METODOLOGI PENELITIAN Open Source di Negara Berkembang

243 tertentu. Perubahan-perubahan dalam teknologi-teknologi bertujuan umum sangatlah mendasar sehingga mereka akan memberikan dampak yang besar terhadap eko- inovasi dan karena itu perhatian khusus harus diberikan terhadap perkembangan- perkembangan pada teknologi-teknologi ini. Pemampu dampak-dampak positif dan negatif teknologi-teknologi seperti ICT, bioteknologi dan belakangan adalah nanoteknologi terhadap eko-inovasi perlu diteliti lebih lanjut.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bermaksud untuk memunculkan dan memetakan ragam eko-inovasi yang dilakukan oleh aktor-aktor yang berbeda-beda, di mana aktor-aktor ataupun eko-inovasi – eko-inovasi ini memiliki makna tersendiri dari segi fitur ekonomi, sosial dan lingkungan. Penelitian ini mengambil pendekatan studi kasus. Menurut Yin 2003, studi kasus adalah pencarian empiris yang bermanfaat dalam menginvestigasi sebuah fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata. Teori strukturasi dan pendekatan praktik digunakan untuk mengkonstruksikan proses eko-inovasi. Berikut adalah rangkuman tentang teori strukturasi dan pendekatan praktik. Menurut teori strukturasi, wilayah dasar kajian ilmu-ilmu sosial bukanlah pengalaman masing-masing aktor ataupun keberadaan setiap bentuk totalitas kemasyarakatan, melainkan praktik-praktik sosial yang terjadi di sepanjang ruang dan waktu Giddens, 1984: 3. Bagi Giddens, ketika kita menganalisis relas-relasi sosial, kita harus mengakui keberadaan suatu dimensi sintagmatik, penciptaan pola relasi-relasi sosial dalam ruang dan waktu yang melibatkan reproduksi praktik-praktik tertentu dan suatu dimensi paradigmatik yang melibatkan tatanan sesungguhnya dari cara-cara pengstrukturan yang terus menerus dilibatkan dalam reproduksi semacam itu. Konsep-konsep inti dalam teori strukturasi adalah konseptualisasi Giddens tentang agensi dan struktur. Manusia dilihat sebagai agen yang berdaya pengetahuan. Bentuk refleksif daya pengetahuan dan kesadaran diskursif merupakan butir-butir penting dalam konsepsi Giddens. Keberadaan struktur diasumsikan tidak terpisah dari pengetahuan para agen tentang apa yang mereka lakukan dalam kegiatan kegiatan mereka. Para agen manusia selalu mengetahui apa yang sedang mereka lakukan pada tataran kesadaran diskursif melalui sebuah deskripsi Giddens, 1984: 43 Struktur dilihat sebagai kelengkapan-kelengkapan struktural. Kelengkapan-kelengkapan struktural ini yang memungkinkan keberadaan praktik-praktik sosial yang serupa dalam kisaran waktu dan ruang yang sangat beragam dan memberi bentuk-bentuk sistemis pada praktik sosial. Menurut Giddens 1984, sistem sosial sebagai praktik-praktik sosial yang direproduksi, tidak memiliki ‘struktur’, namun secara lebih tepat menampakkan kelengkapan- kelengkapan struktural. Kelengkapan-kelengkapan struktural ini hanya ada sebagai yang terwujud dalam tindakan-tindakan sosial, praktik-praktik sosial yang direproduksi secara terus menerus sepanjang ruang dan waktu. Pada saat yang bersamaan, praktik-praktik sosial ini menciptakan dan mereproduksi kelengkapan-kelengkapan struktural tingkat mikro dan makro sistem sosial. Struktur hadir sebagai jejak-jejak ingatan agen-agen yang berpengetahuan, karena itu tidak berada di luar agen-agen dan ketika terekspresikan dalam praktik-praktik sosial, dalam pengertian tertentu, struktur berada di dalam agen. Struktur dapat berperan sebagai pemampu atau penghambat suatu agensi bertujuan. Struktur terdiri dari aturan-aturan dan sumber daya-sumber daya atau seperangkat relasi tranformasi yang