Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 106 Pasal 1 point 10: Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, danatau badan hukum. 133. Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Pasal 1 point 2: Perusahaan Penerbit SBSN adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini untuk melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN. 134. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha MIkro, Kecil dan Menengah Pasal 1 point 1: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

135. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Pasal 1 point 2: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat. 136. UU No. 40 Tahun 2008 tentang Pornografi Pasal 1 point 3: Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

C. Prinsip Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Peraturan

Perundang-Undangan Prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi pada dasarnya termasuk dalam ruang lingkup hukum pidana dalam arti objektif. Hukum pidana dalam arti objektif merupakan hukum yang mengatur tentang larangan atau keharusan yang atas pelanggaran terhadapnya diancam dengan pidana sanksi oleh undang-undang dan juga mengatur tentang syarat-syarat kapan sanksi tersebut dapat dijatuhkan. Hukum pidana dalam arti objektif dapat dibedakan dalam arti: 121 1. Huku m pidana meteril, terdiri dari rumusan-rumusan mengenai tindakan atau perbuatan yang diancam dengan pidana, siapa saja yang dapat 121 Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Berkelanjutan Medan: Pustaka Bangsa Pers, 2003, hal. 235. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 107 dipertanggungjawabkan atas perbuatan atau tindakan pidana tersebut serta mengatur tentang sanksi atau akibat hukum berupa macam-macam pidana yang dijatuhkan bila terjadi pelangaran. 2. Hukum pidana formil, merupakan bagian dari keseluruhan peraturan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar dan ketentuan-ketentuan untuk menentukan dengan cara bagaimana pidana dapat dilaksanakan mengatur tentang tata cara hukum pidana materil dapat dilaksanakan dengan kata lain sebagai hukum acara pidana. Berdasarkan hal tersebut guna mengetahui prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi dalam peraturan perundang-undangan maka harus turut membahas mengenai tindakan atau perbuatan yang diancam dengan pidana, tentang sanksi atau akibat hukum berupa pidana yang dijatuhkan bila terjadi pelangaran. Dilihat dari aplikasi hukum pidana materil khususnya menenai pertanggungjawaban pidana korporasi yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan, dapat mencakup kurang lebih 151 perundang-undangan. Sebelum perundang-undangan diuraikan lebih lanjut, berikut akan dirumuskan terlebih dahulu prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi dalam bentuk tabel agar lebih mudah mengetahui bagaimana sistem pertanggungjawaban pidana korporasi yang dianut pada peraturan perundang- undangan di Indoneisa, meliputi: 1. Pengurus korporasi sebagai pelaku tindak pidana dan penguruslah yang bertanggungjawab; 2. Korporasi sebagai pelaku tindak pidana tetapi pengurus yang bertanggungjawab; Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 108 3. Korporasi sebagai sebagai pelaku tindak pidana maka korporasi dan pengurus yang bertanggungjawab Tabel 2:Pertanggungjawaban Pidana Korporasi terhadap Tindak Pidana di Luar KUHP No Pengurus korporasi sbg pelaku tindak pidana penguruslah yg bertanggungjawab Korporasi sbg pelaku tindak pidana tetapi pengurus yg bertanggungjawab Korporasi sbg sebagai pelaku tindak pidana maka korporasi pengurus yang bertanggungjawab keterangan 1. UU No. 21 Tahun 1956 tentang Larangan untuk Mengumpulkan Uang logam yang Sah dan Larangan Memperhitungkan Agio pada Waktu Penukaran Alat-Alat Pembayaran yang Sah Pasal 7 ayat 1 2. UU No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pasal 27 3. UU No. 74 Tahun 1957 tentang Pencabutan Regeling Po De Staat Van Oorlog En Beleg Dan Penetapan Keadaan Bahaya Pasal 56 4. UU No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Asing Pasal 13 5. UU No 17 Tahun 1958, Penetapan UU Darurat No. 10 Tahun 1955, tentang Pemungutan Sumbangan Dari Pabrikan Pabrikan Rokok Bagi Badan Urusan Tembakau Pasal 4 ayat 2 6. UU No. 66 Tahun 1958 tentang Wajib Militer Pasal 66 7. UU No. 83 Tahun 1958 tentang Penerbangan Pasal 21 8. UU No. 4 Tahun 1959 tentang Pos Pasal 11 9. UU No. 16 Tahun 1959 tentang Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan Dan Pembukaan Tanah Pasal 4 10. UU No. 2 Tahun 1961 tentang Pengeluaran Dan Pemasukan Tanaman Dan Bibit Tanaman Pasal 5 ayat 1 11. UU No. 5 Tahun 1964 tentang Telekomunikasi Pasal 24 ayat 5 12. UU No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek Kosong Pasal 2 13. UU No. 32 Tahun 1964 tentang Peraturan Lalu Lintas Devisa Pasal 25 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 109 14. UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo Pasal 10 ayat 2 15. UU No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian Pasal 56 ayat 1 16. UU No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers Pasal 15 17. UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 34 ayat 1 18. UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 25 ayat1 19. UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan Pasal 39 ayat 2 3 20. UU No. 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral Pasal 21 21. UU No. 17 Tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946 Pasal 9 ayat 1 dan Pasal 14. 22. UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara Pasal 23 23. UU No. 3 Tahun 1972 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmigrasi Pasal 20 24. UU No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika Pasal 49 25. UU No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi legal Pasal 34 ayat 1 26. UU No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan. Pasal 11 27. UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 35 ayat 1 28. UU No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta Pasal 46 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 110 29. UU No. 21 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers Pasal 15 30. UU No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular Pasal 15 ayat 3 Pengurus korporasi tidak bertanggungjawab 31. UU No. 6 Tahun 1984 tentang POS Pasal 19 ayat 3 32. No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan Pasal 22 33. UU No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta Pasal 46 34. UU No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi Pasal 39 ayat 1 35. UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Pasal 24 36. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 47 ayat 2, Pasal 48 dan Pasal 49 37. UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 30 ayat 2 a 38. UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan Pasal 108 ayat 1 39. UU No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai Pasal 61 40. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 41 ayat 3 41. UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika Pasal 59 ayat 3 42. UU No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta Pasal 46 43. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 46 ayat 1 dan 2 44. UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 47 ayat 2, Pasal 47 A, Pasal 48 dan Pasal 49 45. UU No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen Pasal 61 46. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Pasal 8 Pasal 71 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 111 47. UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 20 ayat 1 48. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 78 ayat 14 49. UU No. 56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih Pasal 41 50. UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Pasal 35 ayat 5 51. UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 20 ayat 1 52. UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 56 ayat 1 53. UU No. 15 Tahun 2002 tentang Pencucian Uang Pasal 4 54. UU No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan Pasal 65 55. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 90 56. UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal 54 57. UU No. 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Pasal 4 58. UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi Pasal 39 Pengurus tidak ikut bertanggungjawab 59. UUNo.3 Tahun2004 Tentang Bank Indonesia Pasal 8 Pasal 71 60. UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air Pasal 96 ayat 1 Pengurus tidak bertanggungjawab 61. UU No. 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan Pasal 92 ayat 1 dan Pasal 94 62. UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Pasal 101 63. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Pasal 65 Pengurus tidak bertanggungjawab 64. UU No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Pasal 13 ayat 2 65. UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Pasal 79 ayat 1 66. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 74 ayat 1 67. UU No. 39 Tahun 2007 Pasal 61 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 112 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai 68. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 ayat 2 69. UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Pasal 52 ayat 4 dan penjelasan Pasal 52 ayat 4. Pengurus tidak ikut bertanggungjawab 70. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 42 71. UU No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara Pasal 31 ayat 1 72. UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 60 ayat 2, Pasal 61, Pasal 62 ayat 1 dan 2, Pasal 63 ayat 1 dan 3, Pasal 66 ayat1 73. UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Pasal 40 ayat 1 Undang-undang dari tahun 1956 sampai dengan tahun 2008 juga ada yang tidak mengatur mengenai prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi, sedangkan pada undang-undang itu menyebutkan korporasi sebagai subjek hukum dalam uraian pasalnya, bahkan perbuatan yang menyebabkan dipidananya korporasi juga ada disebutkan dalam undang-undang tersebut berupa commissionis dan omissionis. Menghadapai tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi dalam undang-undang itu dapat digunakan ketentuan umum yang ada di dalam KUHP, namun penuntutannya tidak menggunakan prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi karena KUHP tidak mengenal korporasi sebagai subejek hukum, maka penuntutuan dilakukan kepada individu secara perorangan yang dituju adalah individu yang berkedudukan sebagai pembuat dalam hal ini adalah pengurus Undang-undang yang dimaksud meliputi: Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 113 Table 3: KUHP sebagai acuan atas undang-undang yang tidak memuat prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi No. KUHP sebagai acuan atas undang-undang yang tidak memuat prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi Penyebutan korporasi sbg subj hukum commissionis dan omissionis 1. UU No. 77 Tahun 1958 Penetapan UU Tentang Penetapan UU Darurat No.18 Tahun 1957 tentang Bank Tani dan Nelayan Pasal 1 - 2. UU No. 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan Pasal 2 ayat 1 - 3. UU No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan Pasal 1 Pasal 20 4. UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom Pasal 1 - 5. UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Pasal 3 - 6. UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan Pasal 5 ayat 2 - 7. UU No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan Hewan Pasal 1 point e; Pasal 10 ayat 2 3 4 dan Pasal 11 - 8. Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri Pasal 1 ayat 2 - 9. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan Pasal 3 Pasal 15 point b 10. Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan 11. UU No. 4 Tahun 1982 tentang Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 5 ayat 1 Pasal 5 ayat 2 12. UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Pasal 38, Pasal 39 dan Pasal43. 13. UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 2 ayat 3 - 14. Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Pasal 1 point k - 15. Undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian Pasal 1 point 7 Pasal 27 16. UU No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan Pasal 1 point 5 Pasal 6 ayat 1, Pasal 7 ayat 1, Pasal 10 ayat 1, Pasal 11 ayat 1 dan Pasal 12 ayat 1 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 114 17. UU No. 6 Tahun 1989 tentang Paten Pasal 1 point 3 - 18. UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Pasal 1 Pasal 11 19. UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 1 Pasal 29 20. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman Pasal 7 Pasal 36 dan Pasal37 21. UU No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman Pasal 9 Pasal 44 ayat1 22. UU No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun Pasal 1 point 1 Pasal 57 23. UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman Pasal 7 Pasal 60 ayat 1 point a dan point h 24. UU No. 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian Pasal 1 point 9 - 25. UU No. 15 Tahun 1992 Tentang Penerbangan Pasal 36 ayat 1 Pasal 33 ayat 1, Pasal 36 ayat 1 dan 2, Pasal 47 dan Pasal 48. 26. UU No.19 Tahun 1992 tentang Merek Pasal 1 point 2 - 27. UU No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran Pasal 1 Pasal 122 dan Pasal 128 28. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 66 ayat 3 - 29. UU No. 14 Tahun 1997 tentang Merek Pasal 10 ayat 1 pointc - 30 UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 point 7 dan point 8 Pasal 37 31. UU No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pasal 1 point 3 Pasal 20 32. UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Pasal 1 poiont 2 - 33. UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 1 point 19 Pasal 78 sd Pasal 82 34. UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran Pasal 11 ayat 1 - 35. UU No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 45, Pasal 124 dan Pasal 136 ayat 2 Pasal 184, Pasal 186, Pasal 187, Pasal 188 dan Pasal 192 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 115 36. UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Pasal 1 point 2, point 7 dan point 8 Pasal 71 dan Pasal 73 37. UU No. 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasal 1 point e Pasal 48 ayat 1 2 dan 3 38. UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Psaal 1 point 3 dan point 4 Pasal 43 ayat 1 39. UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Pasal 1 point 8, point 9 dan point 10 Pasal 47 sd Pasal 49 Pasal 51 dan Pasal 57 40. UU No. 16 Tahun 2000 perubahan kedua atas Undang-Undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 point 1 - 41. UU No.18 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambhan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Pasal 1 point 13 - 42. UU No. 19 Tahun 2000 perubahan atas Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Pasal 1 point 2 Pasal 41 43. UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh. Pasal 1 point 7 - 44. UU No. 29 Tahun 2000 Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 1 point 6, point 12, point 13 dan Pasal 5 - 45. UUNo. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 1 point 7 - 46. UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten Pasal 129 - 47. UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembagan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pasal 1 point 13 Pasal 9 ayat 2 dan Pasal 13 ayat 2 48. UU No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara Penejelasan Pasal 19 ayat 1 Pasal 19 ayat 1 dan 2 49. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 1 point 9 Pasal 45 sd Pasal 47 50. UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 point 4, 5 dan 6, Pasal 184 sd Pasal 187 51. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasal 1 point 6 dan 7 - - 52. UU Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan Pasal 1 point 6 Pasal 46,Pasal 48,Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 dan Pasal 52. 53. UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Pasal 1 point 11 Pasal 49 54. UU No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri Pasal 1 point 6, point 16 danpoint 17 Pasal 102, Pasal 103 dan Pasal 104 55. UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 1 point 6 Pasal 24 ayat 2 dan Pasal 50 56. UU No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Perolahragaan Nasional Pasal 1 point 26 Pasal 89 57. UU No. 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang Pasal 1 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 116 point 13 58. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Pasal 1, 5, 6 dan 7 Pasal 34 ayat 1 59. UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau- Pulau Kecil Pasal 1 point 38 Pasal 73, Pasal 74 dan juga Pasal 75 60. UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 1 point 3, Pasal 23 ayat 23 Pasal 24 61. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 1 point 10 Pasal 52 62. UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 1 point 28, Pasal 13 ayat 1, Pasal 15 ayat 2, Pasal 19 ayat 1 33 Pasal 48, Pasal 94, Pasal 100 dan Pasal 101 63. UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 1 point 1 Pasal 39

1. Undang-Undang No. 21 Tahun 1956 tentang Larangan untuk