Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
320 5. Ayat 5 Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 apabila dapat membuktikan: a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut. Ayat 5 ini berkaitan erat dengan ayat 2, ketentuan pada ayat 5 ini
penting guna menunjang prinsip business judgment rule. Sebaliknya jika ayat 5 ini tidak dapat dibuktikan maka business judgment rule tidak bisa dijadikan
dasar pembelaan dan di sinilah letak pembuktian yang harus dilakukan oleh seseorang untuk menggugat direksi. Selain itu dalam hal tanggungjawab
renteng berdasarkan ketentuan yang diatur pada ayat 4 maka ketentuan ayat 5 ini juga sebagai peluang bagi anggota direksi untuk dibebaskan dari
kewajiban tanggungjawab renteng.
129. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik a.Pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi disebutkan pada Pasal 52
ayat 4 menyatakan bahwa ”dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 37 dilakukan oleh korporasi dipidana
dengan pidana pokok ditambah dua pertiga”. Berarti korporasi yang bertanggungjawab atas tindak pidananya itu, yang tercakup dalam
tanggungjawab korporasi tersebut meliput i tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi itu sendiri corporate crime dan atau oleh pengurus danatau staf.
Batasan dari pertanggungjawaban korporasi terhadap pengurus atau stafnya
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
321 juga telah ditetapkan dalam penjelasan Pasal 52 tersebut yakni pengurus
danatau staf yang dimaksud harus memiliki kapasitas untuk: Mewakili korporasi; Mengambil keputusan dalam korporasi; Melakukan pengawasan
dan pengendalian dalam korporasi; Melakukan kegiatan demi keuntungan korporasi. Selain itu pada undang-undang ini juga mendefenisikan orang
sebagai orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum Pasal 1 point 21. Ketentuan ini berguna untuk
mengetahui perbuatan apa-apa saja yang melibatkan korporasi sebagai pelakunya, meliputi:
1. Pasal 27 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau
mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
3 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik.
4 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan danatau pengancaman.
2. Pasal 28 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
322 individu danatau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antargolongan SARA.
3. Pasal 29: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.
4. Pasal 30: 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer danatau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer danatau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik.
3 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer danatau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
5. Pasal 31: 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer danatau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik danatau
Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer danatau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain,
baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, danatau penghentian
Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan.
3 Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas
permintaan kepolisian, kejaksaan, danatau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang.
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
6. Pasal 32: 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
323 transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatu Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.
3 Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik danatau
Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya.
7. Pasal 33: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem
Elektronik danatau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
8. Pasal 34: 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki:
a. Perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang dirancang
atau secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33;
b. Sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi dapat diakses
dengan tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33.
2 Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bukan tindak pidana jika ditujukan untuk melakukan kegiatan penelitian, pengujian Sistem
Elektronik, untuk perlindungan Sistem Elektronik itu sendiri secara sah dan tidak melawan hukum.
9. Pasal 35: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik tersebut
dianggap seolah-olah data yang otentik.
10. Pasal 36: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi Orang lain. 11. Pasal 37: Setiap Orang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 36
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
324 di luar wilayah Indonesia terhadap Sistem Elektronik yang berada di
wilayah yurisdiksi Indonesia.
b.Pasal 52 ayat 4 ini juga merumuskan mengenai peberian sanksi berupa pidana pokok ditambah dua pertiga, guna mengetahui berapa pidana pokok yang
dapat diberikan kepada korporasi apabila melakukan perbuatan yang dirumuskan pada Pasal 27 sampai dengan Pasal 27 dapat dilihat dengan
mendasarkan acuan pada bab XI tentang ketentuan pidana, tercakup kedalamnya Pasal 45 sampai dengan Pasal 52.
280
130. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi