Terhadap kedua-duanya. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 185 usaha yang bukan merupakan badan hukum...”. Berdasarkan ketentuan itu maka diketahui undang-undang ini menganut doktrin of delegations dapat dilihat bahwa ada pendelegasian wewenang dari korporasi kepada pembuat meterilnya, hal tersebut dibuktikan dengan adanya frase ”atas nama”. Rumusan pertanggungjawaban pidana korporasi pada undang-undang ini dapat dimintakan kepada : 1. dan denda Badan tersebut; 2. Mereka yang memberikan perintah untuk melakukan tindak pidana itu atau yang bertindak sebagai pimpinan dalam melakukan tindak pidana itu;

3. Terhadap kedua-duanya.

b. Pasal 24 merumuskan bahwa ”Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dilakukan oleh atau atas nama suatau badan hukum...”, setelah dilihat mengenai rumusan perbuatan yang dapat menyebankan dimintanya pertanggungjawaban kepada badan hukum pada Pasal 21 tersebut kenyataannya hanya pada ayat 1 saja yang termasuk dalam kejahatan yang dapat dilakukan oleh badan hukum, sedangkan ayat 2, 3, 4, dan 5 merupakan kejahatan yang dilakukan terhadap korporasi sebagai usaha perasuransian. 158 158 Pasal 21 1. Menjalankan atau menyuruh menjalankan kegiatan usaha perasuransian tanpa izin usaha; 2. Menggelapkan premi asuransi; 3. Menggelapkan dengan cara mengalihkan, menjaminkan, dan atau mengagunkan tanpa hak, kekayaan Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Reasuransi; 4.Menerima, menadah, membeli, atau mengagunkan, atau menjual kembali kekayaan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 yang diketahuinya atau patut diketahuinya bahwa barang- barang tersebut adalah kekayaan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 186 c. Rumusan mengenai jenis sanksi yang diberikan kepada badan hukum juga dimuat pada Pasal 21 dengan pidana penjara.

54. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

a. Pada Pasal 1 undang-undang ini dimuat mengenai badan hukum sebagai subjek hukum melalui defenisi dari pengusaha dan perusahaan. Akan tetapi pada undang-undang ini tidak ada dirumuskan mengenai siapa yang bertanggungjawab atas tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi, sedangkan rumusan perbutan yang dilarang ada diatur dalam Pasal 29 pada undang-undang ini. 159 Ketentuan tersebut tidak ditentukan secara eksplisit pada Pasal 29, akan tetapi dengan mengaitkan anatara Pasal 29 dengan Pasal 1 didapat suatu kesimpulan bahwa perbuatan pidana yang dilakukan oleh badan hukum dirumuskan pada Pasal 10 ayat 1, 2 dan 3 serta Pasal 18 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5. 160 Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Reasuransi; 5Secaraa sendiri-sendiri atau bersama-sama melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Reasuransi 159 Pasal 29: 1 Barang siapa tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1; Pasal 10 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3; Pasal 18 ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, dan ayat 5; Pasal 19 ayat 2; Pasal 22 ayat 1; dan Pasal 26...” 160 Pasal 10 :1 Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam; 2 Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia; 3 Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya. Pasal 18: 1 Pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan, dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri; 2 Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pengusaha wajib menyampaikan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan Penyelenggara;3 Apabila pengusaha dalam menyampaikan data sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terbukti tidak benar, sehingga mengakibatkan ada tenaga kerja yang tidak terdaftar sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja, maka pengusaha wajib memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini; 4 Apabila pengusaha dalam menyampaikan data sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terbukti tidak benar, sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran jaminan kepada tenaga kerja, maka pengusaha wajib memenuhi Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 187 b. Rumusan sanksi pidana pada undang-undang ini dirumuskan pada Pasal 29 secara alternatif antara pidana kurungan atau denda ayat 1. Jika terjadi pengulangan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 untuk kedua kalinya atau lebih, setelah putusan akhir telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pelanggaran tersebut dipidana kurungan selama-lamanya 8 delapan bulan akan tetapi sanksi tersebut bukanlah sanksi yang ditujukan secara khusus kepada korporasi.

55. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman