Dialogtanya-jawab Peneguhan Mendalami fungsi-fungsi agama

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 251 Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang Membangun Persaudaraan Antarpemeluk Agama

1. Menggali Ajaran Kitab Suci

a. Menelusuri Ajaran Kitab Suci

1 Guru mengajak peserta didik untuk menemukan ajaran-ajaran Yesus dalam Kitab Suci Perjanjian Baru tentang pentingnya dialog untuk membangun persaudaraan sejati. 2 Guru mengajak peserta didik untuk menyimak Injil Lukas 10:25-37 berikut ini buka teks Kitab Suci, atau lihat buku siswa halaman 131

b. PendalamanDiskusi

Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi kelas dengan panduan beberapa pertanyaan, misalnya: 1 Apa yang dikisahkan dalam cerita Injil itu? 2 Apa ajaran Yesus tentang sesama? 3 Bagaimana caranya mewujudkan persaudaraan sejati menurut kisah itu? 4 Bagaimana sikapmu sebagai pengikut Kristus dalam pergaulan hidupmu sehari-hari?

c. Peneguhan

Sikap Yesus tegas dalam hal membangun persaudaraan sejati tanpa mengenal latarbelakang, atau asal usul seseorang. Hal itu tampak dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Orang Samaria itu sanggup menjadi sesama bagi orang lain yang menderita, tanpa memandang asal-usul dan latar belakang hidupnya. Orang yang berbeda suku, agama, cara beribadah, dan berbeda kebudayaannya ditolongnya, dikasihinya sepenuh hati dengan segenap jiwa dan akal budinya. Itulah persaudaraan sejati. Persaudaraan sejati antara manusia dan sesama makhluk Tuhan. Persaudaraan sejati tidak dibatasi oleh ikatan darah, suku, atau agama. Setiap manusia siapa pun dia sungguh harus dikasihi sebagai saudara dan sesama.

2. Menggali Ajaran Gereja

a. Menelusuri Ajaran Gereja

1 Guru mengajak peserta didik untuk menemukan ajaran-ajaran Gereja tentang pentingnya dialog untuk membangun persaudaraan sejati. 2 Guru mengajak peserta didik untuk menyimak kembali dokumen berikut ini. 252 Kelas XII SMA “Pada zaman kita bangsa manusia semakin erat bersatu dan hubungan-hubungan antara pelbagai bangsa berkembang. Gereja mempertimbangkan dengan lebih cermat, manakah hubungannya dengan agama-agama bukan kristiani. Dalam tugasnya mengembangkan kesatuan dan cinta kasih antarmanusia, bahkan antarbangsa, gereja disini terutama mempertimbangkan manakah hal-hal yang pada umumnya terdapat pada bangsa manusia, dan yang mendorong semua untuk bersama-sama menghadapi situasi sekarang. Sebab semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat manusia mendiami seluruh muka bumi[1]. Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, yang penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatn-Nya meliputi semua orang, sampai orang yang terpilih dipersatukan dalam Kota suci, yang akan diterangi oleh kemuliaan Allah; di sana bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahaya-Nya...NA.1 “...Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta- kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka...”NA.2.

b. PendalamanDiskusi

Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang ajaran Gereja dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: 1 Apa ajaran Gereja tentang sikap kita umat Katolik terhadap agama- agama lain? 2 Apa ajaran Gereja tentang sikap diskriminasi?

c. Peneguhan

1 Konsili Vatikan II dalam dokumen Nostra Aetate Art. 1 dan 2 mengatakan bahwa kita hendaknya menghormati agama-agama dan kepercayaan lain, sebab dalam agama-agama itu terdapat pula kebenaran dan keselamatan. kita hendaknya berusaha dan bersatu dalam persaudaraan sejati demi keselamatan manusia dan bumi tempat tinggal kita. 2 Nostra Aetate juga menegaskan bahwa setiap orang yang tidak mencintai sesamanya dan tidak mau bersikap sebagai saudara dengan umat dari agama yang lain, maka ia tidak mengenal Allah. Hal ini terinspirasi dari Injil. 3 Gereja melalui dokumen ini ingin mengecam segala bentuk diskriminasi berdasarkan keturunan atau warna kulit, kondisi hidup atau agama, atau lainnya yang berlawanan dengan semangat Kristus.