Beberapa Prinsip dalam Membangun Masyarakat yang Adil dan Sejahtera
280 Kelas XII SMA
c Keadilan; Keadilan merupakan keutamaan yang membuat
manusia sanggup memberikan kepada setiap orang atau pihak lain apa yang merupakan haknya. Dewasa ini, perjuangan untuk
memperkecil kesenjangan sosial ekonomi semakin mendesak untuk dilaksanakan, demikian juga perjuangan untuk melaksanakan
fungsi sosial sebagai modal bagi kesejahteraan bersama. Mendesak juga penggunaan modal dan kekayaan bagi pengembangan sektor
ekonomi riil, sambil menemukan cara-cara agar ’judi ekonomi’ dalam bentuk spekulasi keuangan dikontrol untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan wirausaha-wirausaha kecil dan menengah serta menciptakan lembaga dan hukum-hukum yang
adil. Yang tidak kalah mendesak adalah menciptakan penegakan hukum di negeri ini.
d Solidaritas; Dalam tradisi solidaritas, sikap solider terungkap
dalam semangat gotong royong dan kekeluargaan, yang menurut pepatah lama berbunyi: ’berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’.
Prinsip itu semakin mendesak untuk diwujudkan dalam konteks dunia modern. Dalam masyarakat di mana banyak orang mengalami
perlakuan dan keadaan tidak adil, solider berarti berdiri di pihak korban ketidakadilan, termasuk ketidakadilan struktural. Selain
itu, perlu dikembangkan juga solidaritas antardaerah dan usaha untuk mencegah kesempatan egoisme kelompok.
e Subsidiaritas; Menjalankan prinsip subsidiaritas berarti
menghargai kemampuan setiap manusia, baik pribadi maupun kelompok, untuk mengutamakan usahanya sendiri, sementara
pihak yang lebih kuat siap membantu seperlunya. Bila kelompok yang lebih kecil dengan kemampuan dan saran yang dimiliki bisa
menyelesaikan masalah yang dihadapi, kelompok yang lebih besar atau pemerintahnegara tidak perlu campur tangan. Dalam keadaan
kita sekarang, hubungan subsidier berarti menciptakan relasi baru antara kemitraan dan kesetaraan antara pemerintah, organisasi-
organisasi sosial, dan warga negara, serta kerja sama yang serasi antara pemerintah dan swasta. Kecenderungan etatisme yang sangat
mencolok dalam Rencana Undang-Undang yang disebarluaskan di masyarakat dan Undang-Undang yang disahkan oleh DPR akhir-
akhir ini, berlawanan dengan prinsip-prinsip subsidiaritas ini.
f Sikap jujur dan tulus ikhlas; Dengan prinsip ini kebenaran
dihargai dan dipegang teguh. Dewasa ini, sikap ikhlas fair berarti menciptakan aturan yang adil dan menaatinya, menghormati
pribadi dan nama baik lawan politik, membedakan antara wilayah publik dan wilayah privat, serta menyadari dan melaksanakan
kewajiban untuk memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 281
g Demokrasi; Demokrasi sebagai sistem tidak hanya menyangkut
hidup kenegaraan, melainkan juga hidup ekonomi, sosial, dan kultural. Dalam arti ini, demokrasi dimengerti sebagai cara-cara
pengorganisasian kehidupan bersama yang paling mencerminkan kehendak umum, dengan tekanan pada peran serta, perwakilan,
dan tanggung jawab. Demokrasi tidak dengan sendirinya menghasilkan apa yang diharapkan. Di Indonesia, salah satu
badan yang paling terlibat dalam pelaksanaan demokrasi ialah DPR Dewan Perwakilan Rakyat dan DPRD Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Ternyata, lembaga-lembaga ini kurang berfungsi dalam mewakili kepentingan masyarakat luas, bahkan dalam
banyak hal justru menghambat tercapainya tujuan demokrasi. Dalam masyarakat kita tampak adanya kecenderungan untuk
meminggirkan kelompok-kelompok minoritas, dengan alasan- alasan yang kurang terpuji. Keputusan yang menyangkut semua
warga negara diambil sekadar atas dasar suara mayoritas, dengan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan yang mendasar, matang,
dan berjangka panjang.
h Tanggung jawab; Bertanggung jawab berarti mempunyai
komitmen penuh pengabdian dalam pelaksanaan tugas. Tanggung jawab atas disertai dengan tanggung jawab kepada.
Bagi politisi, bertanggung jawab berarti bekerja sebaik-baiknya demi tercapainya tujuan negara dan mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada rakyat. Tanggung jawab hanya bisa dituntut bila kebijakan umum pemerintah terumus jelas dalam hal prioritas,
program, metode, dan pendasaran ilosoi. Atas dasar kebijakan umum ini, wakil rakyat dan kelompok-kelompok masyarakat bisa
membuat evaluasi pelaksanaan kinerja pemerintah dan menuntut pertanggungjawabannya. Bagi warga negara, tanggung jawab
berarti ikut berperan serta dalam mewujudkan tujuan negara sesuai dengan kedudukan masing-masing.
