Sifat Perkawinan 1 Monogam Ajaran Gereja tentang Perkawinan

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 37 Langkah Ketiga: Menghayati Perkawinan sebagai Panggilan Hidup

1. Releksi

Guru mengajak peserta didik untuk menyimak sebuah kesaksian berikut ini. Sepasang suami-istri merayakan pesta emas atau peringatan 50 tahun perkawinannya. Dalam misa syukur itu, pasangan yang berbahagia ini diminta oleh imam untuk bersaksi tentang perjalanan hidup perkawinan mereka. Sang Suami mewakili istri tercintanya memberikan kesakisan itu kepada imam dan seluruh umat yang hadir. Berikut kesaksiannya: “Kami merayakan hari ulang tahun pernikahan hari ini dengan meriah persis seperti yang terjadi 51 tahun yang lalu. Pengalaman yang sangat mengesankan saya adalah pada lima tahun pertama pernikahan kami. Istri saya waktu itu sakit-sakitan, kadang tidak bisa bangun. Kami hanya berdua dan jauh dari keluarga maka saya sendiri bertugas sebagai pelayan setianya. Saya bangun pagi menyiapkan sarapan, membereskan rumah, sering kali menyuapnya lalu pergi ke kantor. Kembali dari kantor saya berlaku lagi sebagai pembantu bagi nyonya. Kalau melihat status, saya bukan hanya suami tetapi di kantor saya adalah kepala bagi yang lain. Namun semakin lama saya melayaninya, saya merasa bahwa ini adalah cinta yang murni, sebuah cinta kasih rohani, sebuah agape. Saya berdoa meminta dua hal setiap malam setelah melayani dan melihatnya tidur yakni semoga istri saya cepat sembuh dan dikarunia anak. Tuhan mengabulkannya, istri saya sembuh. Dia melahirkan dua anak kami, sehat dan baik hingga saat ini”. P.JSDB Setelah menyimak kisah tersebut, Guru mengajak peserta didik untuk menuliskan sebuah releksi pribadi bertemakan perkawinan sebagai panggilan hidup.

2. Aksi

Guru mengajak para peserta didik untuk bersikap hormat pada orangtua serta semua orang yang telah berkeluarga. Doa Penutup Ya Allah yang mahasetia, Engkau telah menguduskan cintakasih suami isteri, dan mengangkat perkawinan, menjadi lambang persatuan Kristus dengan Gereja. Semoga kedua suami-istri Katolik, semakin menyadari kesucian hidup berkeluarga, dan berusaha menghayatinya dalam suka dan duka. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin. 38 Kelas XII SMASMK

D. Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga

yang Dicita-citakan Kompetensi Dasar 3.1 Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut 4.1 Melaksanakan panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut Indikator • Menganalis tantangan-tantangan untuk membangun keluarga yang dicita-citakan berdasarkan artikel tentang konferensi tentang keluarga di Manila • Menganalisis peluang-peluang untuk membangun keluarga yang dicita-citakan berdasarkan artikel tentang keluarga katolik • Menjelaskan ajaran-ajaran Gereja tentang membangun keluarga yang dicita- citakan Pastoral Keluarga, KWI, 1976 No. 22–23. • Menjelaskan releksi pribadi tentang membangun keluarga Katolik yang dicita- citakan. Bahan Kajian 1. Tantangan-tantangan membangun keluarga 2. Peluang-peluang membangun keluarga yang dicita-citakan 3. Ajaran Kitab Suci tentang dan Ajaran Gereja Katolik tentang membangun keluarga yang dicita-citakan Sumber Belajar 1. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 2. Dokpen KWI penterj Dokumen Konsili Vatikan II, Obor, Jakarta, 1993 3. KWI, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995 4. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995 Pendekatan Saintiik dan kateketis