Menggali ajaran Kitab Suci tentang perdamaian

112 Kelas XII SMASMK uang, supaya aku dapat minum; hanya izinkanlah aku lewat dengan berjalan kaki 29 seperti yang diperbuat kepadaku oleh bani Esau yang diam di Seir dan oleh orang Moab yang diam di Ar -- sampai aku menyeberangi sungai Yordan pergi ke negeri yang diberikan kepada kami oleh TUHAN, Allah kami. Yoh. 14: 27 27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yoh 16: 33 33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Luk 1: 78-79 78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, 79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera. Mat 5: 39 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

2 PendalamanDiskusi

a Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan- pertanyaan berdasarkan teks-teks Kitab Suci tersebut di atas. b Guru mengajak peserta didik untuk berdialog, dengan pertanyaan- pertanyaan berikut: • Apa pesan Kitab Ulangan 2:26-29 tentang perdamaian? • Apa ajaran Yesus tentang perdamaian Yoh. 14: 27; Yoh 16: 33; Luk 1: 78-79 dan Mat 5:39? • Apa yang dapat kita lakukan untuk menciptakan perdamaian dan persaudaraan dalam hidup sehari-hari?

3 Peneguhan

Guru memberikan masukan setelah mendapat jawaban dari peserta didik. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 113 a Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu” Yoh. 14: 27. Damai macam apakah yang ditinggalkan oleh Yesus bagi kita? b Orang pada zaman Yesus mengharapkan damai secara politis, yakni diusirnya penjajah dari negeri mereka, sehingga tidak ada perang dan penindasan lagi. Yesus menegaskan: “Aku bukan pembawa damai seperti yang kalian pikirkan. Aku memang pembawa damai, sebab inilah salah satu ciri khas mesias sejati” bdk. Luk 1: 79. Namun, damai itu bukan semacam ketenangan murahan, damai politis, seperti yang biasanya dibayangkan orang. Yesus mengajarkan perdamaian yang jauh lebih mendalam. c Damai yang diajarkan oleh Yesus membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan. Damai itu benar-benar damai bagi mereka yang sejiwa dengan Yesus. Damai adalah suatu pencapaian kebenaran dan hasil perjuangan serta pergulatan batin. Ini bukan damai lahiriah yang tergantung pada manusia lain, tetapi damai batiniah yang sepenuhnya berakar dalam kebenaran, yaitu di dalam diri Yesus. d Damai itu bukan hanya tidak ada perang atau kekacauan. Lebih dari itu, damai berarti suatu rasa ketenangan hati karena orang memiliki hubungan yang bersih dengan Tuhan, sesama, dan dunia. Damai sejahtera yang menampakkan Kerajaan Allah. e Damai tidak hanya ditempatkan dalam pengertian politik atau lahiriah saja. Yesus sendiri memperingatkan kita bahwa damai- Nya tidak meniadakan derita yang dijumpai para murid-Nya di dalam dunia. Dengan kata lain, damai harus diuji dengan derita. Dunia ini penuh dengan derita, tetapi Yesus penuh dengan damai. Damai yang dimiliki oleh para murid-Nya sebenarnya berasal dalam Kristus. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku”Yoh 16: 33. f Damai Tuhan inilah yang seharusnya berada dan tinggal dalam tiap hati orang. Damai yang demikian kuatnya sehingga setiap kejahatan dibalas dengan kebaikan. “Kalau orang menampar pipi kirimu, berikanlah pula pipi kananmu” lih. Mat 5: 39. Yesus menolak setiap kekerasan dalam perwartaan-Nya.

c. Menggali ajaran Gereja tentang perdamaian

1 Menelusuri ajaran Gereja tentang perdamaian Guru mengajak peserta didik untuk menyimak artikel tentang ajaran Gereja berikut ini. 114 Kelas XII SMASMK Perdamaian adalah sebuah nilai dan suatu kewajiban universal yang dilandaskan pada suatu tata susunan masyarakat yang rasional dan bermoral yang memiliki akar-akarnya di dalam Allah sendiri, sumber pertama dari keberadaan, kebenaran hakiki serta kebaikan tertinggi. Perdamaian bukan selalu berarti tidak ada perang, tidak pula dapat diartikan sekedar menjaga keseimbangan saja di antara kekuatan- kekuatan yang berlawanan. Sebaliknya, perdamaian dipijakan pada suatu pemahaman yang tepat tentang pribadi manusia dan menuntut ditegakkannya suatu tata susunan yang dilandaskan pada keadilan serta cinta kasih. Perdamaian adalah sebuah keadilan bdk. Yes 32:17 yang dipahami dalam arti luas sebagai sikap hormat terhadap keseimbangan setiap matra pribadi manusia. Perdamaian itu terancam kalau manusia tidak diberikan segala sesuatu yang menjadi haknya sebagai pribadi manusia, tatkala martabatnya tidak dihormati dan manakala kehidupan sipil tidak diarahkan kepada kesejahteraan umum. Pembelaan dan penegakan hak asasi manusia pada hakikatnya ialah demi pembangunan sebuah msyarakat yang damai serta perkembangan terpadu individu-individu, suku serta bangsa-bangsa. Perdamaian adalah juga buah cinta kasih. Perdamaian sejati dan abadi lebih merupakan persoalan cinta kasih daripada keadilan, karena fungsi keadilan hanyalah sekedar menghapuskan rintangan-rintangan menuju perdamaian. Damai berarti situasi selamat sejahtera dalam diri manusia. Perdamaian adalah keadilan. Perdamaian adalah hasil tata masyarakat manusia yang haus akan keadilan yang lebih sempurna. Walaupun demikian, perdamaian tidak pernah sekali jadi, tetapi harus selalu dibangun. Perdamaian akan tercipta bila nafsu-nafsu sombong dan serakah setiap orang dikendalikan. Perdamaian tidak dapat tercapai di dunia ini apabila manusia dengan rakus mengutamakan kepentingan pribadinya. Perdamaian akan terwujud bila kesejahteraan setiap pribadi terjamin dan manusia dengan penuh kepercayaan melakukan tukar-menukar jiwa dan bakatnya. Tekad yang kuat untuk menghormati martabat setiap orang dan bangsa lain merupakan syarat untuk terciptanya perdamaian. Selain itu, sikap bersaudara mutlak diperlukan untuk membangun perdamaian. Dengan demikian, perdamaian adalah buah cinta kasih. Apabila orang selalu menumbuhkan cinta kasih, maka perdamaian akan bertumbuh subur. Damai merupakan kesejahteraan tertinggi yang sangat diperlukan untuk perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Dalam hal ini mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil dan yang