2 Cara, Pola, dan Pendekatan Perjuangan Kita Harus Merupakan Gerakan yang Melibatkan Sebanyak Mungkin Orang, Mulai dari
Akar Rumput Perlu disadari bahwa ketidakadilan yang menyengsarakan rakyat
banyak sudah bersifat struktural dan membudaya, terlalu sulit untuk mengatasinya. Ia tidak dapat ditangani dengan slogan-slogan atau
indoktrinasi, tetapi dengan suatu gerakan yang melibatkan sebanyak mungkin orang, mulai dari akar rumput. Gerakan ini merupakan gerakan
penyadaran yang akan memakan waktu. Masyarakat perlu disadarkan bahwa ada ketidakadilan di negeri ini yang membuat rakyat banyak
sengsara. Sebelum ada penyadaran akan situasi yang memprihatinkan ini, sia-sialah suatu gerakan dimulai.
282 Kelas XII SMA
Menyangkut gerakan itu kiranya perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
Gerakan pembaruan pikiran dan roh; Perubahan pikiran dan roh yang
paling cemerlang diberikan Tuhan kita Yesus Kristus. Kedatangan-Nya membawa pemikiran dan roh yang baru. Lihatlah pemikiran dan sikap-
Nya terhadap orang miskin, yang disapanya berbahagia. Singkatnya, bacalah permakluman Kabar Baik kepada orang miskin … pembebasan
kepada para tawanan …” Luk 4: 18-19.
Yesus datang membawa visi dan roh yang segar membebaskan. Ia melawan kemapanan yang membelenggu. Gerakan ini harus membawa
pemikiran visi dan roh yang baru seperti itu. Ia harus membawa angin segar yang melegakan. Konsili Vatikan II dan sinode-sinode para
uskup sebenarnya sudah melahirkan banyak visi dan semangat baru menyangkut Gereja dan misinya di dunia ini, khususnya misi terhadap
kaum kecil. Namun, visi-visi dan semangat itu seolah-olah menjadi mandul dan merana. Harus disadari bahwa gerakan ini didorong oleh
keyakinan iman, bukan sekadar gerakan sosial yang bisa membuat orang akan gampang patah semangat. Gerakan ini adalah panggilan
iman dari semua orang yang sungguh beriman.
Gerakan sosial dan moral ke arah pertobatan dan hidup baru;
Gerakan ini hendaknya menjadi gerakan untuk menegakkan etika politik dan etika ekonomi. Prinsip-prinsip etika politik dan ekonomi
seperti menghormati martabat manusia, keadilan, kejujuran, solidaritas, demokrasi, dan sebagainya supaya sungguh-sungguh dihayati. Praktik-
praktik ketidakadilan, ketidakjujuran, dan kesewenang-wenangan hendaknya ditinggalkan. Singkatnya, orang hendaknya bertobat dan
memulai hidup baru. Tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh, tidak akan terjadi pembaharuan yang radikal, murni, dan ikhlas.
Dengan menekankan bahwa gerakan sosial dan moral ini sungguh merupakan suatu gerakan, ada hal-hal yang harus kita elakkan dan ada
hal-hal yang perlu kita tunjang dalam kegiatan kita.
Hal-hal yang perlu kita hindari antara lain sebagai berikut: a Gerakan ini sungguh murni gerakan sosial dan moral. Hal-hal yang
mengarah kepada institusionalisasi sebaiknya dihindari sedapat mungkin. Institusi cenderung untuk menjadi mapan dan terkotak-
kotak. Gerakan sosial dan moral hendaknya senantiasa dinamis, gampang menyesuaikan diri, terbuka merangkul siapa saja seperti
gerakan Kerajaan Allah yang dipelopori oleh Yesus Kristus sendiri. Gerakan sosial dan moral ini bukan gerakan khusus orang Katolik.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 283
b Gerakan pembaruan jangan sekadar menjadi gerakan rohani, walaupun juga sangat dibutuhkan. Gerakan sosial dan moral ini
harus bermuara kepada aksi untuk pembaruan dan pembangunan masyarakat sejahtera dan adil.
Hal-hal yang perlu lebih digalakkan antara lain sebagai berikut: a Memperluas gerakan ini menjadi gerakan dari siapa saja, tidak
terbatas pada agama, strata sosial, dan aliran politik tertentu. Ia milik segala orang yang berkehendak baik.
b Gerakan ini boleh saja diinspirasi dan diprakarsai dari atas, tetapi hendaknya mulai bertumbuh dan menguat dalam basis-basis umat.
Ia hendaknya mulai bertumbuh dari akar rumput, semakin lama semakin menyebar dan meluas.
c Mulailah dengan diri dan kelompok sendiri.
Langkah Ketiga: Menghayati makna Membangun Masyarakat yang Dikehendaki Tuhan