Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
283 diadopsi dalam undang-undang ini. Alasannya sama dengan alasan pada
undang-udang No. 23 Tahun 1999 yaitu demi kepentingan umum, sehingga prinsip pertanggungjawban yang diberikan adalah pengurus berbuat maka
pengurus yang bertanggungjawab di dasarkan pada Pasal 71 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Jika dibandingkan dengan undang-undang No.
23 Tahun 1999 maka ketentuan mengenai badan hukum meliputi prinsip pertanggungjawaban pidana, rumusan tindak pidana yang dialakukan oleh
badan hukum dan bentuk sanksi yang diberikan tidak ada mengalami perubahan.
111. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
a. Prinsip pertanggungjawaban pidana pada Undang-undang Sumber Daya Air
disebutkan pada Pasal 96 ayat 1 yang menyatakan bahwa tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 94 dan Pasal 95 jika dilakukan oleh badan usaha
maka pidana dikenakan terhadap badan usaha yang bersangkutan. b. Tindak pidana yang dilakukan oleh badan usaha dirumuskan pada Pasal 96:
”Dalam hal tindak pidana sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 dan Pasal 95…”:
1. Pasal 94: 1. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah: a. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan
air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24;
227
227
Pasal 24: Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, menggangu upaya pengawetan air , dan atau mengakibatkan pencemaran air.
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
284 b. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan
penyalahgunaan air yang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.
228
2. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.0000.000,00 satu milyar rupiah.:
a. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain
dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 3; atau
229
b. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 ayat 7.
230
3. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 lima ratus juta rupiah:
a. Setiap orang yang dengan sengaja menyewakan atau memindahtangankan sebagian atau seluruhnya hak guna air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2;
231
b. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pengusahaan sumberdaya air tanpa izin dari pihak yang berwenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat 3;
232
c. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumberdaya air yang tidak
didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 63 ayat 2;
233
d. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa memperoleh izin
dari pemerintah atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat 3.
234
2. Pasal 95: 1. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah:
228
Pasal 52: setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air.
229
Pasal 32 ayat 3: pengguna air dari sumber air untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari, sosial dan prtanian rakyat dilarang menimbulkan kerusakan pada sumber air dan lingkungannya atau prasarana umum yang bersangkutan.
230
Pasal 64 ayat 7: Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang menakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air.
231
Pasal 7 ayat 2: Hak guna air seabgaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat disewakan atau dipindahtangankan, sebagian atau seluruhnya.
232
Pasal 45 ayat 3: pengusaha sumber daya air selain sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dilakukan oleh perseorangan, badan usaha atau kerjasama antara badan usaha berdasarkan izin pengusahaan dari Pemerintah atau pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya.
233
Pasal 63 ayat 2: Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
234
Pasal 63 ayat 3. Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan pelaksana konstruksi pada sumber air wajib memperoleh izin dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenagannya.
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
285 a. Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakiabtkan kerusakan
sumber daya air dan atau mengakibatkan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;
235
b.Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana
dimaksud adlam Pasal 52.
236
2. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 Dua ratus juta rupiah:
a. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau
pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 3;
237
b.Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan prasarana sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 ayat 7.
238
3. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam bulan dan denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 seratus juta rupiah:
a. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan pengusahaan sumber daya air tanpa izin dari pihak yang berwenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat 3.
239
b.Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan pelaksanaan kostruksi prasarana suber daya air yang tidak
didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat 2;
240
c. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan pelaksanaan kostruksi pada sumber air tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 ayat 3.
241
235
Pasal 24: Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air dan atau mengakibatkan pencemaran air.
236
Pasal 52: Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air.
237
Pasal 32 ayat 3: pengguna air dari sumber air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, sosial dan pertanian rakyat dilarang menimbulkan kerusakan pada sumber air dan lingkungannya atau prsarana umum yang bersangkutan.
238
Pasal 64 ayat 7: setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air.
239
Pasal 45 ayat 3: pengusaha sumber daya air selain sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dilakukan oleh perseorangan, badan usaha atau kerjasama antara badan usaha berdasarkan izin pengusahaan dari Pemerintah atau pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya.
240
Pasal 63 ayat 2: Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak didasarkan pada norma, standar, pedoman dan manual sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
241
Pasal 63 ayat 3: Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan pelaksana konstruksi pada sumber air wajib memperoleh izin dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenagannya.
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
286 c. Sanksi pidana yang diberikan kepada badan usaha maka pidana yang
dijatuhkan adalah pidana denda ditambah sepertiga dendan yang dijatuhkan Pasal 96 ayat 2.
112. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan