143
Pemasaran kain sarong meluas ke Yogyakarta, Solo dan Surabaya. Pengusaha Tionghoa muncul dengan menggunakan ATM sebanyak 100 buah. Munculnya pengusaha ini
menyebabkan pengusaha pribumi terdesak. Pengusaha pribumi menerapkan cara baru yaitu sistem memesan maakloon, pengusaha Tionghoa sebagai pemilik benang dan pengusaha
pribumi yang mengerjakan tenunan dengan upah pengerjaannya. Hasilnya disetorkan pada pemilik benang Darmaprawira, 1974: 176.
Pada tahun 1937 pemerintah Belanda memperluas penerapan Ordinance for Regulation of Enterprises Setiawati, 2005:35 agar menjangkau seluruh produk seperti pakaian yang
berbahan katun, rayon atau sebagian sarung rayon dan kain panjang. Menurut hasil studi Belanda, Bandung dan daerah lainnya merupakan pendorong terjadinya overproduction.
Tahun 1938 industri sarung berkembang pesat meninggalkan industri katun domestik lainnnya dan menguasai 47 keseluruhan suplai sarung, Daerah Jawa Barat khususnya
priangan termasuk Majalaya menjadi konsentrasi terbesar usaha pertenunan skala kecil dan daerah industri sarung.
Sumber : Tropenmuseum Belanda
Gambar 2. Industri Tekstil Majalaya, Tahun 1900 —1940
Pada masa pemerintahan Jepang, industri tenun berhenti karena tidak adanya bahan baku. Mesin-mesin sebagian diungsikan ke daerah pedalaman dan sisanya dijual ke kota
Bandung. Pengusaha Tionghoa mengungsikan mesin mereka ke Bandung yang kemudian menjadi awal mula industri tekstil di Bandung. Industri tekstil di Majalaya mulai hidup lagi
pada tahun 195960 dengan adanya sistem iden dan jatah dari pemerintah. Tahun 1965 jumlah mesin tenun di Majalaya mencapai 4.000
–5.000 buah dan ATBM puluhan ribu buah Darmaprawira, 1974: 177. Mesin yang sempat diungsikan oleh pengusaha Tionghoa
umumnya mesin tenun sehingga produksi terbatas pada kain tenun sarong, kain drill, bahan tirai, kain putih. Perusahaan kain cap yang berdiri sekitar tahun 1950 adalah Ling-ling PT.
Lonceng di Jl. Letjen Ahmad Yani Bandung dengan usaha pencapan tangan hand silk screen printing.
Perusahaan kain cap ini berkembang bersama industri rumahan hingga sekarang dan menyisakan limbah atau kain perca yang dijual dengan harga murah atau di buang begitu
saja. Limbah ini yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku kreatif di Bandung untuk menghasilkan produk baru dengan teknik patchwork dan quilting.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik patchwork sudah ada di Jawa pada tahun 1855 yang dikenakan pada Jaket pada masa Sultan Hamengku Buwana V. Jaket yang bernama Kyai Antakusuma dibuat oleh
Louisa Wieseman-Dom. Teknik ini juga dikenal dengan istilah teknik tambal sulam yang dikenakan sebagai motif batik “tambal-patroon”. Tambalan motif batik seperti grinsing,
kawung, dan lain sebagainya.
144 Sumber : Tropenmuseum Belanda
Gambar 3. Jaket Kyai Antakusuma Honey Patchwork http:honeybedding.blogspot.com merupakan merek untuk bedding
dan accessories dengan menggunakan teknik Patchwork dan quilting. Studio kerja Honey Patchwork berada di Jalan Babakan Ciamis N0. 961b Bandung. Pengerjaan dengan
memadukan antara jahitan tangan dan mesin dengan teknik menyambung potongan- potongan kain patchwork menjadi motif dan dijahit menjadi satu dengan bedding quilting.
Lama pengerjaan satu produk berkisar mulai dari satu minggu hingga 2 bulan, tergantung pada tingkat kesulitan, motif serta ukuran. Selain sebagai penutup tempat tidur bed cover,
hiasan dinding maupun sarung bantal. Ukuran bed cover bervariasi untuk bayi sampai 300 x 300 cm. Pembuatan dengan satu motif dan satu warna untuk satu barang membuat produk
menjadi eksklusif. Harga mulai dari Rp. 75.000,00 sampai dengan Rp. 3.000.000,00 tergantung pada motif dan ukuran.
Tabel 1. Produk Patchwork No. Nama Produk
Deskripsi Gambar
Harga 1
Toraja Flower Toraja menjadi inspirasi dalam
memadukan keindahan dan
ketenangan Rp. 1.250.000
2 Sunset Block Keindahan ruangan
akan terasa lebih bergairah dan lebih
sejuk Rp. 2.650.000
3 Split Lavender Harum, sejuk dan
tenang menjadikan hunian lebih berarti
Rp. 185.000
145
No. Nama Produk Deskripsi
Gambar Harga
4 Sogan Flower
Batik Bunga menjadi
inspirasi, dengan kombinasi kecoklatan
menginspirasikan ketenangan dan
keindahan. Rp. 1.450.000
5 Oriental Block Motif kotak, dari
jaman dulu sampai sekarang menjadi
tren, dimaksudkan agar lebih nyaman
dan lebih praktis. Rp. 1.975.000
6 Green Flower
Batik Untuk jiwa yang
tenang, dan rendah hati. Nuansa hijau
memberikan warna tersendiri agar lebih
tenang, teduh dan penuh dengan
oksigen yang beraroma.
Rp. 895.000
7 Geo Red
Batik Kecerahan nuansa
pin dan merah menjadi pilihan
tersendiri, sumringah, bahagia dan penuh
cita, itulah yang dihasilkan dari
pancaran warna ini. Rp. 835.000
8 Geo Blue
Batik Biru masih menjadi
primadona dalam memanjakan tempat
tidur anda. Ukuran yang sesuai untuk
satu orang menjadikan anda
sebagai raja. Rp. 835.000
9 Blue of Pink
Block Berbalut warna biru,
menjadikan pink sebagai sebuah
kenyamanan tersendiri dengan
ukuran 290 x 290 cm diharapkan akan
memberikan kenyamanan dalam
tidur. Rp. 1.975.000
146
No. Nama Produk Deskripsi
Gambar Harga
10 Blue in Baby Bernuansa untuk
anak-anak dengan ukuran 150 x 110 cm,
membuat anak anda semakin lelap dalam
mimpi. Rp. 235.000
Sumber : http:honeybedding.blogspot.com
Contoh produk patchwork di atas merupakan produk kreatif yang dihasilkan dari budaya kreatif dengan sisa kain perca. Pelaku bisnis patchwork ini tidak hanya menjual produk
melainkan pertama, eksklusivitas hanya dibuat 1 motif 1 warna sehingga tidak akan sama dengan orang lain tidak pasaran. Kedua, makna sosial yang akan melekat pada pemilik
produk ini seperti tenang, indah, nyaman, bahagia, bergairah dan membuat pemiliknya seolah-olah raja jika mereka membeli produk ini.
3. PENUTUP