Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 71
memiliki kepedulian dalam pengembangan iptek; 2 pengiriman pemenang lomba serta produk-produk unggulan ke kompetisi inovasi teknologi di tingkat propinsi dan nasional; dan
3 pendaftaran produk inventor untuk memiliki hak atas kekayaan intelektual HKI. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan prioritas strategi yang harus dilakukan
oleh lembaga litbang daerah dalam mengembangkan inovasi frugal khususnya strategi dalam mengatasi semakin menurunnya minat masyarakat dalam mengikuti lomba
Pati Innovation Award. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh pihak terkait dalam
mengembangkan inovasi frugal di Kabupaten Pati.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 di Kabupaten Pati. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara
mendalam. Narasumber yang dipilih yaitu dari para peserta lomba Pati Innovation Award sejak penyelenggaraan yang pertama yaitu pada tahun 2005 sampai penyelenggaraan yang
keempat tahun 2012. Wawancara juga dilakukan dengan pimpinan dan karyawan Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati yang selama ini terlibat dalam
penyelenggaraan Pati Innovation Award. Data sekunder diperoleh melalui sumber pustaka dan data dari instansi terkait.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki Nasir, 2003. Hasil wawancara dianalisa secara kualitatif.
Perhitungan pengaruh faktor eksternal dan internal dilakukan secara kuantitatif. Penetapan faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan penyelenggaraan Pati Innovation
Award disajikan dengan matriks evaluasi strategi Internal IFE dan evaluasi strategi eksternal EFE. Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats digunakan
untuk menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang harus dilakukan oleh para stakeholder. Untuk menentukan prioritas strategi yang direkomendasikan, penelitian ini menggunakan
Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM David, 2009.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal
Hasil penilaian terhadap faktor internal meliputi faktor kekuatan dan kelemahan serta hasilnya disajikan pada Tabel 1. Nilai pembobotan diatas 0,1 menunjukkan faktor tersebut
memiliki peranan yang dominan. Nilai rating faktor kekuatan yang semakin besar menunjukkan pihak yang terkait telah mampu memanfaatkan kekuatan yang ada. Nilai rating
kecil pada faktor kelemahan menunjukkan pihak terkait belum mampu mengatasi kelemahan yang muncul.
Tabel 1. Matriks Evaluasi Faktor Internal
No Faktor Penentu Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan 1
2 3
4 5
Ketersediaan anggaran dari pemerintah Keberadaan komunitas inventor
Pengalaman penyelenggaraan Ketersediaan sumber daya manusia
Penggunaan media untuk penyebaran informasi 0,20
0,10 0,10
0,15 0,05
3 4
4 4
3 0,60
0,40 0,40
0,60 0,15
Kelemahan 1
2 3
4 5
Pendeknya waktu penyebaran informasi lomba Kurang optimalnya kinerja komunitas inventor
Lemahnya dukungan dan pembinaan yang berkelanjutan Penghargaan pemenang yang rendah
Permasalahan birokrasi yang menghambat 0,05
0,15 0,05
0,05 0,10
1 1
2 2
2 0,05
0,15 0,10
0,10 0,20
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 72
Total 1,00
2,75
Hasil penilaian terhadap faktor lingkungan eksternal meliputi faktor peluang dan ancaman disajikan pada Tabel 2. Rating yang semakin besar menunjukkan pihak terkait mampu
mengantisipasi ancaman dengan memanfaatkan peluang yang ada, sedangkan nilai rating kecil menunjukkan pihak terkait belum mampu mengatasi ancaman yang muncul.
