat alam atau batuan fosfat BP hasil tambang dan harga lebih murah. Pupuk BP lebih sesuai diterapkan pada tanah masam pH 5,5 dengan dosis 1-1,5 ton BPha atau 300-450 kg P 2 O 5 ha Dierolf et al. 2001. Pemupukan amonium sulfat AS atau ZA dapat berpengaruh pada kemasaman tanah. Oleh karena itu, BP dapat menggantikan pupuk SP sebagai salah satu sumber unsur hara P apabila dalam aplikasinya dikombinasikan dengan amonium sulfat Lukiwati et al., 2001. Dosis pupuk BP yang digunakan oleh Sharma et al. 2001 dengan sekali pemberian sebanyak 500 kg P 2 O 5 ha untuk masa tanam 5 tahun, dan menghasilkan produksi jagung rata-rata meningkat 50 lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan P. Nassir 2001 juga melaporkan bahwa satu kali pemberian pupuk BP dengan dosis 80-360 kg P 2 O 5 ha, dapat meningkatkan produksi jagung setara dengan pemupukan SP. Efisiensi pemupukan P untuk produksi biji tertinggi dicapai pada dosis 66 kg Pha atau 150 kg P 2 O 5 ha Lukiwati, 2002. Tambang batuan fosfat di Jawa Tengah antara lain terdapat di Kabupaten Magelang dan Pati. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pupuk organomineral dan pupuk anorganik serta kombinasinya terhadap produksi jagung manis dan kualitas jerami.

2. RUANG LINGKUP DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental di Dusun Soko, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat - Kabupaten Semarang. Analisis kimia dan fisik tanah awal dilakukan sebelum penelitian dimulai, dengan mengambil sampel tanah secara komposit masing-masing kelompok ulangan. Percobaan lapang pada tanah masam telah dilaksanakan selama 70 hari, dengan menggunakan rancangan acak kelompok dan 3 kali ulangan sebagai kelompok. Dosis pupuk P SP, BP dan N urea, amonium sulfat, masing- masing 66 kg Pha dan 200 kg ha. Pupuk organik yang digunakan adalah pukan organomineral dan super petro organik SPO, masing-masing dengan dosis 5 tonha. Semua petak mendapat pemupukan KCl. Perlakuan pemupukan yang diberikan adalah T0 kontrol, T1 organomineral,T2 SPO, T3 BP+amonium sulfat, T4 SP+urea, T5 organomineral+amonium sulfat, T6 pukan + SP+urea, T7 SPO+ BP+amonium sulfat,T8 SPO+SP+urea. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 9 perlakuan dan 3 kali ulangan sebagai kelompok, sehingga terdapat 27 petak percobaan. Pembuatan pukan pupuk kandang dilakukan dengan pengomposan dekomposisi campuran feses dan urin ternak serta sisa pakan, sedangkan penambahan BP pada bahan yang sama untuk pembuatan pupuk organomineral. Mikroba dekomposer ditambahkan untuk mempercepat proses dekomposisi selama 1 bulan, kemudian hasilnya di analisis di laboratorium. Pengolahan tanah dan pemetakan sebanyak 27 petak masing-masing ukuran 2,5 m x 3 m, terbagi dalam 3 kelompok sebagai ulangan. Pupuk organik pukan, organomineral, dan SPO diberikan secara sebar dan aduk rata sehari sebelum tanam. Pupuk KCl 150 kg K 2 Oha, BP 150 kg P 2 O 5 ha diberikan bersamaan waktu tanam, dan 200 kg Nha amonium sulfat, urea diberikan 23 dosis, kemudian 13 dosis pada umur 1 bulan. Jarak tanam jagung manis 70 x 40 cm 2 biji per lubang, dan diberi insektisida granul kedalam lubang tanam dosis 6 kgha. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu, dan diulang bersamaan waktu pembumbunan umur 1 bulan. Produksi jagung berklobot dan tanpa klobot diperoleh pada saat panen umur 70 hari, ditimbang tiap petak sampel dan dikonversikan menjadi produksi per hektar. Produksi 170 klobot dan jerami jagung tiap petak sampel ditimbang berat segarnya, dan masing-masing diambil sub sampel dan dianalisis di laboratorium dengan pengeringan oven pada suhu 70 C selama 48 jam hingga berat konstan.untuk mendapatkan kadar bahan kering. Produksi BK jerami dan klobot masing-masing dihitung dari hasil perkalian produksi segar dengan kadar BK. Kualitas jerami dapat diketahui dari kadar protein kasar dan dan serat kasar masing- masing menurut metoda Islam et al. 1992. Semua data hasil pengamatan dianalisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan, kemudian dilanjutkan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan terhadap parameter yang diamati. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Produksi Jagung Manis