Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
280 c. Sanksi pidana pada undang-udang ini tidak dirumuskan secara khusus untuk
badan hukum akan tetapi karena bab XVI tentang ketentuan pidana dan sanksi adminstratif dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kapan tindak pidana
dilakukan oleh badan hukum sehingga dengan mendasarkan pula pada pasal- pasal dalan bab tersebut didapatlah bahwa sanksi dirumsukan secara
alternatif-kumulatif dengan penetuan sanksi minimum dan minimum. Undang-undang ini juga mengenal sanksi pemberian sanksi administrattif
berupa : a. Teguran; b. Peringantan tertulis; c. Pembatasan kegaitan usaha; d. Pembekuan kegiatan usaha; e. Pembatalan persetujuan; f. Pembatalan
pendaftaran; g. Penghentian sementara atau sebagian atau seluruh alat produksi; h. Pencabutan izin. Pengenaan sanksi administratif tersebut
didasarkan pada Pasal 190.
225
107. Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Ketentuan mengenai prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi pada
Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 dan mengenai sanksi yang diberikan sama dengan rumusan undang-undang sebelumnya yaitu Undang-Undang No. 15
Tahun 2002. Perubahan hanya terdapat rumusan perbuatan yang dilarang yakni: 1. Pada Pasal 3 ayat 1: adanya penggabungan antara g dengan point h.
2. Pasal 9: penambahan pada mata uang asing yang nilainya setara dengan itu yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah Republik Indonesia..”
memuat:a. Waktu hari, tanggal dan jam dimulai dan diakhiri penutupan perusahaan. b. Alasan-alsan dan sebab dilakukannya penutupan perusahaan. 3. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditandatangani oleh pengusaha dan atau
pemimpin perusahaan bersangkutan. .
225
Pasal 190:”...sanksi adminstratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat 2, Pasal 45 ayat 1, Pasl 47 ayat 1, Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat 3 Pasl
160 ayat 1 dan ayat 2undang-undang ini...”
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
281
108. Undang-Undang No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi.
a. Pasal 1 Point 2 Undang-Undang Panas Bumi menyatakan “Badan usaha
adalah setiap badan hukum yang dapat berbentuk badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, koperasi atau swasta…”. Prinsip
pertanggungjawaban pidana korporasi disebutkan pada Pasal 39 dengan ketentuan bahawa apabila tindak pidana dilakukan oleh badan usaha tindak
pidana yang dimuat dalam Pasal 35, Pasal 36 dan Pasal 37 maka ancaman pidana dijatuhkan kepada badan usaha. Pengurus tidak diikutsertakan untuk
bertanggungjawab. b. Tindak pidana yang mungkin dilakukan oleh korporasi badan usaha
dirumuskan pada Pasal 39: ”Dalam hal tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 35, Pasal
36 dan Pasal 37 dilakuka oleh badan usaha...” 1. Pasal 35: “Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha Pertambangan
Panas Bumi tanpa IUP sebagaiana yang dimaksud pada Pasal 11 ayat 3 …pidana denda paling sedikit Rp. 2.000.000.000, 00 dua milyar rupiah
dan paling banyak Rp. 50.000.000.00 lima puluh milyar rupiah.
2. Pasal 36:” Pemegang IUP yang dengan sengaja meninggalkan Wilayah Kerja tanpa menyelesaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf a sd huruf g dipidana dengan pidana kurungan. 3. Pasal 37: “Setiap orang yang mengganggu atau merintangi kegiatan
Usaha Pertambangan Panas Bumi dari pemegang IUP sehingga pemegang IUP terhambat dalam melaksanakan kegiatan Usaha
Pertambangan Panas Bumi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18…dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000
seratus juta rupiah.
c. Sanksi pidana yang diberikan kepada korporasi karena melakukan tindak pidana tersebut di atas berupa pemberian pidana denda yang dijatuhkan
kepada badan usaha ditambah dengan 13 sepertiga dari pidana denda
Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009
282 Psal 39. Terdapat keganjilan dalam undang-undang ini karena pada Pasal
36 tidak ada dirumuskan mengenai sanksi pidana sedangkan pemberian sanksi terhadap badan hukum breupa pidana denda. Pasal 40 juga
menyatakan dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: a. Perampasan barang yang digunakan dalam melakukan tindak pidana.
b. Perampasan keuntungan dalam melakukan tindak pidana. c. Kewajiban membayar biaya yang timbul akibat tindak pidana.
109. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan