Undang-undang No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 266 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku bagi penyedia jasa keuangan yang melaksanakan kewajiban pelaporan transaksi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. 3. Pasal 8: ”Penyedia jasa keuangan yang dengan sengaja tidak menyampaikan laporan kepada PPATK sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 13 ayat 1...” 4. Pasal 9: ”Setiap orang yang tidak melaporkan uang tunai berupa rupiah sejumlah RP. 100.000.000,00 seratus juta rupiah atau lebih yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah Republik Indonesia...”. c. Pidana yang dapat dijatuhkan dalam tindak pidana pencucian uang adalah: 1. Pidana pokok untuk korporasi adalah pidana denda dengan ketentuan maksimum pidana denda ditambah dengan sepertiga Pasal 5 ayat 1. 2. Pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha danatau pembubaran korporasi yang diikuti dengan likudasi.

100. Undang-undang No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembagan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Undang-undang tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembagan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada Pasal 1 point 13 menyebutkan bahwa: ”Badan usaha adalah badan atau lembaga berbadan hukum yang melakukan kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Sementara yang tercakup dalam badan atau lembaga tersebut meliputi : Perguran Tinggi, Lembaga Litbang, badan usaha dan lembaga penunjang Pasal 6 ayat 1. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai kewajiban dan tanggungjawab, misalnya pada Pasal 9 ayat 2 dikatakan bahawa ”...badan usaha bertanggungjawab mengusahakan pendayagunaan manfaat keluaran yang dihasilakan oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang” dan Pasal 13 ayat 2 merumuskan kewajiban dari perguruan tinggi dan lembaga litbang yakni wajib Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 267 mengusahakan penyebaran informasi hasil-hasil kegitan penelitian dan pengembangan serta kekayaan intelektual yang dimiliki selama tidak mengurangi kepentingan perlindungan kekayaan intelektual. Dirumuskannya mengenai kewajiban dan tanggungjawab dari lembaga- lembaga tersebut seyogyanya juga memuat prinsip mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi, beserta prinsip sanksi pidananya akan tetepi hal itu tidak ada dirumuskan. Ketentuan pidana pada Pasal 22 ayat 2 hanya merumuskan mengenai jaminan pemerintah terhadap kepentingan masyarakat bangsa dan negara serta keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestaraian fungsi lingkungan hidup, untuk itu pemerintah mengatur perizinan mengenai pelakasanaan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan yang berresiko tinggi.

101. Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan pada Pasal 1 point 5 dan point 27 214 214 Pasal 1 point 5: Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha. Pasal 1 point 27: Badan usaha adalah setiap badan hukum yang dapat berbentuk BUMN, BUMD, koperasi atau swasta, yang didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku...”. menyatakan badan hukum dalam undang-undang ini dapat berupa konsumen pasal 1 point 5 atau berbentuk BUMN Pasal 1 point 28, BUMD Pasal 1 point 29, Koperasi Pasal 1 point 30 dan Swasta Pasal 1 point 31 menandakan bahwa objek dalam undang-undang ini meliputi juga korporasi. Prinsip pertanggungjawaban pidana dirumuskan pada bab XV Pasal 65. Prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi dalam hal tindak Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 268 pidana yang dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh badan usaha, maka pidana dikenakan kepada: 215 1. Badan usaha; dan atau 2. Pengurus. b.Bab XV mengatur tentang kapan tindak pidana dilakukan oleh badan hukum, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit badan hukum sebagai pelaku, namun dengan mengacu pada pada Pasal 65 yang menyatakan bahwa ” dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini bab XV tentang ketentuan pidana dilakukan oleh badan usaha...”. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat diketahui perbuatan-perbuatan pidana apa saja yang dilakukan oleh badan hukum. Pasal-pasal tersebut meliputi : 1. Pasal 59: 1. ”...memberikan informasi palsu, kesaksian palsu, atau menahan informasi berkaitan dengan usaha ketenaga-listrikan yang merugikan kepentingan umum...”. 2 ”...melanggar prinsip kompetisi yang sehat khususnya dalam melakukan persekongkolan usaha untuk memperoleh keistimewaan atau menghimpun kekuatan monopoli...” 2. Pasal 60: 215 Pasal 65 : Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh badan usaha, pidana dikenakan terhadap badan usaha dan atau pengurusnya. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 269 1. ”...mengunakan tenaga listrik yang bukan haknya dengan maksud untuk memanfaatkan secara melawan hukum...”. 2. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan rusaknya instalasi tenaga listrik milik pemegang izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sehingga mempengaruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik...” 3. Apabila kelalaian sebagaimanan dimaksud dalam ayat 2 mengakibatkan terputusnya aliran listrik sehingga merugikan masyarakat...” 3. Pasal 60: 1. ”...menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya dengan maksud untuk memanfaatkan secara melawan hukum...”. 2. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan rusaknya instalasi tenaga listrik milik pemegang Izin Usaha penyediaan Tenaga Listrik sehingga mempengaruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik...” 3. Karena kelalaiannya menyebabkan terputusnya aliran listrik sehingga merugikan masyarkat...” 4. Pasal 61: 1. ”...melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa izin usaha penyediaan tenaga listrik...” 2. ”...melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa izin operasi...” 3. ”...melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tidak memenuhi kewajiban terhadap yang berhak atas tanah, bangunan, dan tanaman...” 5. Pasal 62: Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 270 1. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan matinya seseorang karena tenaga listrik...”. 2. ”...dilakukan oleh pemegang izin usaha Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan pemegang izin Operasi...:” Pada ayat 2 pasal ini menyatakan bahwa dilakukan oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dan pemegang izin operasi. Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dan pemegang izin operasi dilakukan oleh Badan Usaha Pasal 9 ayat 1. 6. Pasal 63: ”...melakukan kegiatan usaha penunjang tenaga listrik tanpa izin..”. 7. Pasal 64: ”...memproduksi, mengedarkan atau memperjualbrlikan pemanfaatan listrik yang tidak memiliki tanda keselamatan...”. c. Tidak pidana yang dilakukan oleh korporasi maka pidana yang dijatuhkan kepada korporasi berupa pidana denda, dengan ketentuan paling tinggi pidana denda ditambah sepertiganya pasal 65 ayat 2. Selain itu diberlakukan juga pidana khusus kepada badan hukum yang melakukan perbuatan pidana sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 62 ayat 3 berupa pemberian ganti rugi berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

102. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.