Tabel 2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
No Faktor Penentu Internal Bobot
Rating Skor
Peluang 1
2 3
4 5
Berkembangnya sekolah kejuruan teknik Keberadaan lomba inovasi di tingkat propinsinasional
Pelibatan mahasiswa sebagai inovator Peningkatan anggaran pemerintah untuk pengembangan
iptek Peningkatan penghargaan bagi inventor
0,10 0,05
0,10 0,15
0,10 4
3 3
4 4
0,40 0,15
0,30 0,60
0,40 Ancaman
1 2
3 4
5 Ketidakpercayaan peserta terhadap sistem penilaian
Ketidakpedulian stakeholder Pengaruh situasi sosial politik
Perubahan kebijakan sekolah kejuruan teknik Adanya lomba inovasi setingkat yang lebih menarik
0,05 0,20
0,10 0,10
0,05 1
2 1
2 2
0,05 0,40
0,10 0,20
0,10 Total
1,00 2,70
Dari Tabel 1 dapat dilihat faktor – faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan
utama adalah ketersediaan anggaran dari pemerintah dengan bobot 0,2. Kegiatan Pati Innovation Award merupakan kegiatan tetap dua tahunan dan menjadi salah satu program
unggulan dari Kantor Litbang Pati. Pelaksanaan Pati Innovation Award dalam 3 periode selalu tepat waktu dan mendapat dukungan anggaran yang memadai. Hanya pada tahun
2011, pelaksanaan Pati Innovation Award terpaksa diundur satu tahun karena Kabupaten Pati mengalami permasalahan terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah Pilkada.
Kurang lebih selama satu tahun Kabupaten Pati tidak memiliki kepala daerah definitif akibat adanya keputusan Mahkamah Konstitusi untuk mengulang pelaksanaan pilkada. Pada tahun
2011, perhatian pemerintah Kabupaten Pati terfokus pada penyelesaian permasalahan pilkada. Kekuatan lain yang dominan yaitu ketersediaan sumber daya manusia dengan bobot
0,15. Sumber daya manusia SDM yang ada di Kantor litbang Pati meliputi fungsional peneliti dan struktural sangat memadai dalam hal kuantitas maupun kualitas. Tugas pokok
dan fungsi lembaga yang memang terkait dengan pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan SDM kantor litbang dalam memahami dinamika
permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan lomba Pati Innovation Award. Kelemahan utama adalah kurang optimalnya kinerja komunitas inventor dengan bobot
0,15. Komunitas inventor telah dibentuk sejak tahun 2009, dengan anggota komunitas berasal dari masyarakat umum dan staf pengajar pada sekolah kejuruan. Anggota komunitas
dipilih dari beberapa peserta lomba Pati Innovation Award I – III dan memiliki komitmen
dalam hal inovasi teknologi. Komunitas inventor mendapat fasilitas dari Kantor Litbang Pati dalam bentuk anggaran, sarana dan prasarana serta dukungan sumber daya manusia.
Diharapkan anggota komunitas ini mampu menjadi duta Kantor Litbang dalam memantau potensi masyarakat dalam bidang iptek serta menyebarluaskan informasi mengenai
kebijakan di Kantor Litbang khususnya dalam bidang pengembangan dan pemanfaatan iptek. Namun keberadaan komunitas ini dinilai kurang efektif kinerjanya. Kinerja komunitas
ini masih sangat tergantung pada instansi pemerintah termasuk dalam hal koordinasi. Kondisi ini masih ditambah dengan kurang aktifnya beberapa anggota komunitas. Kurang
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 73
efektifnya komunitas khususnya dalam mendukung kegiatan Pati Innovation Award tampak dari ketidakmampuan dalam menyerap potensi masyarakat.
Dari Tabel 2 dapat dilihat faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang utama adalah peningkatan anggaran pemerintah untuk pengembangan iptek dengan bobot 0,15.
Anggaran pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu yang dikelola oleh Kantor Litbang dan anggaran yang dikelola oleh instansi di luar kantor litbang misalnya instansi teknis dan
institusi pendidikan. Peningkatan anggaran pemerintah disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya produk inovatif yang murah serta tepat guna untuk mengatasi
permasalahan di masyarakat. Bisa dirasakan besarnya perhatian pemerintah pada sektor pendidikan kejuruan. Hal ini turut mendukung proses pemanfaatan dan pengembangan
iptek. Ancaman utama adalah ketidakpedulian stakeholder dengan bobot 0,20. Proses
pengembangan teknologi yang tepat guna, murah serta mengandalkan sumberdaya lokal merupakan sebuah rangkaian panjang. Stakeholder yang terkait antara lain pemerintahan
desa, institusi pendidikan, instansi teknis, litbang dan masyarakat. Pelaksanaan Pati Innovation Award hanyalah suatu ajang sebagai bentuk pemacu dan penghargaan kepada
para inovator. Hal yang lebih penting yaitu kemampuan para stakeholder dalam memantau keberadaan dan potensi para inovator lokal. Dari wawancara yang dilakukan pada para
peserta lomba, terutama yang berasal dari masyarakat umum, tidak ditemukan peran pemerintah desa dan kecamatan dalam hal pemantauan dan pembinaan bagi para inovator.
3.2 Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan suatu metode analisa berdasarkan faktor-faktor internal dan
eksternal untuk menghasilkan strategi –strategi yang layak untuk dipertimbangkan David,
2009. Pada tabel 3 disajikan hasil analisa dalam bentuk matriks SWOT. Tabel 3. Matriks SWOT Pati Innovation Award
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
KEKUATAN STRENGTH
1. Ketersediaan anggaran dari pemerintah
2. Keberadaan komunitas inventor.
3. Pengalaman penyelenggaraan.
4. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
5. Penggunaan media untuk penyebaran informasi
KELEMAHAN WEAKNESS
1. Pendeknya waktu penyebaran informasi lomba
2. Kurang optimalnya kinerja komunitas inventor
3. Lemahnya dukungan dan pembinaan yang
berkelanjutan 4. Penghargaan pemenang yang
rendah. 5. Permasalahan birokrasi yang
menghambat
PELUANG OPPORTUNITY 1. Bertambahnya sekolah
kejuruan 2. Keberadaan lomba inovasi
di tingkat propinsinasional 3. Pelibatan mahasiswa
sebagai inovator 4. Peningkatan anggaran
pemerintah untuk pengembangan iptek
5. Peningkatan penghargaan bagi inventor
STRATEGI S-O
Meningkatkan efektifitas dan pemberdayaan
komunitas inventor yang telah dibentuk
STRATEGI W-O
Meningkatkan penghargaan kepada para inovator utamanya
pemenang lomba dengan cara 1 penambahan nilai hadiah; 2
ekspos profil inovator dan produknya pada media lokal dan
nasional. Memberikan rekomendasi
mengenai pengembangan dan pemanfaatan produk inovator
kepada instansi terkait.
ANCAMAN THREAT
1.
Ketidakpercayaan peserta terhadap sistem penilaian
2.
Ketidakpedulian
STRATEGI S-T
Intensifikasi dan ekstensifikasi promosi
kegiatan.
STRATEGI W-T
Pelibatan swasta dan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan
lomba.
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 74
stakeholder
3.
Pengaruh situasi sosial politik.
4.
Perubahan kebijakan sekolah kejuruan.
5.
Adanya lomba inovasi setingkat yang lebih
menarik
Dari hasil analisa SWOT, diperoleh strategi S-O Strength-Opportunity yaitu meningkatkan efektifitas dan pemberdayaan komunitas inventor yang telah dibentuk. Strategi
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: 1 mengefektifkan anggaran; 2 pemilihan personel yang kompeten; dan 3 pengawasan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program kerja komunitas inventor. Keberadaan para inventor yang tergabung dalam komunitas inventor merupakan aset yang berharga dalam upaya mengembangkan
semangat berinovasi di masyarakat Kabupaten Pati. Kurang berkembangnya komunitas inventor perlu segera dievaluasi dan mendapatkan solusi.
Strategi W-O 1 Weakness – Opportunity yaitu meningkatkan penghargaan kepada para
inovator utamanya pemenang lomba dengan cara penambahan nilai hadiah dan ekspos profil inovator dan produknya pada media lokal dan nasional. Beberapa peserta yang
diwawancarai mengungkapkan bahwa nilai hadiah masih terlalu kecil. Biaya yang dikeluarkan para inovator dalam menciptakan produk termasuk proses uji coba trial and
error cukup tinggi sehingga hadiah yang diterima tidak terlalu dirasakan manfaatnya. Tidak jarang para inovator yang produknya tidak memenangkan lomba harus merugi. Strategi
ekspos ke media massa dimaksudkan agar ide kreatif para inovator dapat ditangkap oleh masyarakat sehingga produk yang dihasilkan dapat diproduksi secara masal dan
memberikan keuntungan bagi inovator. Pengupayaan produk inovatif untuk mendapatkan hak atas kekayaan intelektual harus terus dilakukan sebagai salah satu bentuk penghargaan
kepada inventor. Sampai saat ini upaya tersebut baru sampai pada proses pendaftaran namun pada akhirnya produk masyarakat Pati mengalami kegagalan dalam mendapatkan
HKI. Oleh karena itu, perlu dilakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang berpengalaman dalam menangani HKI, misalnya perguruan tinggi maupun lembaga litbang lain yang menjadi
sentra HKI. Strategi W-O 2 Weakness
– Opportunity yaitu memberikan rekomendasi mengenai pengembangan dan pemanfaatan produk inovator kepada instansi terkait. Sebagai contoh,
inovator yang tertarik di bidang teknologi perikanan akan lebih berkembang tatkala mendapatkan bimbingan dari instansi pemerintah yang menangani masalah perikanan.
