Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 173 disebutkan langsung dalam pasal tersebut namun tidak ditujukan secara langsung kepada badan korporasi. Pasal 39: 1 Barang siapa dengan sengaja : a. Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; atau b. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; danatau 152 c. Menyampaikan Surat Pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; danatau d. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; danatau e. Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lainnya; danatau f. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 3 tiga tahun dan atau denda setinggi- tingginya sebesar 4 empat kali jumlah pajak yang terhutang yang kurang atau yang tidak dibayar. 2 Ancaman dana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilipat- kan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan.

42. Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

Pada Pasal 2 ayat 3 dalam undang-undang ini dirumuskan bahwa badan termasuk dalam subjek pajak selain dari orang perseorangan. “Badan” yang dimaksud dalam pasal ini meliputi: Badan yang terdiri dari perseroan terbatas, 152 Pasal 2: Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan dirinya pada Direktorat Jenderal Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 174 perseroan komanditer, badan usaha milik negara dan daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perseroan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi, perkumpulan koperasi, yayasan atau lembaga, dan bentuk usaha tetap. Akan tetapi sayangnya pada undang-undang ini tidak terdapat rumusan mengenai kapan badan hukum melakukan tindak pidana, kapan dapat dipertanggungjawabkan, siapa yang dipertanggungjawabkan serta tidak ada mengenai rumusan sanksinya.

43. Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Meskipun pada undang-undang ini ada memuat tetang badan korporasi namun pengaturan tentang kapan badan hukum melakukan tindak pidana dan kapan dapat dipertanggungjawabkan tidak dirumuskan, begitu juga mengenai siapa yang dapat dipertanggungjawabkan serta sanksi pidananya juga tidak ada dirumuskan.

44. Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular

a. Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular tidak memuat rumusan tentang siapa yang dapat dipertanggungjawabkan secara eksplisit, namun dengan melihat jenis sanksi yang diberikan terhadap badan hukum dapat diinterpretasikan bahwa yang bertanggungjawab adalah korporasi. Rumuskan mengenai perbuatan yang dilarang pada Pasal 15 3 yakni: Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 175 oleh suatu badan hukum diancam dengan pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha. 153

45. Undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian