Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 270 1. ”...karena kelalaiannya mengakibatkan matinya seseorang karena tenaga listrik...”. 2. ”...dilakukan oleh pemegang izin usaha Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan pemegang izin Operasi...:” Pada ayat 2 pasal ini menyatakan bahwa dilakukan oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dan pemegang izin operasi. Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dan pemegang izin operasi dilakukan oleh Badan Usaha Pasal 9 ayat 1. 6. Pasal 63: ”...melakukan kegiatan usaha penunjang tenaga listrik tanpa izin..”. 7. Pasal 64: ”...memproduksi, mengedarkan atau memperjualbrlikan pemanfaatan listrik yang tidak memiliki tanda keselamatan...”. c. Tidak pidana yang dilakukan oleh korporasi maka pidana yang dijatuhkan kepada korporasi berupa pidana denda, dengan ketentuan paling tinggi pidana denda ditambah sepertiganya pasal 65 ayat 2. Selain itu diberlakukan juga pidana khusus kepada badan hukum yang melakukan perbuatan pidana sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 62 ayat 3 berupa pemberian ganti rugi berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

102. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

a. Undang-undang tentang Perlindungan Anak menyebutkan secara khusus prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi pada Pasal 90 dengan perumusan dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi maka sanksi pidana diberikan kepada: 1. Pengurus; dan atau 2. Korporasi b. Pasal 90 ayat 1 tersebut juga mengatur megenai kapan korporasi melakukan tindak pidana. Ketentuan tersebut dapat didasarkan kepada Pasal Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 271 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88 dan Pasal 89. 216

103. Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara

c. Jenis sanksi yang dijatuhkan yaitu berupa pidana denda dengan ketentuan pidana denda yang dijatuhkan ditambah 13 sepertiga pidana denda masing-masing sebagaimana dimaksud pada ayat 1. a. Ketentuan tentang badan hukum pada undang-undang ini didasarkan pada Penjelasan Pasal 19, menyatkan bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah orang perseorangan danatau korporasi. Korporasi adalah kumpulan 216 Pasal 77: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan:a. Diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik materil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya;b. Penelantran anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan fisik, mental maupun sosial. c. Dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah. Pasal 78: setiap orang yang mengetahui dan dengan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang terekploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat aditif lainnya napza, anak korban penculikan, anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Paal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah. Pasal 79: setiap orang yang melakukan pengangkatan anak bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat 1 ayat 2 dan ayat 4 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah. Pasal 80: setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan atau penganiayaan terhadap anak dipidana dengan pidana dendan paling banyak Rp. 72.000.000,00 tujuh puluh dua juta rupiah. 2. Jika luka berat maka dipidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah.3 jika mati maka dipidana dengan pidana dendan paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah.4. ditambah sepertiga apabila pelakunya adalah orang tua. Pasal 81: setiap orang yang degan sengaja melakukan kekerasan atau ancamankeekrasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah.b. berlaku juga bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau degnan orang lain. Pasal 82: setiap orang yang dengan sengaja melakuka kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak untuk melakukan atau membairkan dilakukan perbuatan cabul, dipidan dengan pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. Pasal 83: setiap orang yang memperdagangkan, menjual atau menculik anak untik diri sendiri atau untuk dijual, dipidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. Pasl 84: setiap orang yang secara melawan hukum melakukan transplantasi oragan danatau jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau oang lain dipidana denda paling banyak RP. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Pasal 85: 1 Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh dan atau jaringa tubuh anak dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. 2: setiap orang yang melawan hukum melakukan pengambilan organ tubuh dan aau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, etau penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa izin orang tua atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak dipidana dengan pidana denda paling banyak RP. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Pasal 86: setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, rangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk memilih agama lain bukan atas kemauannya sendiri, padahal diketahui atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum bertanggungjawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah. Pasal 87: setiap orang yang secara melawan huku merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan miiter sebagaimana dimaksud daam pasal 63 atau penyalahgunaan dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata atau perlibatan dalam kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan atau pelibatan dalam peperangan dipidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah. Pasal 88: setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana pidana denda paling banyak RP. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Pasal 89: 1:Setiap orang yang dengansengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi narkotika dan atau psikotropika dipidana dengan pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. 2: Setiap orang yang dengansengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi alkohol dan zat aditif lainnya dipidana dengan pidana denda paling banyak RP. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 20.000.000,00 dua puluh juta rupiah. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 272 dan kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum, sedangkan prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi pada undang-undang ini tidak ada disebutkan. Yang dirumuskan hanya mengenai kapan suatu badan hukum melakukan tindak pidana. Ketentuan tersebut dapat dilihat pada bab VII tentang ketentuan pidana pada Pasal 19 ayat 1 dan 2. Pada pasal itu disebutkan dua perbuatan yang memungkinkan dilakukan oleh badan hukum, yakni : 1.”Setiap orang yang meniru Surat Utang Negara atau memalsukan surat utang negara dengan maksud memperdagangkan atau dengan sengaja memperdagangkan Surat Utang Negara tiruan atau Surat Utang Negara palsu...” 2.”Setiap orang yang dengan sengaja menerbitkan surat utang negara tidak berdasarkan undang-undang ini...” b. Saknsi pidana yang diberikan kepada badan hukum dirumuskan pada Pasal 19 ayat 2 secara kumulatif berupa pidana penjara dan denda, yang membedakannya dengan undang-undang lain pada undang-undang ini disebutkan maksimal dan minimal pemidanaan, yakni pidana penjara paling singkat 10 sepuluh tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan dendan paling sedikit Rp. 20.000.000.000,00 dua puluh milyar rupiah dan paling banyak Rp. 40.000.000.000, 00empat puluh milyar rupiah. Akan tetapi sanksi pidana ini bukanlah sanksi yang ditujukan secara khusus kepada korporasi.

104. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung