INOVASI DAN INOVASI FRUGAL

270 serta mikro, semua harus melakukan inovasi. Inovasi juga tidak lagi mengenal modern dan tradisional karena dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Usaha batik sebagai bagian dari industri pakaian yang pada pertengahan 2000-an yang sangat dikhawatirkan akan segera tergusur oleh tekstil modern dan gempuran produk serupa dari Cina, ternyata kemudian mampu bangkit dan kini telah menjadi salah satu produk unggulan di berbagai daerah di Indonesia. Keberadaan industri batik nasional sebagai produk kreatif dan inovatif warisan bangsa Indonesia bahkan berhasil diakui oleh badan dunia UNESCO sebagai warisan non-benda Bangsa Indonesia pada bulan Oktober 2009. Menurut Wahono 2006 dan Wahono dkk. 2010, keberhasilan usaha batik yang kebanyakan usaha keluarga dan dikelola secara tradisional tersebut dapat tetap eksis dan mampu bersaing dengan produk tekstil lainnya berkat kemampuannya dalam berinovasi. Inovasi di industri batik memiliki karakter yang berbeda dengan inovasi yang terjadi pada industri lainnya. Industri batik memiliki karakteristik yang khas, baik dari sisi skala usaha maupun dari aspek sumberdayanya. Usaha batik yang merupakan usaha tradisonal ini merupakan produk budaya kreatif yang banyak memanfaatkan kearifan lokal sekaligus berdimensi ekonomi dan pemerataan sosial. Selain itu, modal usaha batik lebih bersifat tidak berwujud, yakni pengetahuan tidak nyata tacit knowledge yang sangat penting artinya bagi penciptaan pengetahuan, kreativitas, inovasi serta daya saing usaha. Karena itu, usaha batik memiliki keunikan dan cara tersendiri dalam berinovasi yang berbeda dengan inovasi pada usaha besar. Industri batik lebih banyak menggunakan strategi inovasi berbiaya murah frugal innovation. Bagaimana strategi yang ditempuh oleh usaha batik yang berbasiskan budaya kreatif dan merupakan satu dari 15 industri kreatif di Indonesia tersebut melakukan inovasi frugal secara berkesinambungan akan dipaparkan dalam makalah ini. Inovasi hemat ini dipotret dari penelitian pada industri batik di Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang mencakup beberapa sentra industri batik di Jawa Timur seperti Pacitan, Tuban, Bangkalan, Lumajang, dan Banyuwangi.

2. INOVASI DAN INOVASI FRUGAL

Inovasi sebagaimana dikatakan oleh Clarke dan Clegg 1998 dapat ditelusuri kembali ke belakang ketika Adam Smith menjadikannya sebagai bahasan utama dalam bukunya The Wealth of Nation 1776. Dalam beberapa dekade belakangan ini, inovasi banyak dijadikan bahasan kembali karena dianggap sebagai kunci utama dalam memenangi kompetisi. Inovasi mencakup berbagai upaya kreatif yang tidak terprediksi dan organisasi inovatif cenderung dicirikan dengan adanya dukungan terhadap budaya kreatif, organisasi organik, fleksibel, dan memberdayakan anggotanya. Inovasi bahkan diakui dalam lingkup yang lebih luas, sebagaimana dikatakan oleh Porter 1990, menjadi penopang utama daya saing suatu bangsa. Selanjutnya Porter mengaitkan kemajuan pengetahuan knowledge, capaian inovasi, dan keunggulan kompetisi secara nasional. Di sini Porter melihat kompetisi bersifat dinamis dan terus berkembang. Ini sangat berbeda dengan pandangan tradisional, melihat keunggulan kompetisi bersifat statis, yakni tentang efisiensi biaya yang diakibatkan oleh keunggulan skala ekonomis. Efisiensi statis selalu disusul dengan tingkat kemajuan perubahan produk, pemasaran, proses produksi yang baru dan juga pasar yang baru. Sebaliknya, paradigma baru melihat inovasi metode dan teknologi sebagai hal yang utama sehingga keberadaan pengetahuan menjadi sangat penting. Lebih jauh Porter menyebutkan bahwa problema