Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 211 izin usaha. 171 Pada undang-unadng ini terdapat juga kekurangan yang dapat dilihat pada Pasal 1 point 2 yang menyebutkan bahwa “Pabrik obat adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin dari Menteri...”selanjutnya pada Pasal 33 dan Pasal 34 disebutkan pula tentang kewajiban pabrik obat tersebut. Akan tetapi sayangnya pada undang-undang ini tidak ada disebutkan apa sanksi pidananya jika pabrik obat yang merupakan badan hukum tidak memenuhi kewajiban pada Pasal 33 dan Pasal 34. Pidana denda yang dijatuhkan kepada korporasi berupa pidana denda sebesar 2 dua kali yang diancaman diberikan kepada pelaku biasa. Pasal 59 ayat 3 Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka di samping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00 lima milyar rupiah. 172

70. Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta

Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta merupakan perubahan atas undang-undang No.6 Tahun 1982. Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tidak ada mengalami perubahan pada ketentuan mengenai pertanggungjawaban badan hukum atas tindak pidana yang dilakukan. Jenis perbuatan yang dapat dipidanapun tidak dirubah begitu juga mengenai rumusan 171 Pasal 59 ayat 3 Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka di samping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00 lima milyar rupiah. Pasal 70: Jika tindak pidana psikotropika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63, dan Pasal 64 dilakukan oleh korporasi maka disamping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar 2 dua kali pidana denda yang berlaku untuk tindak pidana tersebut dan dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha. 172 Pasal 33 ayat 1: Pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi Pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian danatau lembaga pendidikan, wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika.Pasal 34: pabrik obat, pedagang besar farmasi, apotek, rumah sakit, puskesmas, lembaga penelitian danatau lembaga pendidikan wajib melaporkan catatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 1 kepada Menteri secara berkala. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 212 sanksi pidananya. Rumusan yang pertanggungungjawaban pidana korporasi pada badan hukum tersebut dirumuskan sebagai berikut. a. Pertanggungjawabkan pidana korporasi pada undang-undang ini berdasarkan Pasal 46 dapat dimintakan kepada : 1. Badan hukum; 2. Yang memberikan perintah untuk melakukannya; 3. Yang memimpin dalam melakukan tindak pidana itu. b. Rumusan tentang kapan badan hukum melakukan tindak pidana dijelaskan pada Pasal 46 yang menyatakan bahwa jika tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 44 dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum..., maka perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 44 tersebut meliputi : 173 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar hak cipta 2. Barangsiapa menyiarkan, memamerkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan yang diketahuinya melanggar hak cipta 3. Barangsiapa dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 18. 174 173 Pasal 46: ”Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum...” 174 Pasal 18 UU No. 6 Tahun 1982: 1 Pemegang hak cipta atas potret seseorang, untuk memperbanyak atau mengumumkan ciptaannya, harus terlebih dahulu mendapat izin dari orang yang dipotret, atau dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun sesudah orang yang dipotret meninggal dunia, mendapat izin ahli warisnya. 2 Jika suatu potret memuat 2 dua orang atau lebih, maka untuk perbanyakan atau pengumuman masing-masing yang dipotret, apabila pengumuman atau perbanyakan itu memuat juga orang lain dalam potret itu, pemegang hak cipta harus terlebih dahulu mendapat izin dari masing-masing dalam potret itu, atau dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun sesudah yang bersangkutan meninggal dunia dengan mendapat izin ahli waris masing-masing.3 Pasal ini hanya berlaku terhadap potret yang dibuat: Atas permintaan sendiri dari orang yang dipotret; Atas permintaan yang dilakukan atas nama orang yang dipotret; Untuk kepentingan orang yang dipotret. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 213 c. Sanksi pindana yang diberikan kepada badan hukum secara alternatif berupa pidana penajara atau denda Pasal 44 ayat 1, 2 dan 3.

71. Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Merek