Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 168 yang terakhir tidak dapat diubah lagi hanya dijatuhkan pidana kurungan.

37. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

a. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan menyatakan bahwa pengusaha adalah setiap orang perseroan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan, sehingga apabila suatu tindak pidana dilakukan oleh suatu badan hukum, penuntutan pidana dikenakan dan pidana dijatuhkan terhadap Pasal 35 ayat 1: 1. Pengurus; atau 2. Pemegang dari badan hukum itu. Tidak dijelaskan lebih jauh siapa yang dimaksud dengan pengurus disini dan dalam hal bagaimana ia melakukan tindak pidana, serta bagaiman pula pemegang dari badan hukum itu dikenakan pidana. Undang-undang ini menambahkan pada Pasal 35 ayat 2, jika suatu badan hukum bertindak sebagai atau pemegang dari suatu badan hukum lain maka penuntutan dan pidana dijatuhkan sama dengan ketentuan di atas yakni terhadap pengurus; atau pemegang dari badan hukum itu. b. Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh badan hukum adalah kejahatan dan pelanggaran berdasarkan apa yang dirumuskan oleh Pasal 35 ayat 1 yakni: Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 169 “Apabila tindak pidana sebagaimana, dimaksud dalam Pasal-pasal 32, 33 dan 34 Undang-undang ini dilakukan oleh suatu badan hukum…” 1. Pasal 32 ayat 1 Barang siapa melakukan kejahatan menurut Undang- undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar Perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya…”. 2. Pasal 33 ayat 1: Barang siapa melakukan pelanggaran atau menyuruh melakukan pendaftaran secara keliru atau tidak lengkap dalam Daftar Prusahaan…”. 3. Pasal 34 ayat 1: Barang siapa melakukan pelangaran berupa tidak memenuhi kewajibannya menurut Undang-undang ini dan atau peraturan- peraturan pelaksanaannya untuk menghadap atau menolak untuk menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan dan atau keterangan lain untuk keperluan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan…” c. Sistem sanksi yang dianut pada undang-undang ini adalah secara alternatif antara pidana penjara atau pidana denda untuk Pasal 32 dan pidana kurungan atau denda untuk pasal 33 dan pasal 34, namun pada hakekatnya sanksi ini bukanlah sanksi hkusus yang diberikan kepada badan hukum tapi karena Pasal 35 memberi peluang maka ketentuan itu dapat diterima.

38. Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Tentang Ketentuan-Ketentuan