Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 22
Sumber: Diolah dari Statistik Indonesia 2012 BPS RI, 2012 Gambar 11. Distribusi Pendapatan per Kapita untuk Non Makanan Tahun 2011
4. KEMAMPUAN TEKNOLOGI
Indonesia mempunyai sekitar 27,000 perusahaan manufaktur BPS, 2010. Sebagian besar perusahaan 90 masuk dalam kelompok industri dengan kandungan teknologi
rendah dan menengah rendah
4
, seperti kelompok industri makanan dan minuman, tekstil, pakaian jadi, furnitur dan barang galian bukan logam. Gambar 12.. Berdasarkan luaran dan
nilai tambahnya didominasi oleh industri dengan intensitas teknologi rendah Simamora, 2012. Keadaan ini menunjukkan bahwa karakteristik industri manufaktur Indonesia
terbanyak adalah yang tidak memiliki intensitas riset yang tinggi. Secara makro kemampuan teknologi sektor industri di Indonesia relatif masih rendah,
akibat intensitas riset yang masih rendah. Aminullah 2011 menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi rendahnya intensitas riset Indonesia, yakni perhatian pemerintah terhadap kegiatan
riset, investasi riset di sektor swasta dan karakteristik industri manufaktur di Indonesia.
Sumber: Direktori Industri Manufaktur Indonesia, 2010
Gambar 12. Sebaran Industri Manufaktur Berdasarkan Kelompok Industri Perhatian pemerintah terhadap kegiatan riset tergambar dalam besarnya dana yang
dialokasikan untuk kegiatan riset. Selama kurun waktu 40 tahun, ternyata rasio anggaran riset terhadap Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN terus menurun. Rasio
4
Mengacu kepada definisi dari OECD, industri manufaktur dapat dikategorikan berdasarkan intensitas atau kandungan teknologinya. Dalam hal ini, terdapat 4 pemilahan kategori industri, yaitu industri dengan kandungan
teknologi rendah low technology, industri dengan
kandungan
teknologi menengah-rendah medium-low technology, industri dengan kandungan teknologi menengah-tinggi medium-high technology, dan industri
dengan kandungan teknologi tinggi high technology.
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 23
tertinggi pernah terjadi pada tahun 1975, saat pemerintah mengalokasikan sebesar 3 dari seluruh total anggaran pemerintah Gambar 13. Hanya saja rasio tersebut turun secara
signifikan hingga mencapai 0.,2 di tahun 2009. Rendahnya perhatian pemerintah terhadap kegiatan riset memengaruhi luaran yang dihasilkan, sebagai contoh kegiatan riset
pemerintah jarang sekali menghasilkan inovasi komersial Aminullah, 201. Keadaan ini memperlihatkan kekurangpedulian pemerintah terhadap kegiatan riset di Indonesia. Dalam
kondisi dukungan sumberdaya yang masih terbatas tersebut, sejumlah invensi telah dihasilkan lembaga-lembaga penelitian publik. Studi kasus di salah satu unit litbang di LIPI
yang telah berhasil menghasilkan invensi untuk menunjang sektor pangan, adalah contoh potensi litbang yang dapat didorong untuk melayani petani yang membutuhkan teknologi
untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka Box-1.
Sumber : Data potensi iptek tahunan Pappiptek-LIPI, 1969-2006; Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 2007-2010
Gambar 13. Rasio Anggaran Litbang terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara Box-1. Studi Kasus Inovasi Frugal- Pengembangan Pupuk Organik Hayati Pusat Penelitian
Biologi-LIPI
Selain sektor pemerintah, kegiatan penelitian dan pengembangan litbang juga dilakukan oleh sektor industri. Meskipun masih sedikit jumlah perusahaan industri
manufaktur yang melakukan kegiatan riset, akan tetapi secara absolut jumlah perusahaan yang telah melakukan litbang tersebut cukup banyak. Hasil survei litbang di sektor Industri
manufaktur tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 1,581 perusahaan sampel di seluruh
Kegiatan penelitian Pupuk Organik Hayati POH dilakukan oleh Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia 30-50
urea, meningkatkan masukan N ke dalam tanah melalui proses penambatan N dan perombakan biomassa, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. POH ini dibuat
dalam berbagai bentuk, seperti padat, cair dan compost tea.
POH ini telah dicoba dan diujikan pada berbagai jenis tanaman, seperti padi, buah- buahan, palawija, sayur-sayuran dan pembibitan tanaman hutan bukan kayu di Malinau.
Uji coba dilakukan di Demo-plot di Cibinong dan Farm –plot di Malinau.
Hasil pengujian ini telah menunjukkan peningkatan hasil panen berkisar 20-30 jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia, serta meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap penyakit dan stres lingkungan. POH telah terpilih sebagai prioritas nasional pupuk organik untuk pengembangan bio-village.
Sumber:
Triyono dkk 2011 Laporan Analisis Relevansi Hasil-Hasil Riset Ilmiah LIPI untuk Relevansi Kebijakan. Pappiptek-LIPI
Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Iptekin Nasional 2012 24
kelompok industri, sudah 24 yang menyatakan melakukan kegiatan riset, artinya terdapat 379 perusahaan.
Akan tetapi, belanja perusahaan tersebut untuk kegiatan riset relatif masih kecil. Dibandingkan dengan pengeluaran perusahaan untuk belanja riset yang baru 4, ternyata
alokasi pengeluaran untuk belanja promosi mencapai 46 dan belanja lisensi sebesar 50 Gambar 14. Fakta ini menunjukkan bahwa ada potensi perusahaan melakukan inovasi,
yakni 379 perusahaan dengan total pengeluaran riset 4 tersebut. Belajar dari negara lain, Cina dan India, hanya sejumlah perusahaan yang mampu menghasilkan inovasi frugal
tersebut. Dengan demikian, perusahaan dengan dukungan riset tersebut dapat didukung dan diarahkan untuk menghasilkan inovasi yang dibutuhkan masyarakat banyak BOP. Namun
demikian, masih diperlukan pemberian insentif anggaran riset bagi 379 perusahaan tersebut untuk melakukan riset, khususnya yang mengarah pada inovasi frugal, yang akan dinikmati
oleh masyarakat dikelompok piramida terbawah tersebut. Sementara sebagian perusahaan atau 790 perusahaan yang telah membeli lisensi teknologi, juga berpotensi melakukan
inovasi frugal jika didukung oleh kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai teknologi tersebut. Dalam posisi ini, maka peningkatan kemampuan para insinyur dan perekayasa
menjadi penting untuk mendorong munculnya inovasi frugal bagi kelompok industri ini.
Sumber: Indikator Iptek: Hasil Survei Litbang Industri Manufaktur, 2010 Gambar 14. Perbandingan Antara Belanja Litbang, Belanja Promosi dan Belanja Lisensi
5. KEWIRAUSAHAAN INOVATIF