Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.
14. Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.
c. Permusan sanksinya secara alternatif antara pidana kurungan dan denda Pasal 24 ayat 1, 2, 3, dan 4. a. Pasal 1 undang-undang ini mengakui badan hukum sebagai subjek hukum yakni : ”Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum....” dan pemilik tambak dapat juga berupa badan hukum akan tetapi pada undang-undang tersebut tidak mengatur mengenai siapa yang dapat dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatan pidana dilakukan oleh badan hukum. b. Pada Pasal 20 disebutkan tentang kapan atau bagaimana suatu badan usaha atau badan hukum melakukan tindak pidana yakni : ”...karena melakukan pelanggaran”: 1. Nelayan pemilik atau pemilik tambak yang mengadakan perjanjian bagi- hasil dengan syarat-syarat yang mengurangi ketentuan dalam pasal 3 dan 4 atau Penetapan Pemerintah Daerah yang dimaksudkan dalam pasal 5; 127 diperairan Indonesia tidak diwajibkan meminta izin seperti dimaksud dalam Pasal 11 undang-undang ini kecuali kalau kapal itu tetap diusahakan di perairan Indonesia untuk jangka waktu yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah tentang perizinan termaksud dalam pasal 11 ayat 4 undang-undang ini. Pasal 12 ayat 3 : kapal berbendera asing yang dimaksud pada ayat 1 yang berada di daerah perairan pelabuhan dilarang mempergunakan pemancara radio, kecuali untuk kepentingan keadaan mara bahaya, berita-berita segera dan keamanan lalu lintas pelayaran. Pasal 13 ayat 2 : kapal udara sipil nasional atau kapal udara asing selama berada di wilayah udara atau perairan Indonesia dilarang mempergunakan pemancara radio selain untuk navigasi, pengamanan lau-lintas udara dan operasi udara secara efisien. Pasal 17 ayat 1 : segala perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap komunikasi dilarang. Pasal 22 :...setiap orang dilarang tanpa hak menerima dan mengumumkan berita telekomunikasi yang tidak diperuntukkan bagi umum, menyatakan adanya berita, meyebarkan atau menggunakan segala keterangan yang bersifat apapun, yang diperoleh dari penerimaan berita telekomunikasi tanapa hak dan tidak diperuntukkan bagi umum tersebut. 126 Pasal 18 ayat 1 : Jika untuk pemasangan alat-alat telekomunikasi untuk kepentinga umum yang diselenggarakan oleh Negara dianggap perlu melakukan penggalian, pengukuran atau pemasangan tanda-tanda di tanah meilik seseorang atau pemindahan bangunan-bangunan maka pemilik, penghuni atau pemegang persil wajib memeprkenankan, setelah diberitahukan sekurang-kurangnya dua kali dua puluh empat jam sebelumnya degan ketentuan bahwa dalam hal pemindahan bangunan- bangunan jangka waktu pemberitahuan ditetapkan dua kali tujuh hari. Pasal 18 ayat 2 : jika diperlukan pemindahan banguan- bangunan yang berakibat pencabutan hak-hak tanah dan benda-benda yang ada di atasnya, berlakulah ketentuan dalam UU No. 20 Tahun 1961. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 138 2. Nelayan pemilik atau pemilik tambak yang melanggar larangan yang dimaksudkan dalam pasal 19 ayat 1 dan Pasal 10. 128 c. Jenis sanksi yang diberikan yaitu berupa pidana dengan kurungan selama lamanya 3 tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.10.000,- sepuluh ribu rupiah karena melakukan pelanggaran Pasal 20. Maka perumusan sanksi pidananya secara alternatif antara pidana kurungan dan pidana denda.15. Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek
Parts
» Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP
» Permasalahan Tujuan Penelitian: Manfaat Penelitian
» Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka teori
» Teknik pengumpulan data Analisis data Bentuk-Bentuk Korporasi
» Penetapan Korporasi sebagai Subjek Tindak Pidana dalam Peraturan
» Perumusan Penyebutan Korporasi Sebagai Subjek Tindak Pidana dalam
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1964 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
» Undang-Undang No. 21 Tahun 1956 tentang Larangan untuk
» Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
» Undang-Undang No. 74 Tahun 1957 tentang Pencabutan Regeling Po De
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Asing
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1959 tentang Pos
» Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.
» Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
» Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan
» Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
» Undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian
» Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan
» Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
» Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
» Terhadap kedua-duanya. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
» Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman
» Undang-Undang No.19 Tahun 1992 tentang Merek Undang-Undang No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
» Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
» Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
» Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta
» Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
» Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
» Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
» Undang-Undang 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha
» Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen
» Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
» Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
» Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
» Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
» Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
» Undang-Undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas
» Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
» Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
» Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
» Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
» Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
» Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
» Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
» Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Perolahragaan
» Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
» Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
» Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
» Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
» Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
» Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
» Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
» Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
» Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
» Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah
Show more