perusahaan atau bahkan bangsa adalah bagaimana meningkatkan kualitas faktor produksi, produktivitas, serta menciptakan pengetahuan baru, mengingat basis kompetisi itu sendiri telah berubah menjadi penciptaan dan asimilasi pengetahuan. Oleh karena itu keunggulan kompetisi secara berkelanjutan dicapai melalui inovasi dalam wujud desain produk baru, proses baru, pendekatan pemasaran baru, dan juga pelatihan-pelatihan. Menurut Naiman 2010, inovasi terkait erat dengan kreativitas, yakni tindakan mengubah sesuatu, terutama ide-ide baru dan imajinatif, menjadi kenyataan. Kreativitas sendiri 271 melibatkan dua tahapan proses, yakni berpikir dan kemudian berproduksi. Inovasi dengan begitu merupakan hasil dari penerapan ide ke dalam suatu produk. Jika seseorang memiliki ide tapi tidak bertindak, mereka disebut imajinatif tetapi tidak kreatif. Inovasi itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari kreativitas karena keduanya ibarat sekeping dari mata uang yang sama. Inovasi dengan demikian adalah kreasi yang lebih baik dari sebuah produk, proses, jasa teknologi, atau gagasan-gagasan yang siap digunakan oleh pasar, pemerintah, dan masayarakat. Selanjutnya banyak ahli yang membedakan inovasi dengan invensi. Dikatakan bahwa inovasi merujuk pada penggunaan cara-cara yang lebih baik dan sebagai hasil dari metode, sedangkan invensi temuan lebih langsung tekait dengan penciptaan gagasan atau metode itu sendiri. Begitu pula lanjut Naiman 2910, inovasi dibedakan dengan improvement, di mana inovasi merujuk gagasan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, bukan sekadar mengerjakan sesuatu yang lebih baik. Sejalan dengan Naiman, Zimmerer et.al. 1995 mengakui penggunaan istilah kreativitas dan inovasi sering dipertukarkan, namun kreativitas terkait dengan kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang. Menurut Levitt sebagaimana dikutip oleh Zimmerer 1995, kreativitas merupakan kegiatan memikirkan hal-hal baru, sedangkan inovasi adalah mengerjakan hal-hal baru. Dengan demikian, kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru. Inovatif merupakan sifat yang menerapkan solusi kreatif. Adalah kreatif namun tidak inovatif apabila ide hanya sebatas dalam pemikiran namun tanpa disertai tindakan. Menurut Zuhal 2010, inovasi berawal dari lahirnya gagasan baru. Gagasan baru itu sendiri dibangkitkan oleh kreativitas. Karena itu, seseorang disebut kreatif jika ia menghasilkan sesuatu yang bukan kelanjutan dari solusi yang pernah ada. Nilai kreativitas ini dapat dinilai dari seberapa besar sesuatu itu beda dari yang sudah ada. Proses kreativitas untuk melahirkan inovasi itu terbentuk melalui tahapan “mencari” search, “membenturkan” collision , “memutuskan” decision, dan “mencoba” trial. Inovasi dengan demikian butuh kegigihan, eksperimentasi, analisis cermat dalam menangani kompleksitas peluang masa depan yang diperlukan oleh pasar. Inovasi dalam kaitan ini merupakan upaya membuat perubahan dalam rangka peningkatan kualitas produk, layanan, proses, dan model bisnis dalam menciptakan nilai baru bagi para pemangku kepentingan organisasi stakeholders. Inovasi tidak hanya sebatas atau menjadi domain bagian penelitian dan pengembangan RD saja karena inovasi sangat penting untuk semua bagian operasi, sistem kerja, dan proses kerja. Dengan demikian, inovasi harus dikelola sehingga agar menjadi bagian dari budaya belajar organisasi learning organization, sebagaimana dijelaskan oleh Senge 1998. Inovasi harus diintegrasikan lebih jauh ke dalam strategi organisasi dan pekerjaan sehari-hari serta harus didukung oleh sistem peningkatan kinerja yang memadai. Proses yang sistematis untuk