Peneguhan Mendalami Masalah-masalah dalam kehidupan beragama

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 247 b Di Khasmir sering ada kerusuhan dan perang antara umat Hindu dan Islam. c Di beberapa negara Timur Tengah hingga kini terjadi kekerasan terhadap penganut-penganut agama kristen. Banyak umat kristen telah diusir atau dipaksa masuk agama tertentu. Begitupun di Afrika sering terjadi kerusuhan antar-pemeluk agama Kristen dan Islam. d Di Eropa dan Amerika sering terjadi intimidasi terhadap agama minoritas Islam. e. Di Tanah Air sudah sering terjadi kerusuhan antar-pemeluk agama, khususnya antara umat Islam dan Kristen di beberapa tempat, baik dalam skala kecil maupun besar. 2 Sebab-Sebab Kerusuhan Antarpemeluk Agama Ada banyak sebab terjadinya kerusuhan bernuansa agama, antara lain; a Agama sering diperalat atau ditunggangi demi kepentingan lain yang bersifat politis dan ekonomis. b Fanatisme sempit karena kurang memahami agamanya sendiri dan agama orang lain. c Merasa posisi dan pengaruhnya terancam karena adanya agama lain. Merasa agama lain sebagai saingan. d Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk agama lain. Hal ini sering membakar emosi massa, karena agama sering diyakini sebagai benteng terakhir untuk menegakkan martabat pribadi atau kelompoknya. 3 Akibat Kerusuhan Antarpemeluk Agama Kerusuhan antar-pemeluk agama dapat terjadi sangat lama dan sangat kejam. Akibat dari kerusuhan ini dapat sangat parah dan fatal, antara lain: a Hilangnya banyak nyawa secara sia-sia, bahkan nyawa orang- orang yang tidak berdosa. b Terjadinya gelombang pengungsian, sebab mereka takut dan sudah kehilangan segala-galanya. c Hancurnya sarana-sarana ibadat serta rumah-rumah penduduk serta properti lainnya. d Trauma yang berkepanjangan bagi mereka yang telah meng- alaminya. e Kegiatan baik ekonomi, pendidikan, maupun keagamaan terganggu sehingga menyengsarakan masyarakat pada umumnya. 248 Kelas XII SMA 4 Masalah-masalah mendasar dalam kehidupan agama Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukan di atas, maka dapat dilihat tiga masalah pokok yang kiranya menjadi sumber permasalahan agama sekarang ini yaitu, fanatisme, takhayul, dan fatalisme. a Fanatisme • Fanatisme adalah sikap yang hanya menonjolkan agamanya sendiri dengan kecenderungan menghina agama lain dan mengurangi hak hidupnya. Fanatisme sering mengarah ke dominasi politik dan cita-cita mendirikan negara agama. Sebab-sebab dari fanatisme agama itu kompleks. Antara lain: kurang mengenal agama lain karena hidup dalam daerah tertutup, pendidikan agama yang sempit dan defensif yang mencari-cari kejelekan dari agama lain, rasa bangga yang berlebihan atas kejayaan agamanya sendiri dengan tidak melihat kekurangan-kekurangan diri, rasa takut akan kemajuan agama lain, dan lain-lain. Sebab-sebab ini umumnya kurang disadari, sehingga fanatisme bisa sampai menutup diri sama sekali terhadap agama lain, membabibuta dan bertahan lama sekali. Sebab yang utama dari fanatisme agama adalah tidak adanya keyakian yang tenang, dewasa, realistis dan terbuka. • Fanatisme adalah sikap mental yang paling berbahaya untuk perkembangan pribadi, kesatuan bangsa dan kerukunan internasional. Perkembangan pribadi dicekik, karena fanatisme membelenggu orang-orang dalam pandangan hidup yang tetap sama, statis, tertutup, sehingga tidak ada evolusi dan perluasan pandangan yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan akhlak. Fanatisme ini juga cenderung mencurigai hasil-hasil ilmu pengetahuan dan dengan demikian menanam kebodohan. • Sejarah agama-agama besar banyak dinodai oleh fanatisme agama. Tak ada satu agama besarpun yang bersih dalam hal ini. Perang-perang dashyat dicetuskan oleh fanatisme. Misalnya, Perang Salib pada abad pertengahan, yang berkobar antara bangsa-bangasa penganut agama Kristen dan Islam. b Takhayul • Takhayul adalah kepercayaan yang terlalu besar akan benda atau perayaan tertentu, untuk dengan demikian mendapat bantuan dari Tuhan. Orang sebetulnya lebih percaya akan benda atau perayaan tertentu daripada akan Tuhan sendiri. Takhayul terutama merajalela dikalangan bangsa yang menganut agama primitif, yaitu animisme. Manusia, hampir selalu dengan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 249 perantaraan seorang imam atau dukun, dengan perayaan- perayaan tertentu, seperti pengorbanan, persembahan, penyiksaan, bertapa, matiraga, berusaha mencegah pengaruh roh-roh jahat dan mendapat bantuan dari roh-roh yang baik. • Tempat-tempat tertentu, lebih-lebih kuburan dianggap keramat. Diambil tanah dari situ untuk mendapatkan berkat. Atau sebaliknya tempat-tempat tertentu dianggap angker. Orang-orang berpandangan bahwa tempat-tempat itu diduduki oleh roh-roh jahat. • Takhayul dapat berkembang menuju ilmu hitam jika ia bermaksud dengan bantuan dari roh-roh merugikan sesama manusia, dimana ia mengabdikan Tuhan, atau kekuasaan adikodrati untuk kepentingannya sendiri. Tuhan harus melayani kepentingan manusia. • Dengan perayaan tertentu, misalnya dengan mengucapkan mantera, ia seakan-akan mau memaksa Tuhan atau roh untuk melakukan sesuatu baginya. Takhayul merusak iman yang sejati, menutup terhadap ilmu pengetahuan, dan sering memboroskan uang. • Tak dapat disangkal bahwa takhayul di Indonesia, baik di kota maupun di daerah, masih cukup kuat. Takhayul membelenggu jiwa dalam ketakutan. c Fatalisme • Fatalisme adalah sikap mudah menyerah pada nasib. Sebab- sebabnya sering kali adalah kekurangan tenaga dibantu oleh alasan-alasan religius. Nasib dianggap ditakdirkan oleh Tuhan. • Sikap fatalistis mengakibatkan manusia kurang berusaha menentang sengsara, terlalu mudah menghibur diri dengan perayaan-perayaan keagamaan dan menantikan surga. Orang- orang fatalis mempunyai pandangan tentang Tuhan yang picik dan paham yang tidak realistis tentang dunia. Tuhan seakan- akan menakdirkan segala nasib buruk. Ia mudah lari ke dalam impian idealistis. Misalnya, jika dalam perkawinan ada suatu ketegangan, cepat diambil kesimpulan bahwa jodoh ini memang tidak ditakdirkan oleh Tuhan, jadi baiknya diceraikan saja. • Fatalisme di Indonesia yang bercokol di belakang topeng agama melumpuhkan daya tekun, kekuatan untuk melawan rintangan-rintangan, dan jelas menghambat pembangunan nasional di segala bidang. 250 Kelas XII SMA

3. Mendalami fungsi-fungsi agama

a. Dialogtanya-jawab

Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dengan panduan pertanyaan- pertanyaan, misalnya seperti berikut: 1 Mengapa masih sering terjadi pertikaian antarpemeluk agama, padahal semua agama mengajarkan tentang kerukunan? 2 Apa fungsi agama-agama dalam hidup manusia? 3 Sebagai orang beragama Katolik, apa fungsimu di lingkungan dimana engkau tinggal?

b. Peneguhan

Guru memberi masukan setelah mendengarkan hasil diskusi peserta didik, misalnya sebagai berikut: 1 Dalam kerusuhan yang bernuansa agama itu, banyak orang mulai mempertanyakan lagi apa sebenarnya fungsi agama. Bukankah semua agama mengajarkan cinta kasih, kerukunan, dan persaudaraan yang sejati? Mengapa justru kerusuhan bernuansa agama dapat terjadi dan sering berlangsung sangat lama dan sangat kejam? 2 Fungsi agama pada dasarnya adalah: a Mewartakan keselamatan. Semua agama mewartakan dan menjanjikan keselamatan, bukan bencana. Karena mewartakan dan menjanjikan keselamatan itulah, maka manusia memeluk suatu agama. Manusia mendambakan keselamatan. b Mewartakan arti hidup. Agama-agama memberikan pandangan hidup dan meyakinkan penganut-penganutnya untuk menghayati pandangan hidup itu. Agama memberi jawaban atas pertanyaan hidup: dari mana asal hidup manusia, apa makna hidup manusia, apa tujuan hidup manusia, dsb. Menghayati pandangan hidup menurut agamanya akan membuat manusia bahagia dan selamat. c Mengajarkan cara hidup. Semua agama mengajarkan kepada para penganutnya untuk hidup baik; hidup beretika dan hidup bermoral; hidup yang baik akan membahagiakan dan menyelamatkan. 3 Dlihat dari fungsi-fungsi agama itu, sebenarnya sulit dipahami bahwa ada kerusuhan dan bencana yang disebabkan oleh agama. Hal itu dapat terjadi hanya kalau agama itu ditunggangi oleh kepentingan lain atau tidak dipahami. Maka, semua penganut agama-agama diharapkan untuk menyadari fungsi agama yang sebenarnya dan berusaha untuk menjalin kerja sama dalam persaudaraan yang sejati, karena cita-cita semua agama sebenarnya sama, yaitu keselamatan manusia. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 251 Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang Membangun Persaudaraan Antarpemeluk Agama

1. Menggali Ajaran Kitab Suci

a. Menelusuri Ajaran Kitab Suci

1 Guru mengajak peserta didik untuk menemukan ajaran-ajaran Yesus dalam Kitab Suci Perjanjian Baru tentang pentingnya dialog untuk membangun persaudaraan sejati. 2 Guru mengajak peserta didik untuk menyimak Injil Lukas 10:25-37 berikut ini buka teks Kitab Suci, atau lihat buku siswa halaman 131

b. PendalamanDiskusi

Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi kelas dengan panduan beberapa pertanyaan, misalnya: 1 Apa yang dikisahkan dalam cerita Injil itu? 2 Apa ajaran Yesus tentang sesama? 3 Bagaimana caranya mewujudkan persaudaraan sejati menurut kisah itu? 4 Bagaimana sikapmu sebagai pengikut Kristus dalam pergaulan hidupmu sehari-hari?

c. Peneguhan

Sikap Yesus tegas dalam hal membangun persaudaraan sejati tanpa mengenal latarbelakang, atau asal usul seseorang. Hal itu tampak dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Orang Samaria itu sanggup menjadi sesama bagi orang lain yang menderita, tanpa memandang asal-usul dan latar belakang hidupnya. Orang yang berbeda suku, agama, cara beribadah, dan berbeda kebudayaannya ditolongnya, dikasihinya sepenuh hati dengan segenap jiwa dan akal budinya. Itulah persaudaraan sejati. Persaudaraan sejati antara manusia dan sesama makhluk Tuhan. Persaudaraan sejati tidak dibatasi oleh ikatan darah, suku, atau agama. Setiap manusia siapa pun dia sungguh harus dikasihi sebagai saudara dan sesama.

2. Menggali Ajaran Gereja

a. Menelusuri Ajaran Gereja

1 Guru mengajak peserta didik untuk menemukan ajaran-ajaran Gereja tentang pentingnya dialog untuk membangun persaudaraan sejati. 2 Guru mengajak peserta didik untuk menyimak kembali dokumen berikut ini.