KAJIAN PUSTAKA 1. Manajemen Logistik

260 untuk aktivitas operasional Outgoing dan Incoming: Petugas operasional cenderung menjalankan tugasnya tanpa memperhatikan prosedur kerja yang seharusnya dilakukan. Hal ini dapat diamati dari berbedanya cara petugas menangani tiap klien yang datang. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kesalahan dalam aktivitas Outgoing, seperti salah membuat SMU, salah menulis tanda terima, adanya barang-barang yang seharusnya tidak boleh dikirimkan, dan lambatnya proses pengiriman barang. Perlu dibuat sebuah prosedur yang sesuai agar proses pengiriman bisa berjalan dengan baik, sehingga kesalahan yang tidak diperlukan bisa dicegah. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Logistik Council of Supply Chain Management Professionals’, sebuah asosiasi dari para praktisi dalam bidang manajemen rantai pasok mendefinisikan manajemen logistik sebagai berikut “Logistics management is that part of supply chain management that plans, implements, and controls the efficient,effective forward and reverses flow and storage of goods, services and related information between the point of origin and the point of consumption in order to meet customers requirements .” Manajemen logistik, sebagai sebuah bagian dari rantai pasok, menjalankan fungsi manajerial, yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi dalam aktivitas operasionalnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Aktivitas logistik meliputi integrasi informasi, transportasi, sediaan, pergudangan, penanganan bahan baku, dan pengemasan. Dalam penerapannya, logistik yang dulunya dianggap sebagai pelengkap dalam sebuah perusahaan, mengalami perubahan peran. Gustin, 1993 menyatakan, dewasa ini logistik telah dianggap memiliki potensi untuk menjadi elemen penting dalam strategi perusahaan untuk menciptakan nilai baru bagi pelanggan, meningkatkan penghematan biaya, menekankan disiplin dalam kinerja marketing dan menambah fleksibilitas produksi. Pernyataan tersebut didukung oleh Sum et al. 2001 bahwa logistik tidak lagi menjadi pemeran pendukung dalam bagian fungsional, ataupun hanya terbatas pada pengaturan transportasi atau pergudangan. Logistik kini telah menjadi elemen kunci untuk fungsi strategis perusahaan. Dengan manajemen logistik yang baik, perusahaan dapat mencapai efisiensi, dan memberikan value added pada konsumennya. Dengan logistik, perusahaan akan mendapatkan posisi competitive advantage yang lebih baik dibandingkan pesaingnya. Aktivitas manajemen logistik meliputi manajemen transportasi inbound dan outbound, pergudangan, material handling, desain jaringan logistik, memenuhi pesanan, manajemen sediaan, perencanaan tingkat permintaan dan penawaran, serta manajemen penyedia jasa Third Party Logistic. Dalam pendekatan yang berbeda, fungsi logistik juga mencakup pembelian, perencanaan jadwal produksi, pengemasan, dan juga layanan konsumen. Manajemen logistik adalah sebuah fungsi yang terintegrasi, yang mengkoordinasikan dan mengoptimalkan seluruh aktivitas logistik, juga mengintegrasikan aktivitas logistik dengan fungsi lainnya, seperti pemasaran, manufaktur, keuangan, dan teknologi informasi.

2.2. Logistic Service Quality