PENDAHULUAN Standard Operating Procedure

284 KAJIAN AWAL PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI KAWASAN HUTAN LINDUNG: STUDI KASUS KUTA MALAKA, KABUPATEN ACEH BESAR Ridwan Arief Subekti 1 , Pudji Irasari 2 1,2 Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik - LIPI Komp. LIPI Bandung, Jl. Sangkuriang, Gd. 20. Lt. 2 Bandung 40135 Telp.: 022-2503055, Fax: 022-2504773 E-mail: 1 ridwanarief_raisyahoo.com ABSTRAK Kajian awal pemanfaatan energi terbarukan sebagai suplai energi listrik di kawasan hutan lindung Kuta Malaka dimaksudkan untuk menjadikan kawasan hutan lebih bernilai ekonomi tanpa mengganggu kelestarian lingkungan. Daya listrik yang dibangkitkan rencananya akan disalurkan ke beberapa bangunan antara lain beberapa tempat makan semacam kedai kopi, kantor administrasi, dan penginapan pengunjung. Sumber energi terbarukan yang dikaji adalah angin dan air. Potensi energi angin diperoleh melalui pengukuran kecepatan angin menggunakan cup anemometer yang dilengkapi dengan data logger. Pengukuran dilakukan selama dua hari pada dua titik lokasi yang berbeda. Untuk potensi energi air, pengukuran dilakukan pada tiga titik yang dinilai potensial serta mempertimbangkan aksesibilitas agar mudah dalam pengerjaan pembangunannya. Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa kecepatan angin rata-rata per jam sangat kecil yaitu berkisar antara 0,5 – 2,08 ms yang berarti masih di bawah kecepatan start-up wind speed turbin angin pada umumnya yaitu 2 – 3,8 ms. Sementara itu, potensi daya air terukur sebesar 7.063 W, 11.281 W, dan 17.265 W. Dari hasil kajian awal tersebut dapat direkomendasikan bahwa potensi energi air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik skala mikrohidro, sedangkan untuk energi angin diperlukan studi yang lebih mendalam karena memerlukan data angin yang lebih lama setidaknya selama satu tahun. Kata Kunci : energi air, energi angin, energi terbarukan, kajian potensi ABSTRACT Preliminary study of renewable energy utilization as electrical energy supply in the conservation forest in Kuta Malaka is intended to make the forest more economically valuable without damaging the environment. Generated electric power is planned to be distributed to several buildings including a few of stalls sort of café, administration offices and lodgments. The observed renewable energy sources are wind and hydro. Wind energy potential is obtained by measuring wind speed using a cup anemometer equipped with a data logger. Two-day measurement is conducted at two different locations. For hydro energy potential, the measurements are carried out at three points, which are considered to be potential by considering accessibility factor in order to facilitate the construction process. The measurement results show that hourly average wind speed is very small ranging from 0.5 to 2.08 ms, which means that it is still below the start-up wind speed of wind turbines in general, i.e. from 2 to 3.8 ms. Meanwhile, the hydro potential is measured as 7,063 W, 11,281 W, and 17,265 W. From the earlier study results, it might be recommended that the hydro potential can be utilized as micro hydro scale power plant; while for wind energy, further study is needed because it would take a longer time to collect data for at least one year. Keywords: hydro energy, wind energy, renewable energy, potential study

1. PENDAHULUAN

Beberapa sistem kelistrikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD sudah terintegrasi dengan jaringan listrik Sumatra Utara melalui jaringan 150 kV. Untuk wilayah NAD, desa yang telah teraliri listrik sudah mencapai 94 dengan rasio elektrifikasi sebesar 67 Sutrisna, 2011. Namun demikian, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga diesel masih digunakan di beberapa daerah di provinsi tersebut terutama di daerah yang belum terhubung dengan jaringan listrik PLN. Sebagai salah satu contoh wilayah di NAD yang belum teraliri listrik adalah di kawasan hutan lindung Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar. Di kawasan hutan lindung dengan luas kurang lebih 2000 hektar tersebut saat ini sedang digarap untuk 285 menjadi daerah wisata yang operasionalnya direncanakan akan didukung oleh pembangkit listrik tenaga ramah lingkungan. Di bawah binaan Koperasi Tata Rimba telah dikelola beberapa kegiatan produktif, antara lain kebun stroberi, buah naga, pisang, pohon jati, dll. Selain itu terdapat pula kolam ikan serta peternakan ayam dan sapi. Beberapa bangunan juga telah didirikan meskipun belum selesai pembangunannya, antara lain gedung administrasi koperasi dan dua pondok kafe. Saat ini seluruh operasional di kawasan Kuta Malaka didukung oleh tenaga listrik yang dibangkitkan dari genset. Untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama dari dampak polusi penggunaan genset, pengelola merencanakan untuk mengeksplorasi semua potensi energi terbarukan yang ada dalam kawasan tersebut. Berdasarkan hasil observasi pengelola selama ini, diyakini bahwa sungai-sungai yang ada memiliki debit yang relatif stabil sepanjang tahun. Kecepatan angin di beberapa titik pada bulan-bulan tertentu juga sangat besar, yang diindikasikan dengan terbangnya atap pondok pekerja dan tumbangnya pohon- pohon kecil. Bertolak pada kondisi tersebut di atas, pengelola menganggap perlu dilakukannya kajian awal berupa survei lapangan. Dari kegiatan survei tersebut diharapkan akan diperoleh data yang lebih terukur mengenai potensi energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Jenis energi yang disurvei diprioritaskan pada energi angin dan energi air. Kajian pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik di kawasan hutan lindung Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar dilakukan untuk: 1 mendapatkan data dan informasi khususnya mengenai potensi energi angin dan energi air, dan 2 memberikan rekomendasi kepada pengelola hutan lindung mengenai jenis energi mana yang sebaiknya dimanfaatkan di antara kedua jenis sumber energi tersebut. Rekomendasi hasil kajian ini dapat dijadikan pengelola hutan lindung sebagai dasar pengembangan kawasan secara menyeluruh dan terpadu untuk meningkatkan produktifitas masyarakat tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.

2. METODOLOGI