terorganisasi sebagai kelengkapan-kelengkapan struktural suatu sistem sosial. Aturan terdiri dari dua dimensi, dimensi signifikasi atau disebut juga sebagai aspek konstitutif yang mengambil bentuk medium tindakan sebagai bangunan makna dan elemen-elemen normatif legitimasi atau aspek regulatif yang mengambil bentuk medium tindakan relasi moral dan sanksi. Sumber daya dibagi ke dalam dua dimensi, yaitu sumber daya alokatif, yang mengambil medium tindakan kekuatan tatanan material dan sumber daya otoritatif. Sementara teori strukturasi membantu dalam memetakan struktur dan memahami kondisi transformasi struktur dalam konteks proses inovasi, teori praktik bermanfaat dalam mengamati praktik sosial, hal-hal apa saja yang terjadi dalam suatu praktik. Para penganjur utama teori atau pendekatan praktik menyatakan konseptualisasi masing-masing tentang 244 apa itu praktik. Reckwitz 2002 mendeskripsikan praktik sebagai sebuah bangunan atau pola yang dapat disusun dari sejumlah tindakan-tindakan tunggal dan seringkali unik. Praktik terdiri dari salingketergantungan elemen-elemen yang beragam, seperti bentuk-bentuk kegiatan yang menubuh, bentuk-bentuk aktivitas mental, benda-benda dan penggunaannya, serta sebuah pengetahuan yang melatarbelakangi dalam bentuk pemahaman, tahu- bagaimana, kondisi emosi dan pengetahuan yang memotivasi. Schatzki 2012 menyatakan bahwa praktik sebagai nexus yang terdiri dari serangkaian doing melakukan dan serangkaian saying mengatakan yang diorganisasi oleh pemahaman praktis, aturan-aturan, struktur-struktur teleoafektif dan pemahaman umum. Menurut Schatzki 2012, kebanyakan praktik tidak akan berada tanpa keberadaan materialitas di mana praktik ini terkait dengan materialitas itu, karena itu konsep sekumpulan praktik dan tatanan-tatanan materialitas sangat penting untuk menganalisis kehidupan manusia. Shove et al. 2012 mengembangkan konsep praktik yang terdiri dari material, kompetensi dan makna. Dalam konteks penelitian ini, teori praktik digunakan untuk memetakan bentuk-bentuk praktik manajerial dan keorganisasian yang terjadi dalam proses eko-inovasi dan dampak eko- inovasi terhadap praktik-praktik lain. Pengambilan data empiris dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan lapangan. Schatzki 2012 menamakan metode wawancara mendalam ini sebagai sejarah oral. Sejarah oral mendokumentasikan refleksi perjalanan-perjalanan temporal para responden. Sebuah kasus eko-inovasi dipilih menjadi objek studi kasus, yaitu: FAM Organic, sebuah organisasi bisnis yang bergerak di bidang pertanian organik. Menurut Williander 2005, ciri lain suatu eko-inovasi adalah keberhasilan, yaitu: 1 berdaya saing di ruang pasar dan 2 menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang berinovasi. FAM Organic telah berhasil menghantarkan produk dan jasa eko-inovatif yang berdaya saing di ruang pasar dan memperoleh keuntungan dari eko-inovasinya. Eko-inovasi FAM Organic diwujudkan dalam proses kewirausahaan. Analisis penelusuran empiris dilakukan dengan mengkonstruksikan narasi strukturasi proses eko-inovasi. Konstruksi narasi ini disebut sebagai strategi naratif oleh Langley 1999, yang mengusulkan strategi naratif sebagai salah satu dari tujuh strategi sensemaking penyusunan pemahaman dalam penelitian proses. Sensemaking akan dipandu oleh teori strukturasi dan pendekatan praktik dengan menyusun sebuah episode strukturasi proses eko-inovasi yang terjadi di setiap organisasi dan mendiskusikan hal-hal yang terjadi pada episode strukturasi ini. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. FAM Organic: Eko-Inovasi Pertanian Organik