Menelusuri Ajaran Gereja Menggali Ajaran Gereja

146 Kelas XII SMASMK hanya sebagian kecil saja. Ensiklik ini dikeluarkan pada tanggal 26 Maret 1967. Dokumen ini menyinggung berbagai prinsip “Ajaran Sosial Katolik”: Hak akan upah yang adil; hak akan keamanan pekerjaan; hak akan kondisi kerja yang cukup baik dan wajar; hak akan bergabung dengan serikat pekerja dan melakukan unjuk rasa sebagai jalan terakhir; dan tujuan universal dari kekayaan dan harta benda. Perkembangan bangsa-bangsa merupakan tema pokok perhatian dari Ensiklik Ajaran Sosial. Gereja memandang bahwa kemajuan bangsa manusia tidak hanya dalam kaitannya dengan perkara-perkara ekonomi atau teknologi, tetapi juga budaya kultur. Kemajuan bangsa manusia masih tetap dan bahkan memiliki imbas pemiskinan pada sebagian besar bangsa-bangsa. Isu marginalisasi kaum miskin mendapat tekanan dalam dokumen ini. Revolusi di berbagai tempat di belahan dunia kerap kali tidak membawa bangsa manusia kepada kondisi yang lebih baik, malah kebalikannya, kepada situasi yang sangat runyam. Kekayaan dari sebagian negara-negara maju harus dibagi untuk memajukan negara- negara yang miskin. Soal-soal yang berkaitan dengan perdagangan pasar yang adil juga mendapat sorotan yang tajam. Ensiklik ini menaruh perhatian secara khusus pada perkembangan masyarakat dunia, teristimewa negara-negara yang sedang berkembang. Diajukan pula releksi teologis perkembangankemajuan yang membebaskan dari ketidakadilan dan pemiskinan. Peningkatan kepemilikan bukanlah tujuan utama dari negara atau individu.pertumbuhan Semua ambivalen. Hal ini penting jika manusia adalah untuk mengembangkan sebagai manusia, tapi dalam cara memenjarakan manusia jika ia menganggap itu yang baik tertinggi, dan itu membatasi visinya. Kemudian kita lihat mengeraskan hati dan menutup pikiran, dan laki-laki tidak lagi berkumpul bersama dalam persahabatan, tetapi keluar dari self-bunga, yang segera mengarah pada pertentangan dan perpecahan. Pengejaran eksklusif harta sehingga menjadi hambatan untuk pemenuhan individu dan keagungan yang sejati manusia. Baik untuk bangsa dan untuk orang-orang individu, ketamakan adalah bentuk paling nyata dari keterbelakangan moral. Jika pengembangan lebih lanjut panggilan untuk pekerjaan teknisi semakin banyak, bahkan lebih penting adalah pemikiran yang mendalam dan releksi dari orang bijak untuk mencari sebuah humanisme baru yang akan memungkinkan manusia modern untuk menemukan dirinya kembali oleh merangkul nilai-nilai yang lebih tinggi dari cinta dan persahabatan, doa dan kontemplasi. Ini adalah apa yang akan mengizinkan kepenuhan pembangunan otentik, suatu perkembangan yang untuk setiap dan semua transisi dari kondisi manusia kurang bagi mereka yang lebih manusiawi ... Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 147 Alkitab, dari halaman pertama, mengajarkan kita bahwa seluruh ciptaan adalah untuk manusia, bahwa itu adalah tanggung jawabnya untuk mengembangkannya dengan usaha cerdas dan dengan cara kerja untuk sempurna itu, sehingga untuk berbicara, untuk penggunaan nya. Jika dunia ini dibuat untuk memberikan setiap individu dengan sarana penghidupan dan instrumen untuk pertumbuhan dan kemajuan, sehingga setiap orang memiliki hak untuk menemukan di dunia apa yang diperlukan untuk dirinya sendiri. Dewan baru-baru ini mengingatkan kita tentang hal ini: “Allah yang dimaksudkan bumi dan semua yang mengandung untuk penggunaan setiap manusia dan orang-orang demikian, karena semua orang mengikuti keadilan dan bersatu dalam amal, barang yang dibuat harus berlimpah bagi mereka secara wajar. “Semua hak-hak lainnya apapun, termasuk properti dan perdagangan bebas, harus tunduk kepada prinsip ini.Mereka seharusnya tidak menghalangi tetapi pada sebaliknya mendukung penerapannya. Ini adalah tugas berat dan mendesak sosial untuk mengarahkan mereka untuk inalitas utama mereka.

b. PendalamanDiskusi

Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi kelompok membahas beberapa pertanyaan, berikut: 1 Apa inti pesan dari setiap Ajaran Sosial Gereja tersebut? 2 Apa masalah pokok dari ajaran sosial Gereja itu? 3 Apa persamaan antara Ajaran Sosial Gereja berkaitan dengan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat dengan ajaran Pancasila serta UUD 1945

c. Melaporkan hasil diskusi

Guru meminta peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya masing-masing dan ditanggapi oleh kelompok lain.

d. Peneguhan

Guru memberikan penjelasan setelah mendengarkan laporan hasil diskusi kelompok peserta didik. 1 Saat ini Gereja sangat prihatin terhadap masalah-masalah keadilan sosial. Ensiklik-ensiklik para paus merupakan acuan bagi ajaran sosial Gereja, namun bukan satu-satunya. Di samping ensiklik-ensiklik itu ada pernyataan dari konferensi-konferensi para uskup yang membahas bagaimana pewartaan iman harus menanggapi tantangan khas di dunia sekarang ini. misalnya: a Ensklik Rerum Novarum Paus Leo XIII dan Quadragessimo Anno Paus Pius XI antara lain berbicara tentang keadilan terhadap para buruh. 148 Kelas XII SMASMK b Ensiklik Pacem in Terris Paus Yohanes XXIII berbicara tentang perdamaian antara bangsa-bangsa dalam kebenaran, keadilan, dan kemerdekaan. c Ensiklik Populorum Progressio Paus Paulus VI menyinggung tentang kesenjangan antara negara-negara kaya dan negara-negara miskin di dunia ini. 4. Dalam seluruh ajaran sosial Gereja ini secara garis besar dapat dibedakan dalam empat tema yang berkembang setapak demi setapak. Keempat tema itu tetap menunjuk pada masalah-masalah pokok keadilan yang kita hadapi dewasa ini, yakni: a. supaya kerja dihargai dan agar semua orang dapat memperoleh nafkah yang wajar; b. supaya hidup masyarakat dan negara ditata secara demokratis; c. supaya diatasi kesenjangan antara hidup dalam kelimpahan dan kemiskinan yang ekstrem; d. supaya penindasan diakhiri dan pembebasan dimajukan. Langkah ketiga: Menghayati visi negara dan visi Gereja sebagai landasan perjuangan atas nilai-nilai penting dalam masyarakat

1. Releksi

Guru mengajak peserta didik untuk membuat releksi tentang doktrin negara Pancasila dan UUD 1945 dan doktrin Gereja sebagai landasan untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat.

2. Aksi

Guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan sosial, misalnya mengumpulkan natura untuk membantu mereka yang lemah secara ekonomi, entah orang-orang dalam lingkungan sekolah atau di luar, seperti anak-anak panti asuhan, dan lain sebagainya. Guru mengajak peserta didik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa: Doa Penutup Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah- Mu yang tak terhingga bagi bangsa dan negara kami. Bimbinglaah para penyelenggara negara serta seluruh masyarakat Indonesia untuk mewu-