inovasi harus mencapai keseluruhan organisasi. Inovasi dibangun di atas akumulasi pengetahuan organisasi dan orang-orangnya. Kemampuan secara cepat menyebarkan dan memanfaatkan pengetahuan ini, menurut Baldrige 2012, sangat penting artinya dalam rangka mendorong inovasi organisasi. Agar inovasi berkembang, menurut Nonaka dan Takeuchi 1995, organisasi harus menciptakan lingkungan yang menumbuhkan kreativitas, menyatukan berbagai keahlian multi-talented kelompok orang yang bekerjasama erat untuk bertukar pengetahuan, ide dan membentuk arah masa depan. Para pakar telah mengidentifikasi berbagai jenis inovasi seperti “inovasi produk” yang memerlukan pengenalan produk baru atau layanan yang baru . “Proses inovasi” yang terdiri dari penerapan metode baru atau produksi secara signifikan dapat meningkatkan kinerja organisasi. Inovasi supply chain adalah inovasi yang mengubah sumber dari produk masukan dari pasar dan pengiriman produk ke pelanggan. Inovasi pemasaran adalah 272 perubahan yang menghasilkan evolusi metode baru pemasaran dengan perangkat tambahan dalam desain produk atau kemasan, promosi atau harga. Menurut Schilling 2005, inovasi digolongkan dalam dua jenis yang berbeda, yakni inovasi radikal dan inovasi incremental. Inovasi radikal ditandai dengan adanya perubahan yang mendasar sangat berbeda dan baru sebagai solusi utama dalam sebuah industri. Sedangkan inovasi incremental ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang tidak terlalu signifikan dan lebih banyak merupakan penyesuaian dari praktik yang sedang berlangsung. Inovasi dengan demikian memiliki arti yang penting bagi organisasi karena merupakan kunci dalam rangka menjaga survivalitas usaha. Perusahaan terus berinovasi sebagai bagian dari organisasi dan inovasi berkontribusi bagi kemajuan perusahaan. Inovasi sangat penting di mana perusahaan sering melihat kreativitas karyawan mereka sebagai solusi. Mereka mendatangkan ahli dan memberikan pelatihan kepada karyawan untuk memotivasi karyawan agar menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai bagi orang lain dan yang pada gilirannya akan mendatangkan keuntungan finansial bagi perusahaan. Inovasi menghasilkan ide-ide bisnis baru dan revolusi teknologi. Agar inovasi berharga, produk dan jasa baru harus cukup kuat untuk mendorong kemajuan organisasi melalui proses komersialisasi dengan jalan penetrasi ke pasar. Peter Drucker 2006 mengatakan bahwa jika sebuah organisasi yang didirikan tidak mampu berinovasi, organisasi tersebut akan menghadapi penurunan dan kepunahan. Banyak organisasi yang mengadopsi langkah- langkah untuk memperkuat kemampuan mereka untuk berinovasi. Zuhal 2010 melihat bahwa inovasi tidak terjadi dalam ruang yang hampa. Inovasi berkembang dari interaksi antara tiga pendorong perubahan kreatif yang saling mempengaruhi, yakni riset, pengambangan, dan aplikasi. Untuk itu terdapat ekosistem inovasi, di mana dunia akademis sebagai produsen knowledge bekerjasama dengan pengguna knowledge, yaitu dunia bisnis atau industri, serta didukung oleh pemerintah melalui kebijakan yang kondusif. Peran pemerintah di sini sangat ditekankan dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif bagi terjadinya inovasi tersebut. Lebih lanjut juga dikatakan oleh Zuhal 2010 bahwa inovasi tidak berasal dari “satu penjuru mata angin”, melainkan dari pelbagai jurusan keilmuan. Ketika berbicara landasan keilmuan, lazimnya kita berbicara tentang aspek ilmiah dan teknis di laboratorium yang berpijak pada ilmu-ilmu dasar matematika, kimia, fisika, biologi. Namun tidak semua industri dan inovasi secara sempit berasal dari fondasi keilmuan tersebut. Industri kreatif misalnya, lebih berpijak pada seni dan hiburan. Oleh karena itu, industri kreatif butuh pemahaman sains kreativitas yang dikombinasikan dengan aspek kognitif dan psikososial. Mengingat efeknya yang luas, maka inovasi menjadi topik penting dalam studi ekonomi, bisnis, kewirausahaan, desain, teknologi, sosiologi, dan juga rekayasa. Dalam masyarakat, inovasi berperan penting membantu dalam kenyamanan, kemudahan, dan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bisnis dan ekonomi, inovasi adalah katalis untuk pertumbuhan. Ekonom Schumpeter 2012 yang memberikan kontribusi besar untuk mempelajari inovasi berpendapat bahwa industri harus terus-menerus merevolusi struktur ekonomi dari dalam, berinovasi dengan produk, dan proses yang lebih baik atau lebih efektif, seperti pergeseran dari toko kerajinan ke pabrik. Dia terkenal dengan penegasannya bahwa destruksi kreatif merupakan fakta penting tentang kapitalisme. Selain itu, pengusaha terus mencari cara yang lebih baik untuk memuaskan basis konsumen mereka dengan peningkatan kualitas, daya tahan, layanan, dan harga yang murah sebagai hasil dari inovasi dengan teknologi canggih dan strategi organisasi Schumpeter, 1943. . Drucker 2012 menyatakan bahwa inovasi dapat bersumber dari perubahan yang berbeda dalam struktur industri, struktur pasar, demografi lokal dan global, pada diri manusia, pada mood persepsi dan makna, dan dalam jumlah pengetahuan ilmiah yang sudah tersedia. Dalam model linear sederhana, inovasi tradisional adalah adalah inovasi produsen. Di sinilah agen orang atau bisnis berinovasi untuk menjual inovasi. Sumber lain inovasi yang sekarang baru secara luas diakui adalah pengguna akhir inovasi. Di sinilah agenorang atau perusahaan, mengembangkan inovasi untuk mereka sendiri penggunaan 273 pribadi atau di rumah karena produk yang sudah ada tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka. Organisasi bisnis melakukan inovasi dengan berbagai cara. Secara formal pada umumnya dengan memberikan perhatian pada divisi RD. Divisi RD membantu memacu tentang perolehan paten dan inovasi ilmiah yang mengarah pada pertumbuhan yang produktif di berbagai bidang seperti industri, kedokteran, teknik, dan pemerintah. Secara informal, inovasi dapat dikembangkan melalui berbagai cara antara lain on-the-job modifikasi praktek, melalui pertukaran, dan kombinasi dari pengalaman profesional serta oleh rute lain. Inovasi lebih radikal dan revolusioner cenderung muncul dari RD, sedangkan inovasi incremental lebih mungkin muncul dari praktek. Namun demikian, ada banyak pengecualian untuk masing-masing tren. Setelah inovasi terjadi, inovasi dapat menyebar dari inovator ke individu lain dan kelompok. Proses ini telah diusulkan bahwa siklus hidup inovasi dapat digambarkan dengan menggunakan kurva S s-curve yang juga disebut kurva difusi. Pada tahap awal inovasi tertentu, pertumbuhan relatif lambat ketika produk baru menetapkan dirinya. Di beberapa titik, pelanggan mulai menuntut dan pertumbuhan produk meningkat lebih cepat. Inovasi tambahan baru atau perubahan produk memungkinkan pertumbuhan untuk berlanjut. Menjelang akhir pertumbuhan, siklus hidup melambat dan bahkan mungkin mulai menurun. Dalam tahap selanjutnya, tidak ada jumlah investasi baru dalam produk yang akan menghasilkan tingkat normal kembali. Kurva S berasal dari asumsi bahwa produk baru cenderung memiliki siklus hidup produk, yaitu fase start-up, peningkatan pesat dalam pendapatan, dan akhirnya penurunan. Bahkan sebagian besar inovasi tidak pernah turun ke bawah kurva dan tidak pernah menghasilkan keuntungan normal. Gambar 1. Difusi Inovasi Perusahaan yang inovatif biasanya akan bekerja pada inovasi baru yang pada akhirnya akan menggantikan yang lebih tua. Berturut-turut kurva S akan datang untuk menggantikan yang lebih tua dan terus mendorong pertumbuhanke atas. Pada gambar di atas, kurva pertama menunjukkan teknologi saat ini. Kurva kedua menunjukkan sebuah teknologi baru yang saat ini menghasilkan pertumbuhan yang lebih rendah, tetapi akhirnya akan menyalip teknologi saat ini dan mengarah ke tingkat yang lebih besar dari pertumbuhan. Panjang hidup akan tergantung pada banyak faktor. Selanjutnya dikatakan oleh Zimmerer 1996: 53 bahwa dalam menghadapi persaingan global yang semakin kompleks dewasa ini, kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, tetapi juga sangat penting bagi kelangsungan perusahaan. Semua organisasi bisnis yang mampu bertahan dan terus berkembang sekarang ini tidak lain adalah berangkat dari upaya kreatif dan inovatif yang mereka kembangkan. Kreativitas dan inovasi dengan demikian dapat dilihat sebagai upaya 274 yang mengganggu kondisi keseimbangan yang telah tercipta menuju kondisi keseimbangan baru. Sementara itu, berbeda dari kesan yang ada selama ini bahwa inovasi harus disertai biaya yang mahal dan teknologi canggih. Seperti dikutip dari situs LIPI 2012, sejatinya inovasi bisa dilakukan dengan cara yang sangat hemat dan teknologi yang sederhana, serta oleh usaha kecil, termasuk yang berada dalam kategori informal atau usaha rumah tangga. Inovasi ini dikenal sebaai inovasi frugal, yakni inovasi yang sangat penting bagi perekonomian negara-negara sedang berkembang karena alasan sebagai berikut. Pertama, inovasi frugal merupakan serangkaian kegiatan desain rekayasa kreatif yang menghasilkan produk inovasi yang sangat murah ultra-low-cost, kuat, dan mudah digunakan yang memenuhi kebutuhan pasar dengan kemampuan ekonomi rendah. Kedua, inovasi frugal memahami kondisi lingkungan di negara berkembang dengan mengaitkan antara sumberdaya yang dimiliki, teknologi kreatif, dan keahlian entrepreneurial. India dan Cina merupakan dua negara sedang berkembang yang memprakarsai inovasi frugal ini dengan alasan: memiliki pangsa pasar yang luas namun sangat peka terhadap harga produk; adanya peluang ketidakmampuan negara-negara maju, terutama yang ada di belahan dunia Barat, untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan kesulitan dalam mengembangkan produk dengan biaya sangat rendah; serta kebutuhan pasar yang lebih mengutamakan fungsi dari suatu produk atau alat untuk menyelesaikan pekerjaan. Ketiga, inovasi frugal mengarah pada tiga dimensi pembangunan berkelanjutan sustainable development yang berdimensi memberikan perlindungan atau tidak merusak lingkungan environmental protection, berdimensi pembangunan ekonomi economic development, dalam artian memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan juga berdimensi pemerataan dan berkeadilan sosial social equity. Inovasi frugal ini tentu membutuhkan keahlian bidang desain teknologi, aplikasi teknologi, manajemen, dan pemasaran yang inovatif dan kreatif sejalan dengan tuntutan pasar dan jamannya. Sebagaimana dikatakan oleh Bhatti 2011, inovasi frugal berbeda dengan inovasi pada umumnya dalam dua hal, yakni pasar yang sangat luas dan harga produk yang sangat murah untuk melayani pasar dengan daya beli yang rendah, yang umumnya ada di negara- negara dengan ekonomi sedang berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan itu, inovasi frugal merancang ulang produk untuk menghasilkan produk yang sangat murah, me-rekonfigurasi rantai nilai value chain, serta menemukan model bisnis baru. Lebih lanjut dikatakan bahwa terdapat tiga kunci utama untuk