Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 275 c. Pidana kurungan paling lama 3 tahun danatau pidana dendan paling banyak 3 dari nilai bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain. 3. Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

105. Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

a. Undang-undang tentang Penyiaran mempedomankan badan hukum pada Pasal 1 point 9: lembaga penyiran ialah penyelenggara penyiaran baik lembaga publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan...” 218 b.Lagi-lagi tidak disebutkan siapa yang termasuk dalam penanggungjawab atas tiap-tiap program yang dimaksud dan atas dasar apa penunjukan itu. Begitu juga mengenai kapan badan hukum lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas dan lembaga penyiaran berlangganan melakukan tindak pidana tidak ada dirumuskan dalam undang- berdasarkan ketentuan tersebut yang menjadi objek pengaturan dalam undang-undang ini meliputi badan hukum. Prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi atas tindak pidana yang dilakukan oleh badan hukum disebutkan pada Pasal 54 : ”Pimpinan badan hukum lembaga penyiaran bertanggungjawab secara umum atas penyelenggaraan penyiaran dan wajib menunjuk penanggungjawab atas tiap-tiap program yang dilaksanakan”. 218 Pasal 14 ayat 1: ”Lembaga penyiaran publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2 huruf a adalah lembaga penyiaran berbentuk badan hukum yang didirikanoleh negara...” Pasal 16 ayat 1 ”lembaga penyiaran swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2 huruf b adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersil berbentuk badan hukum indonesia...”.Pasal 21 ayat 1 lembaga penyiaran komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2 huruf c merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu...”.Pasal 25 ayat 1 lembaga penyiaran berlangganan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2 huruf d merupakan lembaga penyiaran berbetuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 276 undang ini, sehingga tidak diketahui mengenai sanksi yang dapat diberikan terhadap badan hukum yang melakukan tindak pidana. Meskipun sebenarnya pada bab X tentang ketentuan pidana dirumuskan beberapa perbuatan yang dilakukan oleh ”setiap orang” beserta dengan ancaman sanksinya, namun tidak ada dijelaskan siapa yang dimaksud dengan ”setiap orang”. Sedangkan jika dilihat lebih jauh makna dari pasal yang dituju oleh pasal dalam bab tentang ketentuan pidana tidak juga diketahui siapa yang diaksud dengan ”setiap orang” karena tidak semua pasal menafsirkan ”setiap orang” sebagai badan hukum, namun jika dipilah-pilah dalam bagian yang lebih kecil lagi point mulai diketahui pasal-pasal mana saja merupakan perbuatan pidana yang dapat dilakukan oleh badan hukum, meliputi: Pasal 57, sesungguhnya Pasal 57 ini terdiri dari point a sd e akan tetapi point yang memungkinkan perbuatan pidana dilakukan oleh badan hukum adalah hanya point a, point b, point d dan point e. Pasal 58 point a dan point c, sedangkan point b tidak dapat digongkan badan hukum sebagai pelakunya. 1. Pasal 57:”... setiap orang yang”: a. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 3. Pasal 17 ayat 3: Lembaga Penyiaran Swasta wajib memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan dan memberikan bagian laba perusahaan. b. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 2. Pasal 18 ayat 2: kepemilikan silang antara Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio dan Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran televisi, antara Lembaga Penyiaran Swasta dan lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran lainnya, baik langsung maupun tidak langsung, dibatasi. c. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 5. Pasal 36 ayat 5 isi siaran dilarang : Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 277 − Bersifat memfitnah, menghasut, menyesatkan dan atau bohing; − Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, pejudian, penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang. − Mempertentangkan suku, agama ras dan antar golongan. d. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 6. Pasal 36 ayat 6: Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia atau merusak hubungan internasional. 2. Pasal 58: ”... setiap orang yang”: a. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 1. Pasal 18 ayat 1: Pasal 18 ayat 1 pemusatan kepemilikan dan penguasaan Lembaga Penyiaran Swasta oleh satu orang atau satu badan hukum baik disatu wilayah siaran maupun dibeberapa wilayah siaran dibatasi. b. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 1. Pasal 33 ayat 1 sebelum menyelenggarakan kegiatannya lembaga penyiaran wajib memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran. c. Menggunakan interpretasi diatas maka perumusan sanksi pidana pada Pasal 57 dan Pasal 58 tersebut secara kumulatif-alternatif.

106. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan