bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
37
Introduction
Management Discussion Analysis on Company
Performance
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Corporate Data Consolidated
Financial Statements
Fund Distribution
In order to support governments’ programs to improve the national real economy, the distribution of funds was primarily
aimed at the improvement of loans and retail financing to provide a multiplier effect to the entire small business sector
and lending programs to supervised debtors whose prospective lending complies with incremental consumption and productive
growth. Funds that have not been channelled in the form of loansareinvestedinMarketableSecurities,takingintoaccount
liquidity, profitability and risk.
Funds are channelled through the following products: 1. Commercial Loans
a. bjbGeneralWorkingLoanKMKU b. bjb General Investment Loan KIU
c. bjbConstructionLoanKMKK d. bjbMainMicroloan
e. bjb Cinta Rakyat Loan 2. bjb Resi Gudang Loan
3. bjb Guna Bhakti Loan 4. bjb Cooperative Employee Loan
5. bjb KPR 6. bjb Loan to Cooperative
7. bjb Food security and energy loans 8. bjb Syndication Loan
9. Financing Company
In addition to the Raising and Distributing of funds, bank bjb
offers other banking services such as: 1. MutualFunds
2. Bancassurance 3. Trade Finance Services
4. Treasury Products 5. Remittances and Western Union
6. Collection 7. Online BPDnet
8. bjb Pension Pension Fund
9. Inter-Regional Transfer Clearing Intercity Clearing 10. Guarantee Bank Bank Guarantee
11. Safe Deposit Box Facilities SDB 12.MobileBankingM-ATMBersama
13. bjb Precious Service Priority
14. Weekend Banking Services 15.MobileCashService
Penyaluran Dana
Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, maka penyaluran dana lebih
diarahkan kepada peningkatan kredit dan pembiayaan ritel yang memberikan multiplier effect kepada seluruh sektor usaha kecil
dan penyaluran kredit program kepada debitur-debitur binaan yang prospektif dengan tetap mengatur kesesuaian penyaluran
kredit konsumtif dan produktif secara bertahap. Sedangkan untuk dana-dana yang belum tersalurkan dalam bentuk kredit
dioptimalkan dalam bentuk penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan memperhatikan faktor likuiditas,
rentabilitas dan risiko. Penyaluran dana dilakukan melalui produk-produk sebagai
berikut: 1. Kredit Umum
a. bjbKreditModalKerjaUmumKMKU b. bjb Kredit Investasi Umum KIU
c. bjbKreditModalKerjaKonstruksiKMKK d. bjbKreditMikroUtama
e. bjb Kredit Cinta Rakyat 2. bjb Kredit Resi Gudang
3. bjb Kredit Guna Bhakti KGB 4. bjb Kredit Koperasi Karyawan
5. bjb KPR 6. bjb Kredit Kepada Koperasi
7. bjb Kredit Ketahanan Pangan dan Energi 8. bjb Kredit Sindikasi
9. Perusahaan Pembiayaan
Selain Penghimpunan dan Penyaluran dana, bank bjb melayani
jasa-jasa perbankan lainnya seperti: 1. Reksadana
2. Bancassurance 3. Trade Finance Services
4. Produk Treasury 5. Kiriman Uang dan Western Union
6. Inkaso 7. BPDnet Online
8. bjb DPLK Dana Pensiun Lembaga Keuangan
9. Transfer Kliring Antar Wilayah Intercity Clearing 10. Jaminan Bank Bank Garansi
11. Fasilitas Safe Deposit Box SDB 12.MobileBankingM-ATMBersama
13. Layanan bjb Precious
14. Layanan Weekend Banking 15.LayananKasMobil
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
38
Komisaris Independen Independent Commissioner
Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen Independent Commissioner
Rudhyanto Mooduto
Komisaris Commissioner
Muhadi
Komisaris Independen Independent Commissioner
Achmad Baraba
Komisaris Independen Independent Commissioner
Yayat Sutaryat
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
ReportfromBoardofcommisioner
Kriteria ARA No. III.1
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
39
Introduction
Management Discussion Analysis on Company
Performance
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Corporate Data Consolidated
Financial Statements
Dear Shareholders,
Kami memanjatkanpuji syukur atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah berhasil melalui tahun yang penuh tantangan. Atas
nama Dewan Komisaris, perkenankan kami menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan usaha sepanjang tahun 2013.
Sepanjang tahun 2013, kami memandang bahwa kondisi perekonomian Indonesia dapat dikatakan cukup baik, meskipun
ada pengaruh akibat ketidakpastian global. Meskipun target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 tidak tercapai, tetapi capaian
laju pertumbuhan ekonomi di akhir tahun sebesar 5,6 sangat memadai.
Kondisi perekonomian global yang sedang berjuang untuk pulih dari imbas krisis sebelumnya, telah mengakibatkan penurunan ekspor
Indonesia, sehingga defisit neraca berjalan meningkat. Dipadankan dengan isu tapering off di Amerika Serikat, modal asing yang
ditanamkan di Indonesia sempat keluar. Hal ini memberikan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang mengakibatkan Bank
Indonesia menaikkan suku bunga acuan sampai ke level 7,5. Di dalam negeri, kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi
bahan bakar minyak BBM telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar. Industri transportasi merespons dengan menaikkan
biaya jasanya. Kondisi ini pada akhirnya meningkatkan inflasi pada 2013 menjadi 8,4 YoY.
We express our gratitude for the blessings of success from God Almighty to overcome a challenging year. On behalf of the Board
of Commissioners, please allow us to deliver the report on the implementation of our supervisory responsibility and the provision
of advice to the Board of Directors in carrying out business activities throughout the year 2013.
We view the Indonesian economy in 2013 as relatively good, although there were several impacts emerging from the uncertainties of the
global economy. Despite the inability to achieve economic growth target of 6.2, the economic growth of 5.6 at the end of the year
of was considered to be adequate. The Indonesian export decreased due to the global economic
condition which was still struggling to recover, causing deficit of the current account. Along with the issue of tapering off in the United
States, foreign capital invested in Indonesia exited. This provided pressure towards the value of Rupiah against the U.S. Dollar which
caused Bank Indonesia to raise the BI rate up to the level of 7.5. Domestically, the Government’s policy to reduce fuel-oil subsidy led
to a rise in fuel prices. Transportation industry responded by raising the cost of services. This condition ultimately increased inflation in
2013 to 8.4 YoY.
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
40
REPORT FROM BOARD OF COMMISSIONERS
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
Bauran kebijakan makro yag tepat dan respons kebijakan pemerintah yang cepat telah membuat kondisi makroekonomi Indonesia
membaik di akhir tahun 2013. Hal itu ditandai dengan berkurangnya defisit neraca berjalan dan meningkatnya cadangan devisa.
Tahun 2013 juga ditandai oleh masih berkembangnya industri keuangan, tidak terkecuali bank. Kredit yang disalurkan oleh
perbankan masih tumbuh cukup tinggi. Per Desember 2013, pertumbuhan kredit perbankan tercatat 21,60 secara year-on-
year. Sementara Dana Pihak Ketiga DPK naik 13,60 YoY. Meskipun secara absolut angka-angka ini lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya, tetapi pertumbuhan kredit perbankan di atas 20 tetap merupakan bukti dari daya tahan resiliensi perekonomian
domestik terhadap gejolak ekonomi global. Di tengah situasi itulah, kami memandang, Perseroan telah
menerapkan strategi
kebijakan yang
disesuaikan dengan
perkembangan perekonomian yang terjadi sehingga kinerja Perseroan khususnya dari sisi penciptaan laba tetap berkembang positif.
Strategi dimaksud, terutama selalu mempertimbangkan dampak faktor eksternal terhadap bisnis Perseroan. Selain itu, tetap konsisten
untuk fokus pada bisnis yang bertumpu di segmen yang telah dikenali risikonya, kemudian diikuti pengembangan ke segmen lain
sejalan dengan kesiapan infrastruktur pendukung. Dalam pengembangan produk dan layanan, Perseroan telah
mengembangkan keragaman produk dan layanan untuk dapat bersaing dengan perbankan pada umumnya.
Dewan Komisaris memberikan apresiasi terhadap kerja keras
seluruh jenjang organisasi bank bjb baik pengurus maupun
pegawai sehingga dapat membukukan kinerja yang cukup baik di tahun 2013.
Dewan Komisaris menilai pencapaian kinerja di tahun 2013 cukup menggembirakan, dilihat dari pertumbuhan laba yang meningkat
dari tahun 2012 walaupun pertumbuhan aset sedikit mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya dana masyarakat
dalam bentuk deposito. Penurunan ini disebabkan oleh pilihan strategi untuk menyeimbangkan struktur dana masyarakat dalam
rangka menjaga biaya dana dalam koridor yang memberikan potensi peningkatan laba dibanding periode sebelumnya, yaitu tetap
terjaganya pendapatan bunga bersih Net Interest Margin yang lebih tinggi dibanding periode sebelumnya.
Hal ini terlihat dari total aset Perseroan sedikit mengalami penurunan yaitu dari Rp66,99 triliun menjadi Rp66,72 triliun atau turun sebesar
0,4, namun secara konsolidasi dengan anak perusahaan terjadi peningkatan total aset dari Rp70,84 triliun menjadi Rp70,96 triliun
atau meningkat 0,2. Dari sisi pencapaian penghimpunan dana masyarakat terdapat peningkatan giro dari Rp14,53 triliun menjadi
A suitable mix of relevant macro policies and Government policies fast response caused the Indonesian macroeconomic condition to
improve at the end of 2013. This was characterized by the reduction of current account deficit and the rise of foreign exchange reserves.
The year 2013 was also marked by the development of the financial industry, including banking. Distribution of loans by banks grew
significantly high. As of December 2013, the Bank’s credit growth was recorded to be 21.60 year-on-year. Meanwhile Third-Party
Funds TPF rose 13.60 YoY.
Although in absolute terms the figures were lower than the previous year, the banking credit growth of more than 20 remains
to be the testament of resilience of the domestic economy towards the global economic turmoil.
In the midst of that situation, we consider, the Company has implemented policy strategies that are tailored to the economic
developments that occur hence the Company’s performance, especially in terms of creating revenues have developed positively.
The strategies always considered the impacts of external factors towards the business of the Company. In addition, the Company
remained consistent to focus on the business segment with identified risks, followed by the development to another segments in line with
the readiness of supporting infrastructure. In the development of products and services, the Company has
developed a variety of products and services in order to compete with banks in general.
The Board of Commissioners express our appreciation towards
the hard work of all levels of the organization of bank bjb, both the Management and employees so as to record a fairly good
performance in 2013.
The Board of Commissioners feels that the performance achievement in 2013 was quite encouraging, in terms of increased earnings
growth in 2012 despite the slight decrease in assets growth due to the decrease of public funds in the form of deposits. This decrease
is due to the choice of strategies to balance the structure of public funds in order to keep the cost of funds in the corridor that provides
the potential for an increase in profit compared to the previous period, which is to maintain the net interest income Net Interest
Marginthatishigherthanthepreviousperiod.
