Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 179

48. Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan

Pasal 7 ayat 2: ”...dalam hal penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2...dapat diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada koperasi dan badan usaha lain untuk menyediakan tenaga listrik berdasarkan Izin Usaha Ketenagalistrikan.” Defenisi badan Badan usaha lainnya tidak ada dijelaskan dalam undang-undang ini sehingga menimbulkan kerancuan dalam penafsirannya, meskipun ”badan usaha lain” dalam berbagai literatur dirumuskan sebagai badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun yang tidak. Rumusan kewajiban dan rumusan perbuatan yang dilarang dalam undang- undang ini dapat dilihat pada bab tentang ketentuan pidana. Ketentuan tersebut meliputi: 1. Pasal 20 ayat 3.Barang siapa melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tidak memenuhi kewajiban terhadap yang berhak atas tanah, bangunan, dan tumbuh-tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 3 dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 1 satu tahun atau denda setinggi- tingginya Rp 10.000.000,- sepuluh juta rupiah dan dicabut Usaha Ketenagalistrikannya. 2. Pasal 21 2.Apabila kelalaian mengakibatkan matinya seseorang karena tenaga listrik dilakukan oleh Pemegang Usaha Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tujuh tahun. 154 154 Pasal 1 point 5. Usaha Ketenagalistrikan adalah kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah kepada badan usaha milik negara yang diserahi tugas semata-mata untuk melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, dan diberi tugas untuk melakukan pekerjaan usaha penunjang tenaga listrik. Dan ditunjang dengan ketentuan Pasal 10 yang menyatakan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 yang belum atau tidak dapat dilaksanakan sendiri, Pemegang Usaha Ketenagalistrikan dapat bekerja-sama dengan “badan usaha lain” setelah mendapat persetujuan Menteri. Berarti Usaha Ketenagalistrikan dapat juga dipegang oleh “badan usaha lain” Kelalaian oleh Pemegang Usaha Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 180 Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan dilakukan oleh korporasi namun karena korproasi mendapatkan izin usaha sehingga dalam melakukan aktifitasnya di delegasikan secara keseluruhan periahal usaha kepada pengurus. 3. Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, Pemegang Usaha Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan juga diwajibkan untuk memberi ganti rugi. 3. Pasal 22 1 Pemegang Usaha Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum yang tidak menaati ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 5.000.000,- lima juta rupiah. 2 Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dikenakan pidana tambahan berupa pencabutan Izin Usaha Ketenagalistrikan. Berdasarkan ketentuan di atas dapat diketahui kepada korporasi dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit yakni didasarkan pada pemberian pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha Pasal 22 ayat 2 dikuatkan lagi dengan ketentuan pasal 22 yakni kepada pemegang ketenagalistrikan atau kepada pemegang izin usaha ketenagalistrikan BUMN.

49. Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta