PERUMUSAN PENGEMBANGAN LEMBAGA ISTP

Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 63 iptek belum didasarkan pada sebuah sistem yang bercirikan: a adanya tujuan bersama yang ingin dicapai yang ditransformasikan dalam bentuk roadmap program kegiatan sehingga terjadi sinkronisasi dan integrasi program kegiatan dalam sebuah jejaring kerja yang kondusif, serta b adanya awareness dari segenap pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sehingga alokasi sumber daya dapat dilakukan secara optimal dan berkesinambungan. Pengembangan konsorsium untuk mewujudkan kemandirian teknologi industri nasional melalui pengembangan industri penghasil barang modal yang difasilitasi oleh lembaga ISTP Puspiptek merupakan jawaban atas berbagai isu stategis tersebut. Perumusan roadmap program kegiatan sebagai elaborasi dari tujuan bersama dari pemangku kepentingan konsorsium merupakan acuan pelaksanaan litbang yang dilakukan oleh lemlitbang di lingkungan lembaga ISTP Puspiptek dengan berbagai produk litbang yang sesuai dengan kebutuhan industri tertentu sehingga kontribusi terhadap peningkatan relevansi lemlitbang sebagai lembaga penghasil teknologi dapat dilakukan secara optimal. Pemangku kepentingan konsorsium yang terdiri dari berbagai unsur seperti perguruan tinggi, lemlitbang LPK dan LPNK, badan usaha, LPNK dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kendala faktual seperti belum optimalnya pengelolaan dan penyelenggaraan terhadap pembentukan SDM, penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi, standar nasional, dll. Pengembangan konsorsium dengan tujuan bersama yang telah ditetapkan dalam roadmap program kegiatan diharapkan mampu mewujudkan iklim kondusif pada jejaring kerja antar pemangku kepentingan dengan sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan pengembangan iptek dengan pemanfaatan sumber daya iptek yang dilakukan secara optimal.

4. PERUMUSAN PENGEMBANGAN LEMBAGA ISTP

Perumusan sistem manajemen dan sistem organisasi dari lembaga ISTP yang akan dibentuk perlu dilakukan berdasarkan pada kebutuhan nyata terhadap peran yang akan dijalankan oleh lembaga dalam konteks penguatan SINas. Secara lengkap perumusan sistem manajemen dan sistem organisasi dari lembaga ISTP dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah. Gambar 1. Desain Pengembangan Sistem Manajemen dan Sistem Organisasi Lembaga ISTP Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 64 Selanjutnya penetapan visi, misi dan tujuan lembaga menjadi strategis untuk memformulasikan sistem manajemen dan sistem organisasi yang tepat. Lembaga ISTP adalah sebuah organisasi yang dikelola oleh profesional khusus, visi, misi dan tujuan utamanya adalah: Visi lembaga: adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran iptek dalam pembangunan ekonomi dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing usaha terkait serta lembaga-lembaga berbasis pengetahuan Misi lembaga untuk mewujudkan visi tersebut adalah: 1. merangsang dan mengatur arus pengetahuan dan teknologi antar universitas, lembaga RD, dan industri; 2. memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off; 3. menyediakan layanan nilai tambah lainnya melalui layanan data informasi Keahlian SDM, Infrastruktur Iptek, Status Teknologi pada S-curve, Status Produk pada S-curve, dll.; 4. menyediakan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi untuk mendukung inkubasi bisnis teknologi; 5. memfasilitasi pelaksanaan adopsi teknologi ke industri nasional. Sedangkan tujuan pembentukan lembaga ISTP adalah: 1. mendukung perumusan kebijakan yang terkait dengan penguatan SINas dengan memberikan masukan-masukan kepada pembuat kebijakan Pemerintah berupa permasalahan aktual yang dihadapi oleh pemangku kepentingan ISTP dalam pelaksanaan proses inovasi dalam SINas. 2. mendukung upaya penguatan sistem technology clearing house sangat strategis bagi kepentingan nasional. Pengembangan sistem dilakukan dengan penetapan sebagai salah satu peran lembaga sehingga dapat menjadi katalis bagi terwujudnya peningkatan koordinasi antar LPNK di lingkungan Puspiptek dengan lembaga-lembaga yang secara parsial juga melakukan clearing house seperti BSN Proses Standarisasi Produk, Balai POM – Kementerian Kesehatan pengujian obat dan makanan, Puskim PU pembangunan gedung, KLH Balai Kliring Keamanan Hayati - untuk sumber daya hayati. 3. mendukung upaya penguatan sistem audit teknologi bagi peningkatan daya saing industri nasional serta kepentingan nasional, terutama terkait dengan keamanan nasional, keselamatan, keamanan, serta kelestarian lingkungan. 4. mendukung penguatan sistem HKI untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia dalam sistem perdagangan bebas WTO yang terkait dengan TRIPs. 5. mendukung terwujudnya kemitraan antara lembaga penghasil teknologi, lembaga intermediasi, lembaga pengguna teknologi, serta lembaga pendanaan yang berbasis pada sinergi program dengan mekanisme supply-demand sehingga mampu meningkatkan kontribusi swasta dalam pelaksanaan penguasaan, pengembangan, serta pemanfaatan Iptek untuk mendukung daya saing industri nasional. 6. mengurangi distorsi kompetensi SDM yang terjadi antara lembaga penghasil teknologi dan lembaga pengguna teknologi dengan memperkuat kinerja dan sinergi yang terjadi dalam jejaring kerja antar pemangku kepentingan SINas terutama dalam pemanfatan kompetensi SDM. 7. memfasilitasi diseminasi produk teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penghasil teknologi sehingga secara optimal dapat dimanfaatkan oleh lembaga pengguna teknologi untuk menghasilkan produk yang berdaya saing sebagai sumber bagi pertumbuhan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. 8. mendukung tersedianya datainformasi Iptek secara meluas serta kemudahan akses dari segenap pemangku kepentingan terhadap terhadap datainformasi tersebut. Berdasarkan visi, misi, serta tujuan lembaga ISTP tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan program kegiatan sesuai dengan peran lembaga yang telah disampaikan di depan. Berdasarkan analisa Metode AHP terhadap pendapat pakar dengan memperhatikan Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 65 faktor-faktor: 1 Kesiapan SDM Pelaksana; 2 Kesiapan Biaya Operasional; 3 Kesiapan Infrastruktur Pendukung; 4 Kesesuaian dengan Kebutuhan Customer I-STP; serta 5 Dukungan pada Program Prioritas Pemerintah, maka prioritas program kegiatan ISTP adalah sebagai berikut:

1. Milestone I: Periode 2012 – 2014: Program kegiatan yang mendukung pelaksanaan