Dialog Mengenal Kekhasan Agama Khonghucu Dialog

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 229

1. Pendiri Agama Khonghucu

Khonghucu adalah nabi dan pendiri agama Khonghucu. Ia lahir di kota Tsow di negeri Lu di dataran Cina. Ia ditinggal bapaknya waktu ia masih berusia 3 tahun dan pada usia 26 tahun ibunya juga meninggal dunia. Sejak kecil ia suka berdoa. Dalam permainan dengan teman sebayanya, ia suka memerankan diri sebagai seorang yang memimpin doa. Pada masa mudanya, ia sangat berhasil dalam tugasnya di dinas pertanian dan petenakan. Ia berhasil menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Konghucu tumbuh menjadi seorang yang jujur, hidup sederhana, dan suka memberi nasihat orang lain. Ia dikenal sebagai guru dan pemimpin yang bijaksana. Ajaran-ajaran Khonghucu terus dipelihara oleh pengikutnya dan dihayati secara pribadi sebagai jalan hidup.

2. Inti Ajaran Khonghucu

Khonghucu sangat mementingkan ajaran moral. Jika setiap orang dapat mengusahakan keharmonisan dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan maka akan tercipta perdamaian Allah. Tujuan hidup yang dicita- citakan dalam Khonghucu adalah menjadi seorang Kuncu manusia budiman. Seorang Kuncu adalah orang yang memiliki moralitas tinggi yang mendekati moralitas Sang Nabi Khonghucu. Agama Khonghucu sangat menghormati arwah leluhur. Tuhan Yang Maha Esa disebut Tuhan.

3. Hari Raya Agama Khonghucu

Imlek adalah hari raya umat Khonghucu. Imlek merupakan hari pergantian tahun atau tahun baru Cina atau Tingkok. Di Indonesia hari raya ini ditetapkan sebagai hari libur nasional, sejak masa pemerintahan presiden Abdulrahman Wahid Gus Dur dan Megawati Soekarno Putri.

4. Agama Khonghucu di Indonesia

Agama Khonghucu pada zaman pemerintahan Presiden Soekarno diakui sebagai agama resmi di Indonesia. Karena politik pemerintah Orde Baru, agama Khonghucu tidak diakui sebagai agama yang resmi. Baru pada pemerintahan Presiden Abdulrachman Wahid, agama Khonghucu mendapat angin segar kembali. Kebijaksanaan Presiden Abdulrachman Wahid itu juga diteguhkan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri.

c. Pandangan Gereja Katolik terhadap Agama Khonghucu

Konsili vatikan II dalam dekritnya tentang agama-agama bukan kristen menyatakan antara lain; “Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus, Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah