LATAR BELAKANG Standard Operating Procedure

268 STRATEGI INOVASI FRUGAL PADA USAHA BATIK KELUARGA DI SENTRA SENTRA INDUSTRI KREATIF BATIK JAWA TIMUR Puji Wahono Kampus FISIP Universitas Jember Jl Kalimantan No 37, Tegal Boto, Jember 68121 Telp. 0331 335586; Fax. 0331 335586 Email: pujiwahonoyahoo.com ABSTRAK Inovasi adalah bagian terpenting perekonmian karena kemampuannya memicu temuan dan kebaruan novelty. Pandangan lama menganggap inovasi hanya dilakukan usaha besar karena biayanya mahal. Kini inovasi bisa dilakukan semua skala usaha dan dengan biaya yang super hemat ultra-low- cost. Itulah inovasi frugal, mudah, murah namun menjangkau kebutuhan pasar berkemampuan ekonomi rendah. Inovasi frugal cocok untuk negara berkembang karena mengaitkan sumberdaya berlimpah, teknologi kreatif, dan keahlian entrepreneurial. Dimensi inovasi frugal adalah pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan , peningkatan dan pemerataan kesejahteraan, sekaligus berkeadilan sosial. Industri kreatif batik adalah salah satu contohnya. Perpaduan sumberdaya lokal, teknologi, kreatifitas, dan seni tingkat tinggi adalah modal utamanya. Industri kreatif batik dengan demikian masuk kategori knowledge-based industry.Untuk itu, transfer pengetahuan knowledge pada masa alih generasi menjadi krusial. Lemahnya model transfer pengetahuan dapat menyebabkan pendangkalan pengetahuan dan inovasi akan mengalami hambatan. Kajian ini dipotret dari hasil penelitian di industri kreatif batik di Jawa Timur. Kata Kunci: inovasi frugal, transfer pengetahuan, usaha batik, industri kreatif, Jawa Timur

1. LATAR BELAKANG

Inovasi menjadi persoalan paling penting dalam setiap pembahasan tentang bisnis dan ekonomi belakangan ini. Penyebabnya sebagaimana dikatakan Fonseca 2002, melalui inovasi organisasi menciptakan kebaruan novelty produk yang bentuknya lebih bagus, lebih dapat diandalkan, lebih menarik, dan lebih bermanfaat sebagai suatu produk dan jasa. Konsumen pun kemudian menjadi kecanduan dengan kebaruan yang dihasilkan tersebut sehingga mereka terus menuntut lebih kepada organisasi. Pada saat yang bersamaan, organisasi sekarang ini dihadapkan pada pasar dunia yang penuh persaiangan maupun ancaman yang semakin kompetitif, di mana para pelanggan terus menuntut perbaikan- perbaikan sehingga tidak ada alternatif lain bagi organisasi kecuali terus berinovasi. Di bidang ekonomi dan industri yang kompetitif sekarang ini, inovasi telah berubah menjadi suatu keniscayaan. Sebab ekonomi dan industri butuh daya saing yang tangguh agar mereka mampu terus bertahan menghadapi tantangan dari para pesaingnya untuk berkembang dan memenangi ketatnya persaingan. Clarke dan Clegg 1998 sepakat dengan hal tersebut dan secara tegas mengatakan inovasi merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan agar dapat terus bertahan hidup dalam industri di berbagai pasar. Dunia usaha yang merupakan bagian dari satu industri tak pelak lagi menjadi ujung tombak dalam memenangi persaingan tersebut. Dunia usaha, baik skala besar, menengah, dan kecil, harus berinovasi secara terus-menerus agar mampu merespon tuntutan kebutuhan konsumen dan pasar yang berkembang sangat cepat. Oleh karena itu, inovasi berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh organisasi dan juga perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya dalam berbagai pasar yang mereka masuki. Menurut Nonaka dan Takeuchi 1995, inovasi ini dihasilkan oleh perusahaan melalui suatu penciptaan pengetahuan. Perusahaan mengakumulasikan pengetahuan dari luar kemudian disebarluaskan kedalam organisasi, disimpan sebagai bagian pengetahuan perusahaan dan selanjutnya digunakan untuk pengembangan teknologi dan produk serta sistem baru mereka. Proses interaksi internal dan eksternal inilah yang menurut mereka 269 menjadi motor bagi penciptaan pengetahuan dan inovasi secara berkelanjutan dalam perusahaan dan yang pada gilirannya dapat menghasilkan keunggulan bersaing. Meski tidak disangkal arti pentingnya inovasi, selama ini inovasi dianggap hanya dapat dilakukan oleh perusahaan skala besar semata. Ini tejadi karena inovasi masih dianggap sebagai ‘barang mewah’ yang dapat dilakukan dengan modal besar dan teknologi tinggi. Selain itu, inovasi juga butuh dukungan lingkungan yang kondusif di perusahaan, selain kebijakan pemerintah yang memadai. Berdasarkan alasan itu, maka inovasi menjadi urusan yang rumit dan sangat jarang dihasilkan oleh kalangan industri. Kondisi ini semakin memprihatinkan bila dikaitkan dengan keberadaan usaha skala mikro, kecil, dan menengah UMKM yang jumlahnya sangat besar di negeri ini. Kenyataan tersebut menyebabkan para pelaku inovasi di dunia selama ini hanya didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar yang berasal dari negara-negara yang secara ekonomi sudah maju. Ini mengingat bahwa inovasi butuh pengorbanan besar, berbiaya tinggi, dan tidak didukung oleh pasar yang luas karena sifatnya yang mahal. Pandangan demikian mengakibatkan dunia usaha di negara-negara berkembang hanya menjadi penonton dan pasar, bahkan menjadi sekadar buangan bagi produk hasil inovasi dari negara-negara maju yang sudah tidak laku lagi. Negara-negara maju terutama Eropa dan Amerika Serikat AS baru tersentak ketika konglemerasi usaha mereka di tingkat global mulai terusik oleh kehadiran perusahaan- perusahaan Jepang di pasar dunia yang semakin agresif merebut pangsa pasar konglomerasi mereka di era 1970-an. Keberhasilan perusahaan-perusahaan Jepang tersebut mengejutkan mengejutkan banyak pihak dan mulai mengubah cara pandang secara umum tentang sumber pembentukan daya saing perusahaan yang berbasis inovasi. Kekuatan perusahaan-perusahaan Jepang ketika itu didukung oleh kemampuannya dalam menciptakan pengetahuan yang menjadi sumber utama bagi inovasi. Seperti dikatakan oleh Nonaka dan Takeuchi 1995, fenomena ini kemudian menjadi model bagi sebagian besar industri dan perusahaan lain di dunia. Sejak itu, inovasi menjadi kunci dalam memenangi kompetisi dan menyediakan pasar baru yang masih ada pesaingnya, atau disebut dengan istilah strategi lautan biru blue ocean strategy Kim dan Mauborgnee, 2005. Nokia, salah satu produsen telepon seluler terbesar dunia, menjadi perusahaan yang mampu secara terus menerus berinovasi dan menjadikan inovasi sebagai strategi dalam memenangi kompetisi. Karena itu, Drucker 2005 menyatakan bahwa inovasi dikatakan berhasil bukan karena mereka menjawab apa yang dibutuhkan oleh pasar, akan tetapi mereka menciptakan kebutuhan yang belum dirasakan oleh konsumen. Sejalan dengan itu, dalam beberapa tahun perusahaan Nokia yang berbasis di Finlandia ini mampu menjadi pemimpin pasar melalui berbagai inovasi produk telepon genggamnya. Nokia juga berhasil menikmati teduhnya “lautan biru” pasar selular dunia dengan mengalahkan para pesaing-pesaing utamanya seperti Sony dan Motorolla dengan strategi inovasinya. Namun