Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
113. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
Simpanan a. Lembaga Penjamin Simpanan LPS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah badan hukum. Prinsip pertangungjawaban pidana korporasi pada undang-undang ini tidak dirumuskan dalam satu kesatuan sehingga perlu penganalisaan dari pasal-pasal tersebut, misalnya: 1. Pada Pasal 92 ayat 1 dikatakan bank sebagai pelaku karena tidak memenuhi rumusan Pasal 92 ayat 1 sehingga dikenakan sanksi administratif korporasi yang berbuat maka korporasi yang bertanggungjawab; 2. Pada Pasal 94, Pasal 95 yang menyatakan Pemegang saham, direksi, dewan komisaris, pegawai, danatau pihak lain yang terkait dengan bank sebagai pelaku pengurus korproasi yang bernuat maka pengurus korporasi yang bertanggungjawab. b. Perbutan yang diancam dengan pidana pada undang-undang ini ditentukan pada bab XIII tentang sanski administrasi dan pidana. Guna mengetahui suatu pasal apakah termasuk dalam perumusan perbuatan yang dilarang dilakakukan oleh korporasi maka harus dilihat pelaku yang berkedudukan sebagai badan hukum yang dimaksud dari pasal tersebut, misalnya Bank, Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 289 Direksi, Komisaris, danatau pemegang saham, Anggota Dewan Komisaris Kepala Eksekutif dan pegawai LPS. 1. Pasal 92 ayat 1: LPS menjatuhkan sanksi administratif pada bank yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c dan huruf d. 247 2. Pasal 93: LPS menyampaikan informasi kepada LPP mengenai bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 9. 3. Pasal 94 1 “Direksi, komisaris, danatau pemegang saham bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf f danatau menyebabkan bank tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf f serta Pasal 92…”,. 2 “Direksi, komisaris, danatau pemegang saham bank yang menyebabkan bank tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c dalam jangka waktu 12 dua belas bulan sejak batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2…”. 4. Pasal 95: 1 “Pemegang saham, direksi, dewan komisaris, pegawai, danatau pihak lain yang terkait dengan bank yang dicabut izin usahanya atau bank dalam likuidasi yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat 5 danatau Pasal 47 ayat 2 atau ayat 3…”. 2 Anggota Dewan Komisaris Kepala Eksekutif dan pegawai LPS, atau pihak lain yang ditunjuk atau disetujui oleh LPS untuk melakukan tugas tertentu, yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat 1…” 3 “Setiap orang atau badan yang memberikan data, informasi, danatau laporan, yang berkaitan dengan penjaminan simpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 7 yang tidak benar, palsu, danatau menyesatkan…”. 4 “Setiap orang atau badan yang menolak memberikan kepada LPS data, informasi, danatau dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2…”. 247 Pasal 9: Sebagai peserta Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, setiap Bank wajib: c. membayar premi Penjaminan; d. menyampaikan laporan secara berkala dalam format yang ditentukan; Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 290 c. Sanksi administratif berupa denda administratif danatau bunga terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, ditetapkan paling tinggi 150 seratus lima puluh perseratus dan jumlah premi yang seharusnya dibayar untuk setiap periode termasuk bunga; b. terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, dikenakan denda Rp1.000.000,00 satu juta rupiah per hari keterlambatan penyampaian laporan. Pengenaan denda administratif dikenakan untuk jangka waktu paling banyak 12 dua belas bulan. Pemberian sanksi untuk Pemegang saham, direksi, dewan komisaris, pegawai, danatau pihak lain secara kumulatif berupa pidana dan denda, dengan penetapan maksimum dan minimum.114. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Parts
» Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP
» Permasalahan Tujuan Penelitian: Manfaat Penelitian
» Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka teori
» Teknik pengumpulan data Analisis data Bentuk-Bentuk Korporasi
» Penetapan Korporasi sebagai Subjek Tindak Pidana dalam Peraturan
» Perumusan Penyebutan Korporasi Sebagai Subjek Tindak Pidana dalam
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1964 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
» Undang-Undang No. 21 Tahun 1956 tentang Larangan untuk
» Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
» Undang-Undang No. 74 Tahun 1957 tentang Pencabutan Regeling Po De
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Asing
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1959 tentang Pos
» Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.
» Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
» Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan
» Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
» Undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian
» Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan
» Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
» Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
» Terhadap kedua-duanya. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman
» Undang-Undang No.19 Tahun 1992 tentang Merek Undang-Undang No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta
» Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
» Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
» Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
» Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha
» Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen
» Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
» Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
» Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
» Undang-Undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas
» Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
» Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
» Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
» Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
» Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
» Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
» Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Perolahragaan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
» Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
» Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
» Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
» Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
» Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
» Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
» Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah
Show more