Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Undang-Undang No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 148 apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh personel korporasi yang memiliki kewenagan untuk dapat bertindak sebagai directing mind dari korporasi tersebut. 134

21. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

Rumusan perbuatan yang memuat tentang larangan dan kewajiban dari perusahaan pers diatur pada Pasal 13 yang memuat ketentuan bahwa Perusahaan Pers dilarang memberikan atau menerima jasa bantuansumbangan kepadadari pihak asing, kecuali dengan persetujuan Pemerintah setelah mendengar Dewan Pers dan Perusahaan Pers diwajibkan menjadi anggota Organisasi Perusahaan Pers. Sayangnya ketentuan tersebut tidak disertai dengan sanksi apabila tidak dipenuhi, yang dirumuskan dalam ketentuan pidana hanya jika Setiap orang atau badan hukum, yang dengan cara apapun, baik langsung ataupun tidak langsung, melakukan atau menyuruh melakukan atau membantu perbuatan-perbuatan di luar hukum melakukan kejahatan terhadap kewajiban pers Pasal 19. Subjek tindak pidana berupa badan hukum disebut dalam Pasal 3, akan tetapi tidak terdapat ketentuan tentang kapan badan hukum melakukan tindak pidana dan siapa yang dipertanggungjawabkan, begitu juga mengenai perumusan sanksi pidananya juga tidak ada dirumuskan. 134 Sutan Remi Sjahdeini, Op-Cit, hal. 104. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 149

22. Undang-Undang No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kehutanan Pada Pasal 5 ayat 2 diatur mengenai hak negara untuk menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang atau badan hukum dengan hutan dan mengatur perbuatan hukum mengenai hutan, akan tetapi pada undang-undang tersebut tidak ada dirumuskan mengenai itu ditambah lagi tidak ada dirumuskannya mengenai kapan tindak pidana dilakukan oleh badan hukum, serta siapa yang dapat dipertanggungjawabkan. Mengenai perumusan sanksi tidak dirumuskan khusus kepada korporasi.

23. Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Peternakan Dan Kesehatan Hewan Subjek tindak pidana berupa badan hukum disebut pada Pasal 1 point e; Pasal 10 ayat 2 3 4 dan Pasal 11 . 135 135 Pasal 1 point e : ”Peternak ialah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan...”; Pasal 10 ayat 2 : Pemerintah berusaha mempertumbuhkan dan memperkembangkan badan-badan hukum yang diperlukan seperti koperasi- koperasi dan lain-lain sebagainya. Ayat 3 : Bagi kegiatan-kegiatan badan-badan hukum tersebut boleh Pemerintah dapat disediakan fasilitas-fasilitas antara lain di bidang perkreditan. Ayat 4 : ”Kepada badan hukum seperti koperasi-koperasi...” Pasal 11 : ”Perusahaan peternakan hanya dapat diselenggarakan oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia ...” Akan tetapi tidak terdapat ketentuan tentang siapa yang dipertanggungjawabkan dan mengenai perbuatan yang dilarang atau yang diwajibkan juga tidak ada. Sanksi yang diatur tidak menujukan secara khusus kepada korporasi. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 150

24. Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok