Pemindaian Peluang Bisnis dan Pemilihan Pertanian Organik Pembangunan Kompetensi Pertanian Organik

245 Sebelum membahas tentang proses strukturasi proses eko-inovasi FAM Organic, akan disampaikan beberapa hal tentang praktik pertanian organik. Secara ekonomi, praktik pertanian organik sendiri, secara umum telah cukup melembaga di dunia dan secara khusus di Indonesia. Struktur pasar atau struktur komersial produk pertanian organik mulai dapat ditemui di beberapa kota di Indonesia. Struktur pasar ini dapat terdiri dari: 1 petani- distributor-pengecer-konsumen, 2 petani-pengecer-konsumen dan 3 petani-konsumen. Terkait dengan praktik konsumsi, produk organik dibeli oleh konsumen karena konsumen percaya terhadap integritas produk, bahwa produk ini betul-betul dihasilkan melalui proses produksi secara organik. Rasa percaya terhadap integritas produk dapat dibangun melalui sertifikasi atau melalui interaksi langsung antara konsumen dengan petani, di mana konsumen membuktikan sendiri bagaimana proses pertanian atau produksi organik dilakukan di lahan budidaya. Praktik pertanian organik diatur oleh tatanan pengetahuan, wacana khusus yang juga merupakan norma struktur signifikasi dan legitimasi. Saat ini, telah terbentuk organisasi pertanian organik tingkat dunia, International Federation of Organic Agricultural Movements IFOAM yang menaungi sekitar 870 afiliasi di 108 negara. Organisasi ini telah merangkum prinsip-prinsip pertanian organik yang bersifat universal dan dijadikan sebagai acuan tatanan pengetahuan yang memandu tatanan praktik pertanian organik mulai dari produksi sampai dengan konsumsi. Prinsip-prinsip ini disusun dari wacana lingkungan atau ekologi serta standar-standar etika tertentu yang ditetapkan sebagai standar dasar praktik pertanian organik. Secara singkat karakteristik-karakteristik praktik pertanian organik di suatu lahan pertanian, dirangkum sebagai berikut oleh Freyer dan Bingen 2012: sistem dengan masukan input yang rendah masukan pupuk yang dibatasi, kontrol tanaman pengganggu dilakukan secara mekanis, kendali hama dilakukan secara biologis; rotasi tanaman, secara biotop kaya; pupuk dan kompos hijau organik; integrasi perlindungan lingkungan terhadap sistem pertanian. Berikut adalah pembahasan tentang strukturasi proses eko-inovasi FAM Organic.

4.1.1. Pemindaian Peluang Bisnis dan Pemilihan Pertanian Organik

FAM Organic secara mendasar melakukan kegiatan kewirausahaan yang mewujudkan eko-inovasi berupa proses produksi organik dan produk bahan pangan organik. Kewirausahaan didorong motivasi intrinsik yang bersifat personal dan pengenalan peluang ekonomi atau bisnis. Hal-hal yang bersifat intrinsik atau personal yang melatarbelakangi pilihan kewirausahaan adalah keinginan pasangan ini untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dan mempersiapkan masa pensiun, di mana sebelumnya keduanya memiliki karir tersendiri di bidang-bidang yang sangat berbeda dari pertanian organik sebelumnya Pak Soeparwan berkarir di IBM. Pertanian organik dipilih dari serangkaian pilihan jenis agribisnis lain. Struktur internal faktor-faktor pribadi diri aktor yang mempengaruhi pilihan ini adalah kesukaan pasangan ini terhadap dunia bercocok tanam, di mana sebelumnya mereka telah mengembangkan hobi tanaman dan juga bisnis tanaman Anterium. Secara diskursif, pertanian organik dipilih karena memiliki biaya start-up yang lebih rendah dari pilihan agribisnis dan memberikan peluang untuk berkreasi menciptakan produk dan jasa yang bernilai tinggi. Dorongan untuk berkreasi menciptakan bisnis yang bernilai tinggi, diakui oleh Pak Soeparwan merupakan bagian dari struktur internal dirinya yang terbentuk oleh pengalaman berkarirnya di IBM. Pada dasarnya, aktor telah memiliki dasar kompetensi bisnis tersendiri yang terbentuk oleh karakter dan pengalaman hidupnya.

4.1.2. Pembangunan Kompetensi Pertanian Organik

Pengambilan keputusan untuk melakukan usaha pertanian organik dengan fokus produk sayuran organik dimulai dengan menyiapkan infrastruktur berupa lahan tanah, yang disebut sebagai kebun oleh pasangan pendiri FAM Organic. Kebun seluas 3500 m 2 ini terletak di daerah Parongpong, Bandung. Kemudian pasangan ini melakukan pengembangan kompetensi pertanian organik di lahan budidaya ini. Pengembangan kompetensi ini menghabiskan waktu selama setahun, dipenuhi dengan serangkaian trials and errors 246 percobaan dan kesalahan terkait dengan tatanan infrastruktur pertanian organik di kebun dan praktik pertanian organik. Pengetahuan praktik pertanian organik diperoleh terutama melalui internet dan buku. FAM Organic mengacu pada prinsip-prinsip pertanian organik sebagai struktur signifikasi praktik bertani yang dikembangkan oleh IFOAM. Secara finansial, FAM Organic menyatakan bahwa masa pengembangan kompetensi ini membutuhkan biaya yang cukup besar, terutama terkait dengan pengembangan tatanan infrastruktur lahan budidaya yang paling optimal. Pada masa ini, FAM Organic juga memperoleh kontrak untuk menyuplai sayuran organik pada sebuah distributor besar di Jakarta. Masa kontrak ini dimanfaatkan FAM Organic untuk mempelajari secara langsung seluk beluk penanganan pasca panen.

4.1.3. Pemantapan Pertanian Organik dan Pengembangan Lini Bisnis Baru