memasuki tahun 2012 ini, Nokia mulai tertinggal dari para pesaingnya dalam berinovasi sehingga pabrik ponsel terbesar di dunia ini direncanakan untuk ditutup pada bulan September 2012 http:www.inilah.com, 2012. Kini dengan semakin merebaknya sistem ekonomi pasar, persaingan menjadi tidak lagi terelakkan. Perusahaan-perusahaan dituntut untuk terus berinovasi apabila tidak ingin tertinggal oleh pesaing dan konsumennya untuk kemudian mati. Inovasi telah menjadi mantra baru dalam memenangi kompetisi. Inovasi tidak hanya dilakukan perusahaan- perusahaan di negara-negara yang secara ekonomi telah maju, tetapi juga perusaan- perusahaan yang berasal dan berada di negara-negara dengan ekonomi yang masih berkembang, seperti Cina, India, Indonesia, dan lainnya. Di Indonesia, inovasi bukan lagi sesuatu yang asing bagi industri. Usaha besar, menengah, dan usaha kecil terus melakukan berbagai inovasi. Selain itu, kemajuan pesat di bidang teknologi dan komunikasi membuat inovasi tidak mengenal batasan geografi. Inovasi dapat terjadi di pusat-pusat ekonomi di perkotaan, namun dapat pula dilakukan di pelosok- pelosok pedesaan. Inovasi juga tidak mengenal skala usaha; usaha besar, menengah, kecil, 270 serta mikro, semua harus melakukan inovasi. Inovasi juga tidak lagi mengenal modern dan tradisional karena dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Usaha batik sebagai bagian dari industri pakaian yang pada pertengahan 2000-an yang sangat dikhawatirkan akan segera tergusur oleh tekstil modern dan gempuran produk serupa dari Cina, ternyata kemudian mampu bangkit dan kini telah menjadi salah satu produk unggulan di berbagai daerah di Indonesia. Keberadaan industri batik nasional sebagai produk kreatif dan inovatif warisan bangsa Indonesia bahkan berhasil diakui oleh badan dunia UNESCO sebagai warisan non-benda Bangsa Indonesia pada bulan Oktober 2009. Menurut Wahono 2006 dan Wahono dkk. 2010, keberhasilan usaha batik yang kebanyakan usaha keluarga dan dikelola secara tradisional tersebut dapat tetap eksis dan mampu bersaing dengan produk tekstil lainnya berkat kemampuannya dalam berinovasi. Inovasi di industri batik memiliki karakter yang berbeda dengan inovasi yang terjadi pada industri lainnya. Industri batik memiliki karakteristik yang khas, baik dari sisi skala usaha maupun dari aspek sumberdayanya. Usaha batik yang merupakan usaha tradisonal ini merupakan produk budaya kreatif yang banyak memanfaatkan kearifan lokal sekaligus berdimensi ekonomi dan pemerataan sosial. Selain itu, modal usaha batik lebih bersifat tidak berwujud, yakni pengetahuan tidak nyata tacit knowledge yang sangat penting artinya bagi penciptaan pengetahuan, kreativitas, inovasi serta daya saing usaha. Karena itu, usaha batik memiliki keunikan dan cara tersendiri dalam berinovasi yang berbeda dengan inovasi pada usaha besar. Industri batik lebih banyak menggunakan strategi inovasi berbiaya murah frugal innovation. Bagaimana strategi yang ditempuh oleh usaha batik yang berbasiskan budaya kreatif dan merupakan satu dari 15 industri kreatif di Indonesia tersebut melakukan inovasi frugal secara berkesinambungan akan dipaparkan dalam makalah ini. Inovasi hemat ini dipotret dari penelitian pada industri batik di Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang mencakup beberapa sentra industri batik di Jawa Timur seperti Pacitan, Tuban, Bangkalan, Lumajang, dan Banyuwangi.

2. INOVASI DAN INOVASI FRUGAL