Pengalaman persahabatan antarumat beragama

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 245 Kontingen MTQ Banten tinggal di wisma keuskupan Amboina Upaya menghargai keberagaman sebagai wujud toleransi antarumat beragama ditunjukkan Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC dengan menampung kailah kontingen Musabaqah Tilawatil Quran MTQ asal Provinsi Banten di kediamannya di Kawasan Batu Gaja, Ambon. Anggota kailah yang menempati wisma Keuskupan Amboina dari Provinsi Banten di antaranya adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banten, Asisten III Pemkab Banten, Rektor Universitas Tirta Yasa Banten, Prof Dr Hidayat, dan belasan anggota kailah lainnya. Saat ditemui di Keuskupan Amboina, Kamis 762012 pagi, sejumlah anggota kailah tengah menikmati sarapan pagi bersama Uskup Mandagi, suasana hangat penuh kekeluargaan terlihat jelas saat para anggota kailah dan uskup duduk semeja memulai sarapan pagi. Uskup mengatakan, apa yang dilakukannya merupakan wujud tanggung jawab moral sebagai anak bangsa untuk terus memupuk tali persaudaraan antarsesama umat beragama. Baginya, selain ingin menghargai pelaksanaan MTQ yang sarat makna keagamaan, apa yang dilakukan merupakan bentuk dukungan nyata umat Katolik di Maluku terhadap suksesnya MTQ tingkat nasional ke XXIV di Kota Ambon. “Saya bersyukur sekali. Inilah wujud tanggung jawab moral umat Katolik di Maluku dalam mendukung dan menyukseskan MTQ di Kota Ambon,” kata Uskup Mandagi seperti dilansir kompas.com. Uskup mengakui, jauh sebelum kedatangan para kailah, dirinya telah meminta izin dari ketua panitia MTQ untuk menempatkan sebagian anggota kailah di Keuskupan. ”Saya meminta kepada ketua panitia agar ada anggota kailah yang ditempatkan di Keuskupan dan saya jamin mereka,” ungkapnya. Asisten III Kabupaten Banten Uetik, yang juga salah satu anggota kailah, mengatakan sangat senang dan bahagia dapat menempati Keuskupan. Ia pun mengaku bangga bisa ditempatkan di Keuskupan. Uetik bahkan mengungkapkan, toleransi antarumat beragama di Banten benar-benar dirasakannya di Kota Ambon. ”Ini sesuatu hal yang sangat unik yang sulit ditemukan di manapun. Saya sangat senang dan tidak ada kekhawatiran sedikit pun,” ujarnya. Uetik mengatakan, saat ini ada 15 orang yang tinggal di Keuskupan dan akan bertambah karena sejumlah anggota kailah asal Banten, termasuk Bupati Banten, juga direncanakan akan menginap di Keuskupan. “Nanti sebentar ada tambahan lagi, kemungkinan besar Pak Bupati juga akan menginap di sini,” tuturnya. Sumber: http:indonesia.ucanews.com20120607kontingen-mtq-banten-tinggal-di-wisma- keuskupan-amboina. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2014 246 Kelas XII SMA

b. PendalamanDiskusi

1 Guru memancing peserta didik untuk bertanya setelah membaca kisah di Ambon tersebut. 2 Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dengan beberapa pertanyaan, misalnya: a Apa yang dikisahkan dalam berita itu? b Apa pesan dan kesanmu terhadap cerita tersebut? c Apa yang menjadi akar masalah terjadinya benturan atau pertikaian antarumat beragama di Indonesia? 3 Guru mengajak peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya, dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, atau bertanya untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam.

c. Peneguhan

Guru memberi penjelasan untuk memperkaya wawasan peserta didik misalnya sebagai berikut: Kisah tentang kontingen MTQ tingkat nasional dari propinsi Banten yang menginap di wisma keuskupan Ambon menggambarkan perwujudan kerja sama yang baik antarumat beragama untuk membangun persaudaraan sejati. Kita sebagai satu warga bangsa perlu saling membuka diri untuk bekerja sama membangun semangat persaudaraan sejati yang sejatinya diajarkan oleh semua agama dan kepercayaan yang di bumi Indonesia.

2. Mendalami Masalah-masalah dalam kehidupan beragama

a. PendalamanDiskusi

Peserta didik diminta untuk menelusuri untuk menemukan fakta kerusuhan antarpemeluk agama, sebab kerusuhan antarpemeluk agama serta akibat yang ditimbulkan dari kerusuhan itu.

b. Melaporkan hasil diskusi

Guru mengajak peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain diminta untuk menanggapi laporan dari kelompok lain dengan bertanya atau mengkritisinya.

c. Peneguhan

Guru memberikan penjelasan untuk memperkaya wawasan peserta didik tentang permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan beragama. 1 Berbagai Fakta Kerusuhan Antarpemeluk Agama a Di Irlandia Utara sering terjadi kerusuhan dan perang antara umat Katolik dan umat Protestan. Kerusuhan ini sudah berlangsung sangat lama. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 247 b Di Khasmir sering ada kerusuhan dan perang antara umat Hindu dan Islam. c Di beberapa negara Timur Tengah hingga kini terjadi kekerasan terhadap penganut-penganut agama kristen. Banyak umat kristen telah diusir atau dipaksa masuk agama tertentu. Begitupun di Afrika sering terjadi kerusuhan antar-pemeluk agama Kristen dan Islam. d Di Eropa dan Amerika sering terjadi intimidasi terhadap agama minoritas Islam. e. Di Tanah Air sudah sering terjadi kerusuhan antar-pemeluk agama, khususnya antara umat Islam dan Kristen di beberapa tempat, baik dalam skala kecil maupun besar. 2 Sebab-Sebab Kerusuhan Antarpemeluk Agama Ada banyak sebab terjadinya kerusuhan bernuansa agama, antara lain; a Agama sering diperalat atau ditunggangi demi kepentingan lain yang bersifat politis dan ekonomis. b Fanatisme sempit karena kurang memahami agamanya sendiri dan agama orang lain. c Merasa posisi dan pengaruhnya terancam karena adanya agama lain. Merasa agama lain sebagai saingan. d Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk agama lain. Hal ini sering membakar emosi massa, karena agama sering diyakini sebagai benteng terakhir untuk menegakkan martabat pribadi atau kelompoknya. 3 Akibat Kerusuhan Antarpemeluk Agama Kerusuhan antar-pemeluk agama dapat terjadi sangat lama dan sangat kejam. Akibat dari kerusuhan ini dapat sangat parah dan fatal, antara lain: a Hilangnya banyak nyawa secara sia-sia, bahkan nyawa orang- orang yang tidak berdosa. b Terjadinya gelombang pengungsian, sebab mereka takut dan sudah kehilangan segala-galanya. c Hancurnya sarana-sarana ibadat serta rumah-rumah penduduk serta properti lainnya. d Trauma yang berkepanjangan bagi mereka yang telah meng- alaminya. e Kegiatan baik ekonomi, pendidikan, maupun keagamaan terganggu sehingga menyengsarakan masyarakat pada umumnya.