itu: melakukan alih sumberaya outsourcing terhadap seluruh kegiatan non-inti, menggunakan teknologi secara imajinatif, serta menerapkan teknik-teknik produk massal di area yang tidak terduga. Sebaliknya, negara-negara maju pada umumnya menerapkan model bisnis dan distribusi konvensional, mengembangkan desain dan produk dengan harga yang mahal, mengandalkan sumberdaya berlimpah namun tidak berkelanjutan, serta membidik pasar dengan daya beli yang tinggi. Kondisi ini tentu sangat sulit bagi negara-negara berkembang untuk mengikutinya. Inovasi frugal membutuhkan pasar dan kondisi lingkungan yang lebih cocok dengan negara-negara berkembang. Sebagaimana dikatakan Warner 2011, inovasi frugal ini menghubungkan keterampilan teknologi dan kewirausahaan kreatif seperti yang ada di Silicon Valley dengan kebutuhan orang-orang yang ada di negara-negara berkembang. Ini merupakan pengejawantahan dimensi pembangunan berkelanjutan: perlindungan pembangunan, lingkungan ekonomi, dan keadilan sosial . N amun demikian, inovasi frugal tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kepemimpinan sosial di negara berkembang dan lebih dari sekedar rekayasa sosial. Untuk lebih efektif mengatasi kebutuhan masyarakat di negara-negara berkembang ini memang dibutuhkan keterampilan bisnis secara umum, seperti keterampilan dalam manajemen organisasi, keuangan perusahaan, dan juga pemasaran produk. Inovasi frugal sebagaimana dikutip dari Pappiptek LIPI 2012 terdiri dari delapan strategi desain, yaitu: 275  Ruggedization: kegiatan penciptaan inovasi frugal untuk menghasilkan sebuah peralatanteknologi yang kuat dan dapat digunakan untuk lingkungan yang keras. Contohnya alat medis yang dapat dibawa di dalam ransel.  Affordability: kegiatan penciptaan inovasi frugal untuk menghasilkan sebuah peralatan yang dapat dimiliki oleh siapa saja terjangkau bagi semua kalangan, termasuk komunitas masyarakat kurang mampu.  Simplification: kegiatan penyederhanaan fitur pada sebuah teknologi atau peralatan dengan mengimplementasikan inovasi frugal. Teknologi yg dirancang tanpa fitur dan fungsi tambahan, seperti sebuah pemurni air yang menggunakan produk limbah pertanian diresapi dengan nano-partikel perak sehingga tidak memerlukan tenaga listrik atau air yang mengalir.  Adaptation: kegiatan menciptakan teknologi yang diadopsi dari produk yang sudah ada dengan mengimplementasikan inovasi frugal. Contohnya sebuah dinamo sepeda bertenaga awalnya digunakan untuk mengisi lampu depan yang dimodifikasi untuk mengisi baterai ponsel.  Reliance on local materials, manufacturing: kegiatan menciptakan teknologi yang dirancang dan diproduksi melalui material dan peralatan lokal dengan memanfaatkan inovasi frugal. Contohnya adalah anggota tubuh palsu yang menggunakan sumber daya lokal yang tersedia dan keterampilan pengrajin lokal.  Renewability: kegiatan penciptaan inovasi frugal untuk menghasilkan teknologi yang diperoleh dari sumber daya terbarukan. Contohnya tenaga surya ATM dan ponsel; turbin angin untuk masyarakat tanpa jaringan listrik.  User-centric design: kegiatan menghasilkan teknologi yang dapat digunakan oleh masyarakat semi-literate dengan tingkat pendidikan rendah melalui cara mengimplementasikan inovasi frugal, seperti teknologi informasi mobile kesehatan yang menggunakan simbol dan warna bukan teks.  