This is evident from the slight decrease in the Company’s assets from Rp66.99 trillion to Rp66.72 trillion, decreasing by 0.4, however
on a consolidated basis with subsidiaries there was an increase in total assets from Rp70.84 trillion to Rp70.96 trillion or an increase
of 0.2. In terms of public funding, there is an increase in current accounts from Rp14.53 trillion to Rp16.36 trillion, or an increase of
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
41
Introduction
Management Discussion Analysis on Company
Performance
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Corporate Data Consolidated
Financial Statements
Rp16,36 triliun atau meningkat 12,6, tabungan meningkat dari Rp8,69 triliun menjadi Rp11,77 triliun atau meningkat 35,4,
sedangkan seperti dikemukakan di atas deposito yang merupakan sumber dana mahal mengalami penurunan dari Rp24,32 triliun
menjadi Rp18,62 triliun atau menurun 23,4. Dalam kaitannya dengan penyaluran dana, khususnya penyaluran
kredit terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dari Rp35,23 triliun menjadi Rp45,11 triliun atau meningkat 28. Khusus untuk segmen
kredit mikro terjadi peningkatan yang besar yaitu dari Rp4,5 triliun menjadi Rp5,3 triliun atau meningkat 17,8, bahkan peningkatan
paling besar terjadi pada segmen KPR yaitu dari Rp1,7 triliun menjadi Rp3,9 triliun atau naik 127,2. Hal mana menunjukan upaya
Perseroan untuk senantiasa berorientasi pada pengembangan usaha kecil, mikro dan koperasi UKMK meskipun disadari sepenuhnya
terdapat tendensi kenaikan rasio non-performing loan NPL. Atas penurunan kualitas kredit khususnya kredit mikro, Dewan Komisaris
seperti dikemukakan di atas telah memberikan arahan dan masukan untuk perbaikan kualitas kredit tersebut melalui penyempurnaan
organisasi, proses bisnis dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Hal yang cukup menggembirakan, Perseroan mampu menciptakan laba tahun 2013 setelah pajak sebesar Rp1,38 triliun hal mana
tumbuh 16,1 dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp1,19 triliun. Pembentukan laba ini terjadi karena pertumbuhan pendapatan
operasional dari Rp6,69 triliun menjadi Rp7,83 triliun atau tumbuh 16,9 dan beban operasional tumbuh 15,9 yaitu dari Rp5,36
triliun menjadi Rp6,21 triliun. Hal ini menunjukan bahwa Perseroan mampu meningkatkan laba per lembar saham dari Rp123 menjadi
Rp141,59 atau tumbuh 15,1, sehingga Perseroan masih mampu untuk menciptakan return on equity ROE sebesar 26,76 atau
tumbuh 1,74 dibanding tahun 2012 sebesar 25,02. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat, terjadi peningkatan
jumlah nasabah number of account tabungan maupun giro yang cukup besar hal mana mengindikasikan bahwa kepercayaan
masyarakat terhadap bank bjb semakin meningkat.
Dewan Komisaris juga senantiasa mendorong dan mendukung strategi Direksi dalam hal menjadikan kredit konsumer dan kredit
mikro sebagai pilar utama bank bjb serta peningkatan komposisi
kredit produktif. Namun, Dewan Komisaris menyadari adanya ketidaksempurnaan dalam proses bisnis maupun infrastruktur
penyaluran kredit produktif, sehingga berdampak pada peningkatan rasio non-performing loan NPL pada tahun 2013.
Dewan Komisaris telah memberikan nasehat kepada Direksi dalam hal penyempurnaan struktur organisasi, proses bisnis dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Pengelolaan bisnis perkreditan ditekankan pada prinsip kehati-hatian yang mengedepankan aspek
manajemen risiko dan peningkatan pengelolaan risiko operasional, sehingga potensi kredit bermasalah dapat dikendalikan.
12.6, savings increase from Rp8.69 trillion to Rp11.77 trillion, or an increase of 35.4, while as abovestated, deposit which is a costly
source of funds decreased from Rp24.32 trillion to Rp18.62 trillion, or a decrease of 23.4.