Dalam tugas kesehariannya, seringkali instansi terkait mendapatkan keluhan masyarakat mengenai permasalahan yang membutuhkan solusi di bidang rekayasa teknologi yang
murah dan tepat guna. Strategi S-T Strength
– Threat yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi promosi kegiatan. Intensifikasi yang dimaksud adalah mengoptimalkan kegiatan promosi yang sebelumnya
telah dilakukan seperti lewat media massa, poster, komunitas inventor, dan lainnya. Sedangkan ekstensifikasi yaitu melakukan promosi kegiatan melalui cara dan media yang
baru seperti penggunaan jejaring sosial dan promosi ke perguruan tinggi. Mahasiswa asal Kabupaten Pati yang belajar di perguruan tinggi berpotensi untuk berpartisipasi sebagai
peserta lomba. Penggunaan jejaring sosial efektif untuk mengatasi kendala jarak dan biaya promosi.
Strategi W-T Weakness – Threat yaitu pelibatan swasta dan perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan lomba. Pelibatan swasta dapat berupa sponsorship kegiatan sehingga alokasi anggaran untuk operasional dapat dialihkan untuk meningkatkan hadiah bagi
pemenang. Pelibatan swasta dan perguruan tinggi dapat berupa konsultan kegiatan maupun sebagai dewan juri lomba. Strategi ini merupakan respon terhadap keluhan para peserta
mengenai objektivitas penilaian dewan juri yang berasal dari lokal Kabupaten Pati yang dikhawatirkan memiliki kedekatan dengan peserta lomba.
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 75
3.3 Analisa QSPM QSPM memberikan pendekatan sistematik untuk mengevaluasi alternatif-alternatif
strategi yang ada dan menentukan strategi terbaik untuk diimplementasikan. Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relatif attractiveness. Strategi dengan nilai
TAS Total Attractiveness Score tertinggi merupakan strategi yang paling diprioritaskan. Amini, 2009. Hasil analisa QSPM disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. QSPM Pati Innovation Award
Uraian Strategi Nilai TAS
Prioritas Meningkatkan efektifitas dan pemberdayaan komunitas inventor
yang telah dibentuk. 5,45
1 Meningkatkan penghargaan kepada para inovator, utamanya
pemenang lomba dengan cara 1 penambahan nilai hadiah; 2 ekspos profil inovator dan produknya pada media lokal dan
nasional. 5,00
2 Pelibatan swasta dan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan
lomba. 4,65
3 Memberikan rekomendasi mengenai pengembangan dan
pemanfaatan produk inovator kepada instansi terkait. 4,60
4 Intensifikasi dan ekstensifikasi promosi kegiatan.
3,55 5
Berdasarkan analisa QSPM, strategi “meningkatkan efektifitas dan pemberdayaan komunitas inventor yang telah dibentuk” merupakan strategi dengan prioritas tertinggi.
Komunitas inventor harus tetap diberdayakan sebagai komunitas yang mandiri dan tidak tergantung sepenuhnya pada instansi pemerintah. Fungsi pemerintah lebih ditekankan
sebagai fasilitator dan katalisator sehingga keberadaan komunitas lebih berkembang. Permasalahan birokrasi yang kadang membatasi gerak instansi pemerintah dalam
mengembangkan iptek diharapkan dapat dijembatani oleh keberadaan komunitas inventor. Pelibatan pemerintah misalnya dalam hal pemberian anggaran dan pengawasan lebih
bertujuan agar komunitas inventor bisa bersinergi dengan tujuan-tujuan pemerintah.
4. KESIMPULAN