199
dapat dihasilkan membran yang terdiri dari serat mikro hingga nano yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di bidang farmasi, medis dan tekstil medis [15,17].
Studi mengenai pemanfaatan produk tersebut untuk keperluan tekstil medis, yaitu pembalut luka primer belum dilakukan. Oleh karenanya, dengan melihat potensi yang tinggi tersebut
dan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya [16], maka dilakukan pembuatan membran serat gelatinPVA dengan pelarut air sebagai media utamanya. Tujuannya adalah untuk
memanfaatkan gelatin sebagai bahan baku tekstil medis melalui proses electrospinning dan untuk mendapatkan kondisi proses yang optimal serta karakteristik produknya. Hal ini perlu
dilakukan dalam upaya melakukan diversifikasi produk, karena bahan bakunya banyak tersedia dengan harga yang relatif murah dan produk akhirnya mempunyai nilai tambah yang
cukup tinggi. Penelitian tersebut meliputi karakterisasi larutan pintal dan pembuatan membran dengan alat elektrospinning, sedangkan pengujiannya meliputi analisa gugus
fungsi dengan alat FTIR, analisa struktur mikro dengan alat Scanning Electron Microscope SEM, dan uji pre klinis. Selanjutnya diharapkan produk akhirnya dapat digunakan sebagai
alternatif tekstil medis pembalut luka, karena gelatin dapat meningkatkan pertumbuhan jaringan baru [4]. Adapun perbedaannya dengan penelitian terdahulu [2,15,17], yaitu ko-
polimernya berbeda dan dilengkapi dengan uji pre klinis.
2. METODA PENELITIAN
Bahan yang digunakan adalah PVA, asam asetat glasial, alkohol p.a. grade dan aquades, serta gelatin komersial ekstraksi kulit kaki sapi, produk dari PT X di Jawa Barat
dan telah diuji kekuatan gel, kadar logam, uji mikroba dan bersertifikat halal seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Mutu Gelatin
Peralatan yang digunakan adalah electrospinning Gambar 4, stirrer magnetik, oven, timbangan digital 4 desimal, peralatan gelas lengkap, viskometer Brookfield, conductivity
meter HACH – German, FTIR Fourier Transform Infra Red, SEM Scanning Electron
Microscope, Ionizer untuk sterilisasi. Adapun pada uji pre klinis digunakan jarum suntik
biasa dari syringe 5 ml dan 10 ml, Laminar Airflow dan restrainer kandang untuk kelinci percobaan.
No.lot : 11430
Tipe : Halal Edible
Continue No.Test :15-04-2011
Tgl. produk 04-04 2011 SNI 3735-1995
Parameter
5.
Satuan
6.
Hasil
7.
Persyaratan
Uji kimia
1 .
2 .
3 .
4 .
5 .
Kekuatan gel
Kadar abu MC
pH 5 Kromium
Logam berat
Warna
Baurasa
Bloom -
ppm mgkg
- -
250 1,0
11,2 6,5
0,02 10
Tidak berwarna Normal
dapat diterima konsumen
- 3,25 maks
16 , maks -
- 50, maks
Tidak berwarna Normal
dapat diterima konsumen
Uji mikroba 8.
9. 10.
1 .
2 .
3 .
Total Plate Count
Yeast Salmonela
sp S. Aureus
kolonig kolonig
1,0 1,5
Negatif Negatif
Negatif -
- -
- -
200
Alat Electrospinning Tabung Larutan
Spinning Sample Collector
Gambar 4. Alat Electrospinning Larutan pintal merupakan kombinasi dari gelatin dan PVA. Sebagai pelarut gelatin
digunakan asam asetat glasial dan air, sedangkan PVA adalah air. Larutan pintal yang telah diberi tegangan listrik tinggi dipompa hingga membentuk tetesan larutan pada ujung kapiler
spineret yang sekaligus bertindak sebagai elektroda. Selanjutnya, tetesan larutan yang terinduksi muatan listrik dan dipengaruhi medan listrik tersebut akan bergerakmeloncat ke
arah elektroda kolektor yang bermuatan berlawanan, disertai proses penguapan pelarutnya, sehingga terbentuk serat pada permukaan kolektor.
Pengujian : Pengujian yang dilakukan meliputi analisa gugus fungsi Perkin Elmer Spectrum One - FTIR - Spectrometer [18], analisa struktur mikro SEM Jeol, JSM 6360 LA,
dan uji pre klinis melalui uji iritasi pada kulit kelinci albino jantan [19,20]. Uji praklinis : Uji praklinis dimulai dari persiapan kelinci yang akan diuji, persiapan
peralatan yang diperlukan, pelaksanaan percobaan dan pemeliharaan setelah proses pendedahan melukai kulit dengan cara menggoresnya dengan syringe 5 ml. Pendedahan
dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku dan dilaksanakan di dalam ruangan steril Laminar air flow yang sesuai dengan persyaratan [19,20]. Adapun evaluasi terhadap
adanya eritema pemerahan dan edema pembengkakan dilakukan dengan menggunakan skala pada Tabel 2.
Tabel 2. Sistem Skor Draize-FHSA
Reaksi kulit Skor
Pembentukan eritema dan luka dalam Tidak terbentuk eritema
Eritema yang sangat ringan 1
Eritema tampak jelas 2
Eritema sedang sampai parah 3
Eritema parah warna merah keunguan sampai pembentukan eschar ringan luka dalam
4 Pembentukan edema
Tidak terbentuk edema Edema yang sangat ringan
1
Edema ringan bagian tepi area edema sangat jelas meninggi
2 Edema sedang tinggi tepi area edema naik
1 mm 3
Edema parah tinggi tepi area edema naik 1 mm dan meluas ke bagian yang lebih luar dari area pendedahan
4 eritema pemerahan, eschar luka goresan dan edema pembengkakkan
Uji ini dilakukan dengan cara mencukur rambut pada punggung kelinci bagian kiri dan kanan. Proses pendedahan dilakukan dengan digores sepanjang 2 cm; 3 goresan pada 2
tempat punggung kiri dan kanan. Punggung kanan digunakan untuk sediaan uji dengan menempelkan contoh uji berupa membran berukuran 2 x 3 cm, punggung kiri digunakan
201
sebagai kontrol. Selanjutnya membran tersebut ditutupi kain kasa, kemudian kain kasa diberi plester untuk mencegah terlepasnya kain kasa dari kulit. Seluruh badan kelinci
kemudian dibungkus dengan kain pembalut untuk menutupi punggung kiri dan kanan. Satu jam setelah perlakuan, pembalut dibuka dan membran diangkat lalu dilakukan pengamatan
terhadap adanya eritema dan edema. Pengamatan tersebut diulangi pada jam ke-24; 48 dan 72; serta dievaluasi dengan menggunakan skala pada Tabel 2. Selama uji coba kelinci
percobaan disimpan di ruang pemeliharan dengan pakan konvensional dan air minum diberikan secara ad libitum secukupnya, pada suhu 24
2C dengan kelembaban relatif 70-80. Pencahayaan adalah 12 jam terang dan 12 jam gelap.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gelatin