In relations to fund disbursements, particularly lending, a significant increase was experienced from Rp35.23 trillion to Rp45.11 trillion, or
an increase of 28. Especially for the micro credit segment, a large increase occurred, from Rp4.5 trillion to Rp5.3 trillion, or an increase
of 17.8, the largest increase occurred in the mortgage segment, from Rp1.7 trillion to Rp3.9 trillion, increased by 127.2. Which
demonstrates the Company’s efforts to continuously emphasizes on thedevelopmentofsmall,microandcooperativeSMEC,although
it is fully recognize that there is a tendency of increase in the ratio of non-performing loan NPL. For the decline in credit quality,
particularly micro credit, the Board of Commissioners as stated above has provided guidances and recommendations for the improvement
of credit quality through improvements in the organization, business processes and competence of human resources.
It is quite encouraging, the Company was able to generate an after- tax profit in 2013 amounted to Rp1.38 trillion, growing by 16.1
compared to 2012 which amounted to Rp1.19 trillion. This occurs because of the operating income growth from Rp6.69 trillion to
Rp7.83 trillion, growing by 16.9 and operating expenses growth by 15.9, from Rp5.36 trillion to Rp6.21 trillion. This indicates that
the Company was able to increase the earnings per share from Rp123 be Rp141.59 or a 15.1 growth, hence the Company was
able to create a return on equity ROE of 26.76 or an increase of 1.74 compared to 2012 which amounted to 25.02.
In terms of public fundings, an increase in the number of customers number of accounts in savings or current accounts which was quite
large to indicate that public confidence in bank bjb is increasing.
The Board of Commissioners continues to encourage and support the strategy of the Board of Directors in terms of making consumer
loans and micro-credit as the major pillar of the Bank as well as the increase of productive loans. However, the Board of Commissioners is
aware of the imperfections that occurred within the business process and the infrastructure of productive credit distribution which caused
the increase of the ratio of Non-Performing Loan NPL in 2013. The Board of Commissioners provided advices in terms of improvement
and refinement of the organizational structure, business processes andimprovementofthequalityofhumanresources.Management
of credit was to be emphasized on the precautionary principle which emphasizes on the aspects of risk management and improvement
of operational risk management in so as to mitigate potential non performing loans.
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
42
Dewan Komisaris juga telah menyarankan dan menyetujui rencana bisnis bank tahun 2014 yang bernuansa konsolidatif dan prudent,
diantaranya tidak adanya ekspansi seperti pendirian kantor cabang barukecualirelokasidanataupeningkatanstatuskantorcabang.
Dewan Komisaris mencatat terdapat pemberitaan di media massa dan penanganan hukum oleh aparat penegak hukum terkait dengan
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh perseroan. Hal ini, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap pengelolaan perseroan
dalam mencapai rencana bisnis bank. Terhadap permasalahan tersebut Dewan Komisaris telah memberikan masukan-masukan
untuk penanganan permasalahan tersebut dan senantiasa melakukan monitoring terhadap proses penyelesaian permasalahan tersebut,
disamping memberikan arahan kepada seluruh jajaran bank bjb
untuk menarik pelajaran penting dari permasalahan di atas. Selain itu Dewan Komisaris juga mencatat bahwa jajaran Direksi
yang belum lengkap sebagaimana diputuskan dalam RUPS terdahulu memberikan dampak beban kerja direksi yang ada menjadi lebih
berat dan tentu saja berpengaruh terhadap kinerja Perseroan. Dewan Komisaris mengamanatkan, untuk tahun 2014 dimana
kondisi perekonomian nasional diperkirakan tidak lebih baik dari tahun 2013 serta berkaca pada pencapaian maupun permasalahan
pada tahun itu, hendaknya Direksi dan jajarannya menjalankan praktik pengelolaan bank berdasarkan prinsip kehati-hatian serta
melaksanakan prinsip Good Corporate Governance secara optimal. Terkait dengan pelaksanaan kepatuhan bank dan prinsip kehati-
hatian, Perseroan juga senantiasa menerapkan manajemen risiko dalam menjalankan usahanya. Untuk hal ini, Perseroan terus
mengembangkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta profil risiko bank, sebagai bagian dari pelaksanaan kepatuhan.
Selain itu, Perseroan juga meningkatkan peran sistem pengawasan internal, dengan menjadikan peran audit internal sebagai mitra bisnis
strategis manajemen dan seluruh jajaran bank. Tak kalah pentingnya, dalam rangka pengawasan dan upaya memitigasi risiko, Perseroan
menyusun perencanaan audit berbasis risiko. Untuk menghadapi tahun 2014 Perseroan telah menyusun sejumlah
target yang di antaranya peningkatan aset dan laba, sebagai pertanggungjawaban pengelolaan usaha. Untuk mencapai hal
itu, sejumlah strategi telah disiapkan, diantaranya pengembangan produk serta penerbitan obligasi berkelanjutan.
Strategi lain yang telah disiapkan Perseroan, di antaranya mengefisiensikan biaya operasional agar daya saing bank semakin
kuat, bersamaan dengan itu pengembangan produk dan kualitas layanan juga terus ditingkatkan.
The Board of Commissioners also suggested and approved the Bank’s business plan in 2014 which is consolidative and prudent, among
others, the lack of expansion such as the establishment of new branchesexceptforrelocationandorimprovementofthestatusof
branch offices.
The Board of Commissioners noted that there are reports in the media and legal handling by law enforcement officers associated
with some issues faced by the company. It is, more or less influence the management of the company in achieving its business plan. To
overcome these problems, the Board of Commissioners has provided recommendations to handle those issues and constantly monitoring
the progress of settlement of these problems, in addition to providing
guidance to all levels of bank bjb to draw an important lesson from
the above problems. Furthermore, the Board of Commissioners also noted that the Board
ofDirectorsthatisnotcompleteasdeterminedinthepreviousGMS impact the workload of the existing directors becoming heavier and
obviously affected the Company’s performance. The Board of Commissioners mandates, for 2014, in which the
national economy is not expected to be better than 2013, as well as reflecting on the achievements and problems of that year, the Board
of Directors and its staffs should implement the bank’s management practices based on the precautionary principle and to implement the
principles of good corporate governance optimally. Related to compliance and prudential banking principles, the
Company has consistently implemented risk management in performing its business. In this regard, the Company continues to
develop risk management policies and procedures as well as the Bank’s risk profile, as part of compliance implementation.
In addition, the Company has also improved its internal control systems, by positioning internal audit function as a strategic business
partner of the management and organization of the Bank. Also important is the development of risk-based audit planning for
improved supervision and risk mitigation efforts. In facing 2014, the Company has developed a number of targets that
included growth in assets and earnings, as the business management responsibilities. In order to achieve this, a number of strategies have
been prepared, including product developments and continuous bonds issuance.
Other strategies prepared by the Company, including streamlining operational costs in order to strengthen the competitiveness of the
bank, along with product developments and improving the quality of services.
REPORT FROM BOARD OF COMMISSIONERS
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
43
Introduction
Management Discussion Analysis on Company
Performance
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Corporate Data Consolidated
Financial Statements
Untuk melaksanakan strategi tersebut di atas, pengembangan kompetensi sumber daya manusia dan teknologi informasi di
lingkungan Perseroan merupakan kunci utama Perseroan dalam rangka memenuhi target.
Atas strategi yang telah disusun itu, Dewan Komisaris merasa yakin bahwa target yang ditetapkan akan dapat dicapai.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para pemegang saham dan para pemangku kepentingan
atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Pengurus dan seluruh karyawan sehingga Perseroan dapat berkembang dan memberikan
kontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Jawa Barat dan Banten.
Kami yakin dengan kerja sama yang baik seperti selama ini dan akan terus ditingkatkan, Perseroan akan mampu mengatasi segala
tantangan yang akan dihadapi dan target yang telah dicanangkan dapat menjadikan Perseroan sebagai bank yang terkemuka dan
berkinerja baik. Atas nama Dewan Komisaris
On behalf of the Board of Commissioners To implement the above stated strategies, the competence
development of human resources and information technology in the Company is the primary key of the Company in order to meet the
target. On the strategies which have been developed, the Board of
Commissioners is confident that the established targets will be achieved.
We extend the highest gratitude and appreciation to the shareholders andstakeholdersforthetrustthathasbeengiventotheManagement
and all employees so that the Company can flourish and contribute to the economic developments in West Java and Banten.
We are confident that with the good cooperation all this time and it will continue to be improved, the Company will be able to overcome
all the challenges to be faced and targets that have been determined will make the Company a leading bank and performs well.
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
44
Bien Subiantoro
Direktur Utama President Director
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
ReportfromthePresidentDirector
Kriteria ARA No. III.2
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
45
Introduction
Management Discussion Analysis on Company
Performance
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Corporate Data Consolidated
Financial Statements
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Illahi Rabbi atas nikmat yang telah diberikan. Perkenan kami, atas nama Direksi menyampaikan
laporan kegiatan usaha yang telah kami jalankan selama tahun buku 2013.
Apa yang kami rasakan dan alami sepanjang tahun itu memang bukan masa yang mudah. Beragam tantangan serta ketidakpastian
situasi perekonomian secara makro, mengiringi perjalanan pengelolaan usaha. Namun, dengan ketekunan serta dedikasi
para karyawan, manajemen mampu melaluinya dengan baik dan pencapaian kinerja yang masih positif.
Sepanjang tahun 2013, anggota Direksi yang telah efektif lulus Fit Proper Test Bank Indonesia dan dapat melakukan pengambilan
keputusan operasional bisnis diantaranya Direktur Utama, Direktur KonsumerdanDirekturKepatuhandanHukum.Meskipundemikian,
bank bjb berhasil membukukan pertumbuhan laba sebelum pajak
sebesar 15,89 dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersihnya sebesar Rp1,38 triliun atau naik 15,34.
Tekanan Makro Ekonomi
Sepanjang tahun lalu, kondisi perekonomian global masih mengalami perlambanan dan ketidakpastian. Negara-negara
maju masih terus berjuang memulihkan perekonomiannya yang cenderung belum stabil.
Alhamdulillah, praise Allah for the blessings that have been given. Allow us, on behalf of the Board of Directors to deliver the report
on the business activities that we have conducted during the fiscal year 2013.
We felt what we have experienced in 2013 were not easy. A variety of challenges and uncertainties within the macroeconomic condition,
accompanied the journey of our business management. However, withhardworkanddedicationoftheemployees,theManagement
was able overcome the challenges and positive performance was able to be achieved.
During the year 2013, Board members who have effectively passed the Fit Proper Test Bank Indonesia and can perform only business
operational decision making are President Director, Director of Consumers and Director Of Legal and Compliance. Despite this, the
Company successfully recorded the growth of profit before tax as much as 15.89 compared to the previous year, whereas net profit
was Rp1.38 trillion or increased by 15.34.
Macroeconomic Pressure
Over the past year, the global economy still experienced slowdown and uncertainties. Developed countries were still struggling to recover
their economy that tended to be unstable.
Dear Shareholders,
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
46
Dalam suasana perekonomian global yang gamang, Bank Sentral Amerika, Federal Reserve The Fed ikut mempengaruhi perekonomian
negara berkembang termasuk Indonesia, melalui pengurangan stimulus moneter Quantitative Easing. Kebijakan ini mendorong
dana yang ditanamkan di negara-negara berkembang keluar, pindah ke portofolio berdenominasi dolar.
Begitu pun dana yang ditanamkan pada pasar keuangan di Indonesia. Kondisi ini memberikan dampak negatif terhadap perekonomian
dalam negeri. Bersamaan terjadinya penarikan dana tersebut, ditambah lagi
dengan neraca perdagangan yang minus, nilai tukar rupiah terhadap mata uang acuan dolar AS melemah tajam. Jika di awal tahun masih
ada di kisaran Rp9.000 per dolar, hingga akhir tahun sudah di atas Rp12.000.