Lightweight: kegiatan menghasilkan sebuah teknologi yang dapat dibawa oleh manusia melalui sistem transportasi yang dapat diandalkan seperti peralatan bantuan bencana yang dapat dibawa dalam sebuah tas. Sementara itu untuk mengetahui apakah satu perusahaan atau industri telah melakukan inovasi, Appleby dan Marvin 2000 serta Janszen 2000 mengajukan ukuran yang dapat digunakan, yakni dilihat dari banyaknya jumlah produk baru yang dihasilkan, kemasan baru dari produk, cara baru memproduksi barang dan jasa, serta perubahan-perubahan positif dalam kualitas produk, yaitu Q quality, biaya produksi atau C cost, kecepatan pengiriman atau D delivery, keamanan produksi atau S safety serta semangat para karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pekerja atau M morale. Sejalan dengan ukuran inovasi ini, Joseph Schumpeter sebagaimana dikutip oleh Rogers 1998 menyebutkan cakupan inovasi yang antara lain dapat dilihat dari adanya: i produk baru atau modifikasi yang dilakukan perusahaan terhadap produk yang telah ada; ii proses produksi yang baru dikenal atau baru digunakan di dalam industri; iii pengembangan pasar yang baru; iv pengembangan input-input baru; serta v pengembangan cara-cara baru pengelolaan organisasi. Tidak terlalu jauh berbeda dengan Rogers, selanjutnya Organisasi Kerjasasama Ekonomi dan Pembangunan OECD menyebutkan pula cakupan inovasi yang menurut mereka adalah: i inovasi teknologi produk, yakni produk dimodifikasi dengan teknologi sehingga karakternya berbeda dari sebelumnya, akibat penggunaan teknologi baru, bahan baku baru, penerapan pengetahuan baru; ii inovasi teknologi proses, mencakup proses baru atau juga hasil modifikasi; iii inovasi organisasi, yakni mencakup desain baru organisasi, mekanisme pengelolaan organisasi yang baru, serta strategi baru. Kemudian ditambahkan oleh Gaynor 2002 bahwa cakupan inovasi lebih dari sekadar untuk mendapatkan pengetahuan, memajukan belajar secara berkesinambungan, atau berpikir secara mendalam, lebih dari itu yakni mencakup penerjemahan pengetahuan dan gagasan ke dalam tindakan. Diingatkan pula memang semua itu penting, tetapi perorangan tidak akan mencukupi. Inovasi harus melibatkan seluruh bagian organisasi dan tidak ada 276 satu kelompok atau fungsi tertentu dalam organisasi yang memonopoli inovasi. Namun begitu, Gaynor mengutip Drucker bahwa tidak semua anggota organisasi harus menjadi inovator karena inovator tanpa cukup dukungan staf akan menyebabkan kekacauan. Gaynor 2002 kemudian memberikan standar inovasi yang menurutnya adalah: i incremental meliputi modifikasi, penyederhanaan, perbaikan, konsolidasi dan peningkatan produk, proses, dan kualitas produksi dan distribusi; ii inovasi yang diskontinu seperti kereta kuda menjadi otomobil; iii inovasi arsitektural bila terjadi rekonfigurasi sistem komponen yang digunakan produk, proses, atau jasa; iv inovasi sistem, mencakup kegiatan yang butuh sinergi sumberdaya penting dari berbagai disiplin dan melibatkan pebisnis, akademisi, dan pemerintah,serta butuh waktu; v inovasi radikal, melibatkan pengenalan produk barang dan jasa baru yang berkembang menjadi bisnis besar yang baru atau menghasilkan industri baru, atau perubahan signifikan dalam keseluruhan industri dan cenderung menghasilkan nilai baru; dan vi inovasi yang mengacaukan disruptive, yakni inovasi yang menunjuk pada teknologi yang mengacaukan kondisi pasar. Seakan ingin menyimpulkan, Weir 1984 menyatakan inovasi dapat dilihat dari outputnya atau prosesnya. Berdasarkan outputnya, inovasi merupakan aplikasi dari gagasan baru apakah melekat pada produk, proses, jasa, sistem, pemasaran dalam mana organisasi itu beroperasi. Berdasarkan prosesnya, inovasi dilihat sebagai proses kreatif di mana nilai tambah ekonomi diperoleh dari pengetahuan; nilai tambah ekonomi diperoleh melalui transformasi pengetahuan ke dalam produk-produk baru, proses-proses, dan jasa-jasa baru sebagaimana disebutkan oleh OECD.

3. INOVASI FRUGAL USAHA BATIK