Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 137 2. Barang siapa melanggar ketentuan-ketentuan tersebut dalam Pasal 18 ayat 1 dan 3 undang-undang ini... 126

14. Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan.

c. Permusan sanksinya secara alternatif antara pidana kurungan dan denda Pasal 24 ayat 1, 2, 3, dan 4. a. Pasal 1 undang-undang ini mengakui badan hukum sebagai subjek hukum yakni : ”Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum....” dan pemilik tambak dapat juga berupa badan hukum akan tetapi pada undang-undang tersebut tidak mengatur mengenai siapa yang dapat dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatan pidana dilakukan oleh badan hukum. b. Pada Pasal 20 disebutkan tentang kapan atau bagaimana suatu badan usaha atau badan hukum melakukan tindak pidana yakni : ”...karena melakukan pelanggaran”: 1. Nelayan pemilik atau pemilik tambak yang mengadakan perjanjian bagi- hasil dengan syarat-syarat yang mengurangi ketentuan dalam pasal 3 dan 4 atau Penetapan Pemerintah Daerah yang dimaksudkan dalam pasal 5; 127 diperairan Indonesia tidak diwajibkan meminta izin seperti dimaksud dalam Pasal 11 undang-undang ini kecuali kalau kapal itu tetap diusahakan di perairan Indonesia untuk jangka waktu yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah tentang perizinan termaksud dalam pasal 11 ayat 4 undang-undang ini. Pasal 12 ayat 3 : kapal berbendera asing yang dimaksud pada ayat 1 yang berada di daerah perairan pelabuhan dilarang mempergunakan pemancara radio, kecuali untuk kepentingan keadaan mara bahaya, berita-berita segera dan keamanan lalu lintas pelayaran. Pasal 13 ayat 2 : kapal udara sipil nasional atau kapal udara asing selama berada di wilayah udara atau perairan Indonesia dilarang mempergunakan pemancara radio selain untuk navigasi, pengamanan lau-lintas udara dan operasi udara secara efisien. Pasal 17 ayat 1 : segala perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap komunikasi dilarang. Pasal 22 :...setiap orang dilarang tanpa hak menerima dan mengumumkan berita telekomunikasi yang tidak diperuntukkan bagi umum, menyatakan adanya berita, meyebarkan atau menggunakan segala keterangan yang bersifat apapun, yang diperoleh dari penerimaan berita telekomunikasi tanapa hak dan tidak diperuntukkan bagi umum tersebut. 126 Pasal 18 ayat 1 : Jika untuk pemasangan alat-alat telekomunikasi untuk kepentinga umum yang diselenggarakan oleh Negara dianggap perlu melakukan penggalian, pengukuran atau pemasangan tanda-tanda di tanah meilik seseorang atau pemindahan bangunan-bangunan maka pemilik, penghuni atau pemegang persil wajib memeprkenankan, setelah diberitahukan sekurang-kurangnya dua kali dua puluh empat jam sebelumnya degan ketentuan bahwa dalam hal pemindahan bangunan- bangunan jangka waktu pemberitahuan ditetapkan dua kali tujuh hari. Pasal 18 ayat 2 : jika diperlukan pemindahan banguan- bangunan yang berakibat pencabutan hak-hak tanah dan benda-benda yang ada di atasnya, berlakulah ketentuan dalam UU No. 20 Tahun 1961. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 138 2. Nelayan pemilik atau pemilik tambak yang melanggar larangan yang dimaksudkan dalam pasal 19 ayat 1 dan Pasal 10. 128 c. Jenis sanksi yang diberikan yaitu berupa pidana dengan kurungan selama lamanya 3 tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.10.000,- sepuluh ribu rupiah karena melakukan pelanggaran Pasal 20. Maka perumusan sanksi pidananya secara alternatif antara pidana kurungan dan pidana denda.

15. Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 tentang Larangan Penarikan Cek