Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan
112. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan
a. Kegiatan perkebunan dilakukan oleh Pelaku usaha perkebunan yang terdiri dari pekebun dan perusahaan perkebunan. Badan hukum dalam melakukan usaha perkebunann ini adalah Perusahaan perkebunan yang merupakan pelaku usaha perkebunan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha perkebunan dengan skala tertentu. Prinsip pertangungjawaban pidana korporasi tidak ada disebutkan dalam undang- undang ini, mungkin saja maksud dari pembuat undang-undang agar prinsip pertangungjawaban pidana ditentukan oleh bentuk badan hukum dalam melakukan kegiatan perkebunan, misalnya saja PT. b.Rumusan perbuatan yang diancam dengan pidana memberikan kemungkinan dilakukan oleh badan usaha meskipun tidak menyebut badan usaha secara langsung sebagai pelakunya dalam undang-undang ini, ketentuan tersebut dirumuskan pada bab XI tentang ketentuan pidana meliputi: 1. Pasal 46: 1 “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan usaha budi daya tanaman perkebunan dengan luasan tanah tertentu danatau usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan kapasitas tertentu tidak Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 287 memiliki izin usaha perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1…”. 242 2. Pasal 48: 2 “Setiap orang yang karena kelalaiannya…”. 1 “Setiap orang yang dengan sengaja membuka danatau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26…” 243 3. Pasal 49: 2 “Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 mengakibatkan orang mati atau luka berat…”. 1 “Setiap orang yang karena kelalaiannya…sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26…”. 2 “Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 mengakibatkan orang mati atau luka berat…”. 4. Pasal 50: 1 “Setiap orang yang melakukan pengolahan, peredaran, danatau pemasaran hasil perkebunan dengan sengaja melanggar larangan:a. memalsukan mutu danatau kemasan hasil perkebunan;b. menggunakan bahan penolong untuk usaha industri pengolahan hasil perkebunan; dan atau c. mencampur hasil perkebunan dengan benda atau bahan lain;yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia, merusak fungsi lingkungan hidup, danatau menimbulkan persaingan usaha tidak sehat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31…”. 244 5. Pasal 51: 2 “Setiap orang yang melakukan pengolahan, peredaran, danatau pemasaran hasil perkebunan karena kelalaiannya…sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31…”. 1 “Setiap orang yang dengan sengaja melanggar larangan mengiklankan hasil usaha perkebunan yang menyesatkan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32..”. 245 6. Pasal 52: “Setiap orang yang dengan sengaja melanggar larangan menadah hasil usaha perkebunan yang diperoleh dari penjarahan danatau pencurian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33…”. 2 “Setiap orang yang karena kelalaiannya…”. 246 242 Pasal 17 ayat 1: “Setiap pelaku usaha…”. 243 Pasal 26: “Setiap pelaku usaha perkebunan…”. 244 Pasal 31: “Setiap pelaku usaha perkebunan…” 245 Pasal 32: “Setiap pelaku usaha perkebunan…” 246 Pasal 33:”Setiap pelaku usaha perkebunan…” Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 288 c. Sanski atau akibat hukum dari pelanggaran terhadap tindakan yang diancam dengan pidana tersebut di atas secara kumulatif berupa pidana penjara dan denda.113. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
Parts
» Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP
» Permasalahan Tujuan Penelitian: Manfaat Penelitian
» Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka teori
» Teknik pengumpulan data Analisis data Bentuk-Bentuk Korporasi
» Penetapan Korporasi sebagai Subjek Tindak Pidana dalam Peraturan
» Perumusan Penyebutan Korporasi Sebagai Subjek Tindak Pidana dalam
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1964 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
» Undang-Undang No. 21 Tahun 1956 tentang Larangan untuk
» Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
» Undang-Undang No. 74 Tahun 1957 tentang Pencabutan Regeling Po De
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Asing
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1959 tentang Pos
» Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.
» Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
» Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan
» Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
» Undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian
» Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan
» Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
» Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
» Terhadap kedua-duanya. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman
» Undang-Undang No.19 Tahun 1992 tentang Merek Undang-Undang No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta
» Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
» Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
» Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
» Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha
» Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen
» Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
» Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
» Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
» Undang-Undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas
» Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
» Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
» Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
» Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
» Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
» Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
» Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Perolahragaan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
» Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
» Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
» Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
» Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
» Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
» Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
» Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah
Show more