Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha
81. Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat Walupun pelaku usaha merupakan badan usaha berbentuk badan hukum atau bukan menjadi subjek tindak pidana Pasal 1 point e, namun tidak ada aturan mengenai prinsip pertanggungjawban pidana. Perbuatan yang dilarang sekaligus mengenai perumusan sanksi yang menyebabkan korporasi dapat dipidana dapat dilihat pada bab VIII tepatnya pada Pasal 48 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3. Pasal tersebut menyatakan bahwa: 1. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, Pasal 16 sampai dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27 dan Pasal 28 dan diancam dengan pidana denda serendah-rendahnya Rp. 25.000.000.000, dua puluh lima milyar rupiah dan setinggi-tingginya Rp. 100.000.000.000,00 Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 235 seratus milyar rupaih atau pidana kurungan pengganti denda selama 6 enam bulan; 185 2. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15 sampai Pasal 20 sampai dengan Pasal 24 dan Pasal 26 undang-undang ini diancam dengan denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,00 lima milyar rupiah dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima milyar rupiah atau pidana kurungan pengganti denda selama 5 lima bulan; 3. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41udang-undang ini diancam dengan pidana dendaserendah-rendahnya Rp 100.000.000.000,00 seratus milyar rupaih atau pidana kurungan pengganti denda selama 3 tiga bulan; b. Korporasi diberikan pidana berdasarkan Pasal 48 dan juga pidana tambahan Pada Pasl 59 berupa: 1. Pencabutan izin usaha;atau. 2. Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya dua tahun dan selama-lamanya dua tahun; atau 3. Menghentikan kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pada lain Pasal 49. Jika dilihat dari pidana tambahan yang diberikan berupa pencabutan izin usaha maka pemidanaan ini identik diberikan kepada korporasi. Begitu juga pada tindakan administratif dalam pasal 47 ayat 2, tindakan tersebut identik 185 Pasal 4: 1 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monnopoli atau persaingan usaha tidak sehat. 2: pelaku usaha patut diduga atau dianggap secarabersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa apabila 2 atau 3 pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih 75 pangsa pasar untuk satu jenis atau barang tertentu. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 236 diberikan kepada korporasi. Tindakan adminisrtatif tersebut berupa: a.Penetapan pembatalan perjajian; b.Perintah mengentikan itervensi vertikal; c.Perintah menghentikan kegiatan yang menimbulkan praktek monopoli, persaingan usaha tidak sehat atau merugikan masyarakat;d.Perintah menghentikan penyalahgunaan posisi dominan;f.Penetapan pembatalan atas penggabungan peleburan badan usaha dan pengambil alihan saham. h.Penetapan ganti rugi; i.Pengenaan denda minimal Rp. 1.000.000.000.00 satu milyar rupiah. Karena prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi tidak ada dimiat dalam undang-undang ini maka tindakan adminstratif tersebut tidak dapat diintegrasikan ke dalam sistem pertanggungajawaban pidana korporasi.82. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen
Parts
» Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP
» Permasalahan Tujuan Penelitian: Manfaat Penelitian
» Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka teori
» Teknik pengumpulan data Analisis data Bentuk-Bentuk Korporasi
» Penetapan Korporasi sebagai Subjek Tindak Pidana dalam Peraturan
» Perumusan Penyebutan Korporasi Sebagai Subjek Tindak Pidana dalam
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1964 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
» Undang-Undang No. 21 Tahun 1956 tentang Larangan untuk
» Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
» Undang-Undang No. 74 Tahun 1957 tentang Pencabutan Regeling Po De
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Asing
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1959 tentang Pos
» Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.
» Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
» Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan
» Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
» Undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian
» Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan
» Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
» Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
» Terhadap kedua-duanya. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman
» Undang-Undang No.19 Tahun 1992 tentang Merek Undang-Undang No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta
» Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
» Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
» Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
» Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha
» Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen
» Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
» Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
» Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
» Undang-Undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas
» Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
» Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
» Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
» Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
» Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
» Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
» Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Perolahragaan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
» Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
» Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
» Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
» Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
» Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
» Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
» Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah
Show more