Pertumbuhan ekonomi yang semula ditargetkan bisa mencapai 6,3, nyatanya hanya bisa 5,78 atau lebih rendah dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar 6,2. Begitu pun dengan inflasi. Jika tahun 2012 hanya 4,3, tahun lalu mencapai 8,38.
Demi menjaga stabilitas perekonomian yang dalam tekanan, Bank Indonesia sebagai bank sentral mengeluarkan kebijakan, yang pada
akhirnya ikut memengaruhi industri perbankan. Sepanjang tahun 2013, suku bunga acuan BI Rate dinaikkan sebanyak lima kali hingga
mencapai 7,5. Industri perbankan merespons situasi tersebut dengan ikut
menyesuaikan suku bunga dana pihak ketiga. Persaingan antar bank jadi makin ketat, khususnya dalam likuiditas dana.
Tantangan dan Strategi 2013
Secara umum, tantangan yang dihadapi bank bjb adalah situasi
makro ekonomi yang dalam tekanan, sebagai akibat ketidakpastian global. Respons kebijakan atas situasi tersebut berdampak terhadap
persaingan industri perbankan yang semakin ketat. Kenaikan BI rate yang mencapai lima kali sepanjang tahun 2013
telah mendorong perbankan melakukan penyesuaian suku bunga DPK. Dengan persaingan yang semakin tinggi itu, Perseroan
terdorong untuk menciptakan competitive advantage bagi nasabah. Bukan hanya dari sisi pricing yang menarik, namun juga dari sisi
pelayanan. Apprehensively of the global economy, the American Central Bank,
the Federal Reserve the Fed helped fuel pressure on the economy of the developing countries, including Indonesia, through the reduction
of monetary stimulus Quantitative Easing. This policy encouraged the funds invested in the developing countries to exit, transforming
to dollar-denominated portfolios. So did the funds invested in the financial markets in Indonesia.
These conditions provided negative impacts towards the domestic economy.
Along with the withdrawal of funds, added by minus trade balance, the exchange rate of Rupiah against U.S. dollar declined sharply. If at
the beginning of the year the exchange rate was still in the range of Rp9,000 per dollar, at the end of the year it became Rp12,000.
Economic growth which was initially targeted to reach 6.3 only reached 5.78 or lower than the previous year which was 6.2.
Similarly with inflation, in 2012 inflation was only 4.3, last year it reached 8.38.
In order to maintain economic stability, Bank Indonesia as the central bank issued a policy which in turn provided influence to the banking
industry. Throughout the year 2013, BI rate was increased as much as five times reaching up to 7.5.
The banking industry has responded to the situation by adjusting the interest rates involved third-party funds. Competition among banks
became more stringent, especially in liquidity funds.
Challenges and Strategies in 2013
In general, the challenge faced by bank bjb was the pressure towards
the macroeconomic condition as a result of the global uncertainty. The policy established to respond to the situation provided impact on
the banking industry whereas competition became more rigorous. The increase of BI rate up to five times throughout the year 2013
has prompted banking to adjust the interest rates of third-party funds. With the rise of competition, the Company was encouraged
to create competitive advantage for our customers, not only in terms of attractive pricing, but also in terms of services.
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
Kriteria ARA No. III.2.1
bank bjb
•LaporanTahunan2013AnnualReport
47
Introduction
Management Discussion Analysis on Company
Performance
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Corporate Data Consolidated
Financial Statements
Di sisi tantangan non-bisnis, persaingan juga terjadi dalam pemenuhan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas,
terutama untuk mendukung pengembangan jaringan kantor. Guna
memenuhi kebutuhan tersebut, bank bjb melakukan perekrutan
demi mendapatkan talenta terbaik. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai, program pendidikan dan pelatihan terus
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Selain itu, bank bjb juga melakukan sejumlah langkah strategis
dalam menghadapi kondisi 2013. Di antaranya:
1. Pengembangan struktur organisasi dan deskripsi jabatan serta penyempurnaan alur bisnis.