Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 160 ”Barang siapa dengan sengaja melakukan pengusahaan air dan atau sumber- sumber air tanpa izin dari Pemerintah sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-undang ini” Pasal 11 ayat 2 : Badan Hukum, Badan Sosial dan atau perorangan yang. melakukan pengusahaan air dan atau sumber-sumber air, harus memperoleh izin dari Pemerintah, dengan berpedoman kepada azas usaha bersama dan kekeluargaan. c. Meskipun perumusan sanksi pidana ada diatur dan ditujukan terhadap perbuatan di atas secara kumulatif-alternatif berupa penjara dan atau denda Pasal 15 ayat 1 dan kurungan dan atau denda Pasal 15 ayat 3 namun sanksi ini bukanlah sanksi yang ditujukan secara khusus kepada korporasi.

33. Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika

a. Prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi pada Undang-undang tentang narkotika ini ditetapkan pada Pasal 49 dengan ketentuan bahwa suatu tindak pidana mengenai narkotika dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, suatu perseroan, suatu perserikatan orang yang lainnya atau suatu yayasan, maka tuntutan pidana dilakukan dan hukuman pidana serta tindakan tata tertib dijatuhkan terhadap: 1. Badan hukum, perseroan, perserikatan atau yayasan 2. Mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidana narkotika itu 3. Mereka yang bertindak sebagai pemimpin atau penanggungjawab dalam perbuatan atau kelalaian itu 4. Gabungan dari pemberi perintah maupun pemimpin atau penanggungjawab dalam perbuatan atau kelalaian itu Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 161 b. Mengenai kapan korporasi melakukan tindak pidana tidak ada dirumuskan dalam undang-undang ini secera eksplisit, akan tetapi dengan mengacu pada ketentuan Pasal 49 yang menyatakan bahwa ”jika suatu tindak pidana narkotika dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum...” selain itu guna mengetahui maksud dari pembuat undang-undang atas siapa yang dituju sebagai pelaku tindak pidana, apakah ia merupakan badan hukum atau tidak dapat ditelaah pada Pasal 1 tentang ketentuan umum Pasal 1 yang menyatakan bahwa subjek hukum berikut merupakan tergolong ke dalam badan hukum, yakni: 1. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan nasional yang berbadan hukum yang memiliki izin usaha perdagangan besar dari Menteri Perdagangan dan memiliki izin khusus dari Menteri Kesehatan. 2. Pabrik Farmasi adalah perusahaan nasional berbadan hukum yang memproduks i, mengolah dan atau merakit narkotika serta memiliki izin khusus dari Menteri Kesehatan 3. Pabrik Farmasi adalah perusahaan nasional berbadan hukum yang memproduksi, mengolah dan atau merakit narkotika serta memiliki izin khusus dari Menteri Kesehatan . Sehingga pasal-pasal yang tergolong ke dalam tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi meliput i: 1. Pasal 36: 145 145 Pasal 23: 1 Dilarang secara tanpa hak menanam atau memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan atau menguasai tanaman Papaver, tanaman Koka atau tanaman Ganja. 2 Dilarang secara tanpa hak memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, meracik atau menyediakan narkotika. 3 Dilarang secara tanpa hak memiliki, menyimpan untuk memiliki atau untuk persediaan atau menguasai narkotika. 4 Dilarang secara tanpa hak membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito narkotika. 5 Dilarang secara tanpa hak mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau menukar narkotika. 6 Dilarang secara tanpa hak menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika untuk digunakan orang lain. 7 Dilarang secara tanpa hak menggunakan narkotika bagi dirinya sendiri. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 162 1 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 1 : 2 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 2 : 3 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 3 : 4 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 4 : 5 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 5 : 6 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 6 : 7 Barang siapa melanggar Pasal 23 ayat 7 : 2. Pasal 37: Percobaan untuk melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 36 ayat 1 sampai dengan ayat 7 dipidana dengan pidana penjara yang sama dengan pidana penjara bagi tindak pidananya. 3. Pasal 38: Membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan tindak pidana sebagaimana tersebut dalam Pasal 36 ayat 1 sampai dengan ayat 7 diancam dengan pidana sebagaimana tersebut dalam Pasal 36 ayat 1 sampai dengan ayat 7...” 4. Pasal 42: 3 Pabrik farmasi, pedagang besar farmasi, apotik, rumah sakit, dokter, lembaga ilmu pengetahuan dan lembaga pendidikan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 2, ayat 3....”. 146 d. Sanksi pidana yang diberikan kepada korporasi tidak ada dirumuskan dalam undang-undang ini. Namun jika rumusan perbuatan di atas diterima sebagai suatu interpretasi hukum maka sanksi pidana yang menyertainyapun dapat diterima. 146 Pasal 18: 2 Pabrik farmasi, pedagang besar farmasi, apotik, rumah sakit, lembaga ilmu pengetahuan dan lembaga pendidikan yang dimaksud dalam Pasal 5, berkewajiban untuk menyusun dan mengirimkan laporan bulanan kepada Menteri Kesehatan mengenai pemasukan dan pengeluaran narkotika yang ada dalam penguasaannya. 3 Jika dianggap perlu, dokter dapat diwajibkan untuk menyusun dan mengirimkan laporan kepada Menteri Kesehatan mengenai pemasukan dan penggunaan narkotika yang ada dalam penguasaannya, Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 163

34. Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan