Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
258 sanksi pada pasal 43 ada dirumuskan mengenai perbuatan pidana namun
perbuatan itu bukanlah perbuatan pidana yang dilakukan oleh badan hukum.
206
93. Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 Perlindungan Varietas Tanaman
Meskipun pada undang-undang ini memuat tentang korporasi misalnya pada Pasal 1 point 6, point 12, point 13 dan Pasal 5.
207
94. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Namun tidak
ada prinsip mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi pada undang- undang ini. Begitu juga mengenai persyaratan untuk menetukan tindak pidana
yang dilakukan oleh suatu korporasi dan sanksi pidana yang diberikan kepada korporasi.
Sebelumnya Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 telah mengatur mengenai Pajak Retribusi Daerah Namun pada undang-undang ini tidak ada
dirumuskan mengenai sistem pertanggungjawaban pidana korporasi secara khusus. Hanya ketentuan jika tindak pidana dilakukan oleh wajib pajak dapat
dilihat pada Undang-Undang No. 18 Tahun1997.
206
Pasal 1 point 7: Pengusaha adalah persekutuan atau badan hukum yang mejalankan perusahaan milik sendiri. Point 8:Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perorangan, persekutuan, badan hukum,
baik milik swasta maupun milik negara...”.
206
Pasal 1 point 6: Konsultan perlindungan Varietas Tanaman adalah orang atau badan hukum yang telah tercatat dalam daftar konsultan perlindungan varietas tanaman.point 12:Hak prioritas adalah hak yang diberikan kepada perorangan atau badan
hukum yang mengajukan permohonan hak perlindungan Varietas Tanaman di Indonesia...” point 13: Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan
seluruh atau sebagaian hak perlindungan Varieas Tanaman. Pasal 5 : Pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang atau badan hukum
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
259
95. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten
Badan hukum dalam Undang-Undang tentang Paten diakui, hal ini dapat diketahui dengan melihat ketentuan Pasal 129 menyatakan bahwa: Penyidik
Pejabat Pegawai Negeri Sipil berwenang melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang diduga melakukan tindak pidana di bidang Paten
berdasarkan aduan, akan tetapi pada undang-undag ini tidak ada dirumuskan mengenai kepada siapa dapat dimintakan pertanggungajawaban pidana atas
tindak pidana yang dilakukan oleh badan hukum. Begitu juga mengenai perumusan perbuatan yang dilarang yang dilakukan oleh korproasi dan
penetapan sanksinya juga tidak ada disebutkan dalam undang-undang ini. 96.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan a. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertetentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota Pasal 1 point 1. Pada
undang-undang yayasan ini tidak disebutkan yayasan sebagai pelaku tindak pidana yang dirumuskan hanya jika pengurus yayasan melakukan perbuatan
yang tidak sesuai dengan anggaran dasar sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga,
208
208
Pasal 35 ayat 5 dinyatakan bahwa setiap pengurus bertanggungjawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, yang menyebabkan kerugian bagi yayasan atau
pihak ketiga.Pasal 37 ayat 2: Anggaran Dasar dapat membatasi kewenagan pengurus dalam melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan.
sedangkan yang menjalankan aktivitas yayasan dilakukan oleh organ meliputi pengurus yayasan, sehingga hitam-putihnya
suatu yayasan ditentukan oleh organ yayasan, namun jika terjadi tindak pidana
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
260 yang dilakukan oleh organ yayasan untuk tujuan yayasan jika tujuan tersebut
tidak ada dirumuskan dalam Anggaran Dasar yayasan maka tetap organ yayasanlah yang harus bertanggungjawab, sehingga prinsip
pertanggungjawaban dalam undang-undang ini adalah penguruslah yang bertanggungjawab.
b.Prinsip mengenai kapan dan dalam hal apa badan hukum melakukan tindak pidana tidak ada dirumuskan dalam undang-undang ini, tetapi ketentuan
mengenai kapan organ yayasan melakukan tindak pidana disebutkan pada Pasal 70, namun perbuatan itu bukanlah perbuatan yang merugikan pihak
ketiga melainkan perbuatan pidana yang dilakukan oleh organ yayasan terhadap yayasan selaku badan hukum.
”Setiap anggota organ yayasan yang melangar ketentuan sebagimana dimaksud dalam pasal 5...”.
c.Sanksi pidana hanya ditujukan kepada organ yayasan yang melakukan tindak
pidana terhadap yayasan.
209
97. Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-