Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
266 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku bagi
penyedia jasa keuangan yang melaksanakan kewajiban pelaporan transaksi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
3. Pasal 8: ”Penyedia jasa keuangan yang dengan sengaja tidak menyampaikan laporan kepada PPATK sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 13 ayat 1...” 4. Pasal 9: ”Setiap orang yang tidak melaporkan uang tunai berupa rupiah
sejumlah RP. 100.000.000,00 seratus juta rupiah atau lebih yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah Republik Indonesia...”.
c. Pidana yang dapat dijatuhkan dalam tindak pidana pencucian uang adalah: 1. Pidana pokok untuk korporasi adalah pidana denda dengan ketentuan
maksimum pidana denda ditambah dengan sepertiga Pasal 5 ayat 1. 2. Pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha danatau pembubaran
korporasi yang diikuti dengan likudasi.
100. Undang-undang No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembagan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Undang-undang tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembagan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada Pasal 1 point 13 menyebutkan bahwa: ”Badan usaha adalah badan atau lembaga berbadan hukum yang
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Sementara yang tercakup dalam badan atau lembaga tersebut meliputi :
Perguran Tinggi, Lembaga Litbang, badan usaha dan lembaga penunjang Pasal 6 ayat 1. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai kewajiban dan
tanggungjawab, misalnya pada Pasal 9 ayat 2 dikatakan bahawa ”...badan usaha bertanggungjawab mengusahakan pendayagunaan manfaat keluaran yang
dihasilakan oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang” dan Pasal 13 ayat 2 merumuskan kewajiban dari perguruan tinggi dan lembaga litbang yakni wajib
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
267 mengusahakan penyebaran informasi hasil-hasil kegitan penelitian dan
pengembangan serta kekayaan intelektual yang dimiliki selama tidak mengurangi kepentingan perlindungan kekayaan intelektual.
Dirumuskannya mengenai kewajiban dan tanggungjawab dari lembaga- lembaga tersebut seyogyanya juga memuat prinsip mengenai
pertanggungjawaban pidana korporasi, beserta prinsip sanksi pidananya akan tetepi hal itu tidak ada dirumuskan. Ketentuan pidana pada Pasal 22 ayat 2
hanya merumuskan mengenai jaminan pemerintah terhadap kepentingan masyarakat bangsa dan negara serta keseimbangan tata kehidupan manusia
dengan kelestaraian fungsi lingkungan hidup, untuk itu pemerintah mengatur perizinan mengenai pelakasanaan kegiatan penelitian, pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan yang berresiko tinggi.
101. Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan pada Pasal 1
point 5 dan point 27
214
214
Pasal 1 point 5: Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha. Pasal 1 point 27: Badan usaha adalah setiap badan hukum yang dapat berbentuk BUMN, BUMD, koperasi atau swasta, yang
didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku...”.
menyatakan badan hukum dalam undang-undang ini dapat berupa konsumen pasal 1 point 5 atau berbentuk BUMN Pasal 1 point
28, BUMD Pasal 1 point 29, Koperasi Pasal 1 point 30 dan Swasta Pasal 1 point 31 menandakan bahwa objek dalam undang-undang ini meliputi juga
korporasi. Prinsip pertanggungjawaban pidana dirumuskan pada bab XV Pasal 65. Prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi dalam hal tindak
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
268 pidana yang dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh badan usaha, maka
pidana dikenakan kepada:
215
1. Badan usaha; dan atau 2. Pengurus.
b.Bab XV mengatur tentang kapan tindak pidana dilakukan oleh badan hukum, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit badan hukum sebagai pelaku,
namun dengan mengacu pada pada Pasal 65 yang menyatakan bahwa ” dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini bab XV tentang
ketentuan pidana dilakukan oleh badan usaha...”. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat diketahui perbuatan-perbuatan pidana apa saja yang dilakukan
oleh badan hukum. Pasal-pasal tersebut meliputi :
1. Pasal 59: 1. ”...memberikan informasi palsu, kesaksian palsu, atau menahan
informasi berkaitan dengan usaha ketenaga-listrikan yang merugikan kepentingan umum...”.
2 ”...melanggar prinsip kompetisi yang sehat khususnya dalam melakukan persekongkolan usaha untuk memperoleh keistimewaan
atau menghimpun kekuatan monopoli...” 2. Pasal 60:
215
Pasal 65 : Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh badan usaha, pidana dikenakan terhadap badan usaha dan atau pengurusnya.
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
269 1. ”...mengunakan tenaga listrik yang bukan haknya dengan maksud
untuk memanfaatkan secara melawan hukum...”. 2. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan rusaknya instalasi tenaga listrik
milik pemegang izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sehingga mempengaruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik...”
3. Apabila kelalaian sebagaimanan dimaksud dalam ayat 2 mengakibatkan terputusnya aliran listrik sehingga merugikan
masyarakat...” 3. Pasal 60:
1. ”...menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya dengan maksud untuk memanfaatkan secara melawan hukum...”.
2. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan rusaknya instalasi tenaga listrik milik pemegang Izin Usaha penyediaan Tenaga Listrik sehingga
mempengaruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik...” 3. Karena kelalaiannya menyebabkan terputusnya aliran listrik sehingga
merugikan masyarkat...” 4. Pasal 61:
1. ”...melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa izin usaha penyediaan tenaga listrik...”
2. ”...melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa izin operasi...” 3. ”...melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tidak memenuhi
kewajiban terhadap yang berhak atas tanah, bangunan, dan tanaman...” 5. Pasal 62:
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
270 1. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan matinya seseorang karena
tenaga listrik...”. 2. ”...dilakukan oleh pemegang izin usaha Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik dan pemegang izin Operasi...:” Pada ayat 2 pasal ini menyatakan bahwa dilakukan oleh pemegang izin
usaha penyediaan tenaga listrik dan pemegang izin operasi. Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dan pemegang izin operasi
dilakukan oleh Badan Usaha Pasal 9 ayat 1.
6. Pasal 63: ”...melakukan kegiatan usaha penunjang tenaga listrik tanpa izin..”.
7. Pasal 64: ”...memproduksi, mengedarkan atau memperjualbrlikan pemanfaatan listrik yang tidak memiliki tanda keselamatan...”.
c. Tidak pidana yang dilakukan oleh korporasi maka pidana yang dijatuhkan kepada korporasi berupa pidana denda, dengan ketentuan paling tinggi pidana
denda ditambah sepertiganya pasal 65 ayat 2. Selain itu diberlakukan juga pidana khusus kepada badan hukum yang melakukan perbuatan pidana
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 62 ayat 3 berupa pemberian ganti rugi berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
102. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.