Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 176 1. “Barangsiapa melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaskud dalam Pasal 21 ayat 1…”. 2. “Barangsiapa yang karena kelalaiannya melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam dalam Pasal 21 ayat 1…” Mengenai prinsip pertanggungjawaban pidana korporasi tidak disebutkan lebih lanjut kepada siapa saja dapat dimintakan pertanggungjawabannya atas kejahatan Pasal 27 ayat 1 dan pelanggaran Pasal 27 ayat 2. Sanksi pidana juga tidak ada dirumuskan secara khusus terhadap badan hukum, sanksinya hanya secara umum. Melihat dari jenis sanksi yang tercakup dalam Pasal 27 sistem sanksinya dirumuskan secara kumulatif-alternatif berupa pidana penjara dan atau denda untuk kejahatan dan pidana kurungan dan atau denda untuk pelanggaran.

46. Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos

a. Pasal 19 3 undang-undang ini mengatur mengenai siapa yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindak pidana yang dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, sehingga rumusan pertanggungjawaban dapat dimintakan kepada: 1. Badan hukum, perseroan, perserikatan, atau yayasan tersebut; 2. Orang yang memberi perintah melakukan tindak pidana sebagai pimpinan atau penanggung jawab dalam perbuatan atau kelalaian yang bersangkutan;

3. Terhadap kedua-duanya;

Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 177 b. Tindak pidana yang dilakukan oleh badan hukum dirumuskan pada Pasal 4 ayat 2 dan ayat 4, Pasal 10 ayat 1 dan Pasal 13. 1. Pasal 4 ayat 2 dan 4 : 2. Setiap perusahaan angkutan dan media telekomunikasi untuk umum, termasuk perwakilan atau pegawainya, yang menerima, membawa danatau menyampaikan surat, warkatpos, dan kartupos untuk pihak ketiga, dianggap telah melakukannya dengan memungut biaya. 4. Perusahaan yang melakukan usaha pengiriman suratpos jenis tertentu, paket, dan uang harus mendapat izin berdasarkan persyaratan yang diatur oleh Menteri. 2. Pasal 10 1 Setiap perusahaan angkutan darat, laut, udara, dan media telekomunikasi untuk umum, wajib mengangkut kiriman-pos yang diserahkan kepadanya oleh badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat 3. 3. Pasal 13 :Pengiriman benda yang dapat membahayakan kiriman, kiriman- pos, atau keselamatan orang, dilarang. c. Rumusan sanksi pidananya secara alternatif pada Pasal 19 ayat 1 antara pidana penjara dan denda, Pasal 19 ayat 2 antara pidana kurungan dan denda untuk pelanggaran. Khusus untuk pelanggaran pada Pasal 13 diwajibkan juga membayar ganti rugi.

47. Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan

a. Pada undang-undang ini tidak ada diatur mengenai siapa yang bertangungjawab atas tindak pidana yang dilakukan oleh badan hukum, namun rumusan perbuatan yang dapat menyebabkan dimintanya Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 178 pertanggungjawaban pidana kepada korporasi dirumuskan pada beberapa pasal dalam undang-undang ini, meliputi : 1. Pasal 6 ayat 1 Setiap orang atau badan hukum dilarang melakukan kegiatan penangkapan dan pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan danatau alat yang dapat membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya. 2. Pasal 7 1 Setiap orang atau badan hukum dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan danatau lingkungannya. 3. Pasal 10 1 Setiap orang atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan diwajibkan memiliki izin usaha perikanan. 4. Pasal 11 1 Setiap orang atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan atau pembudidayaan ikan di laut atau di perairan lainnya di wilayah perikanan Republik Indonesia dikenakan pungutan perikanan. 5. Pasal 12 1 Kapal perikanan yang digunakan oleh warganegara Republik Indonesia atau badan hukum Indonesia untuk melakukan penangkapan ikan di dalam wilayah perikanan Republik Indonesia harus berbendera Indonesia. b. Sanksi pidana atas perbuatan yang disebutkan di atas dirumuskan secara kumulatif-alternatif dalam pasal 24 antara pidana penjara danatau denda. Pada pasal 25 point a dan b dengan rumusan alternatif antara pidana penjara atau denda begitu juga pada Pasal 26 dengan rumusan alternatif antara pidana kurungan atau denda, karena perbuatan tersebut langsung menyebutkan dituju kepada badan hukum berarti sanksi pidananyapun juga dapat diberikan kepada badan hukum korporasi. Rise Karmila : Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pada Ketentuan Pidana Di Luar KUHP, 2009. USU Repository © 2009 179

48. Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan