Langkah Kedepan HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kebijakan Pengembangan Mobil Komodo

119 Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi 2010, menegaskan regulasi yang dibangun adalah agar semua investor merasa nyaman berinvestasi di Indonesia. Berbagai insentif terus dilakukan demi bertumbuhnya industri otomotif nasional. Kebijakan yang merugikan investor segera diselesaikan dengan tujuan agar investasi terus bertumbuh. Sebuah komitmen yang hasilnya sudah terlihat di sektor otomotif. Kebijakan yang ada saat ini tidak mengarah pada upaya memproduksi mobil nasional, tapi pada pengembangan industri otomotif yang dapat menggunakan komponen buatan lokal dan menyerap tenaga kerja Indonesia. Persaingan dunia otomotif di Indonesia yang semakin ketat dan cenderung sudah mapan bagi perusahaan-perusahaan otomotif asal Jepang dengan persentase pasar total 94,2, menjadikan pengembangan mobil Komodo menemui tantangan yang berat. Minimnya dukungan Pusat dapat dilihat dari tidak adanya arahan untuk memproduksi mobil merk lokal; termasuk tidak adanya dana penelitian dan pengembangan litbang sebagai basis penguasan kemampuan teknologi. Pada sisi pembelian, bahan baku mobil Komodo yang diimpor dari luar negeri masih dikenakan beapajak tinggi, meskipun bahan baku tersebut digunakan untuk kegiatan litbang mobil ini. Munculnya draf kebijakan tentang mobil murah hemat energi low cost green car ternyata lebih menguntungkan bagi produsen asing sebagai contoh: munculnya Agya dan Ayla belum lama ini karena kemampuan teknologi lokal yang belum banyak mengarah pada efisiensi energi. Kondisi kebijakan yang saat ini ada telah membuat Komodo untuk lebih aktif secara mandiri. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penetapan segmen pasar dan upaya pemasaran yang sangat spesifik sehingga terpilihlah jenis mobil mini off-road. Keberadaan unit litbang dalam PT Fin Komodo sendiri dengan beberapa sumber daya manusia yang diperoleh secara outsourcing merupakan salah satu indikasi bahwa perusahaan ini juga memberikan perhatian pada pengembangan teknologi, selain bisnis seperti biasa. Pada tataran lokal, dukungan Pemerintah Kota Cimahi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum tampak signifikan, meskipun salah satu prioritas kerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah pengembangan kendaraan penjelajah alam Komodo. Perhatian dari Pemerintah Kota Cimahi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat cenderung meningkat di saat kampanye atau sebagai pencitraan politis kepala daerah. Adapun dukungan secara formal dalam bentuk dana, fasilitas, dan regulasi tidak tampak.

3.1.2. Langkah Kedepan

Beberapa negara maju atau bahkan negara tetangga seperti Malaysia, dengan Proton sebagai produknya, dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia. Mobil Proton yang telah mampu merebut pasar dalam negeri sendiri dan bahkan telah diekspor termasuk ke Indonesia, menjadi suatu cermin bahwa negara yang umurnya lebih muda dari Indonesia mampu lebih unggul dalam bidang otomotif. Kebijakan Pemerintah Malaysia yang pragmatis merupakan salah satu daya tarik investor untuk menanamkan investasi di negeri ini, termasuk investasi otomotif. Meskipun Malaysia mendatangkan investasi asing, pembentukan proyek mobil nasional seperti merk Proton dan Perodua tetap berjalan. Hal ini telah membuat Malaysia yang semula perakit mobil menjadi pembuat mobil. Kebijakan otomotif nasional Malaysia yang diperkenalkan kembali di tahun 2006 mempermudah transformasi yang dibutuhkan dan integrasi optimal dari industri otomotif lokal ke jaringan industri regional dan global di tengah lingkungan kompetisi global yang semakin meningkat. Hal ini dilakukan melalui upaya peningkatan teknologi pabrik mobil lokal, peningkatan daya saing pabrik mobil lokal melalui kemitraan, pengembangan instrumen kebijakan otomotif nasional, dan lainnya MIDA, 2010. Lebih lanjut, kebijakan otomotif nasional Malaysia berfokus pada peningkatan daya saing otomotif Malaysia melalui upaya protektif pada perusahaan domestik, ekpansi industri, partisipasi bumiputera ke industri, dan diperhatikannya kepentingan pelanggan Jawi et al., 2012. Kebijakan pembangunan industri otomotif nasional terkesan tidak jelas arahnya sejak era reformasi 1998. Meskipun demikian, dalam rangka pengembangan mobil nasional, idealnya ada sisi-sisi yang tetap dijaga dan dilanjutkan kembali. Misalnya dengan membangun tim 120 lintas kementerian yang dipimpin langsung oleh Menteri Perindustrian. Dengan partner Kementerian Perhubungan, BPPT, BKPM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Dukungan yang diberikan tentu perlu disesuaikan dengan tahapan pengembangan industri mobil nasional saat ini. Sebagai produk pendatang baru, Komodo masih berada dalam tahap infant dalam pengembangannya. Tahap ini ditandai masih minimnya fitur kendaraan dibandingkan dengan mobil pabrikan Jepang. Berbagai aktivitas litbang terus dilakukan oleh PT Fin Komodo untuk membenahi desain dan fitur kendaraannya agar semakin baik dari waktu ke waktu. Hal ini telah terbukti dengan diluncurkannya empat generasi Komodo sejak PT Fin Komodo berdiri. Di Thailand sendiri, upaya untuk memperkuat factor internal seperti integrasi rantai pasok industri otomotif masih membutuhkan peran penting mediator dari pemerintah Duncan dalam Wong and Boon-itt, 2008. Mengacu pada temuan ini, berbagai dukungan politis, pembinaan, pendampingan, serta pemberian fasilitas sudah menjadi kewajiban utama pemerintah agar produk ini dapat eksis dan menjadi unggulan teknologi Indonesia. Penguasan terhadap teknologi otomotif dapat berdampak terhadap meningkatnya posisi tawar Indonesia dengan negara-negara lain di dunia internasional khususnya dalam isu otomotif dan transportasi. 3.2. Sistem Rantai Pasok PT Fin Komodo Pada bagian ini akan dibahas sistem rantai pasok PT Fin Komodo berdasarkan lima area utama yang dikemukakan oleh Hugos 2003. PT Fin Komodo merupakan perusahaan yang masih kecil sehingga pembahasan lebih detail pada area produksi dan pengelolaan informasi, sementara tiga area lainnya yaitu penyimpanan, transportasi dan lokasi hanya digambarkan sekilas..

3.1.1. Produksi